Setelah mendapatkan boneka Stitch yang dicari, Affan dan Abel melenggangkan langkahnya keluar dari book store. Abel yang bertugas untuk menemani Affan, hanya mengikuti kemana tuannya itu akan pergi.
"Kamu lapar nggak?" Affan berbalik menghadap Abel yang berjalan di belakangnya.
Abel melihat jam tangan yang berada di tangan kirinya. Jarum jamnya telah menunjukkan pukul 20:00.
Pantesan perut aku dari tadi udah teriak-teriak minta tolong. Jam makannya udah lewat sih.
Abel menoleh ke arah Affan dan memasang puppy eyes di depan pria itu. Abel sudah terlihat seperti anak anjing yang meminta makanan pada majikannya.
"Kamu mau makan apa?"
Seolah mengerti kode yang di berikan Abel, Affan lalu menanyakan kepada gadis itu ingin makan apa.
"Aku mau makan ayam goreng." Jawab Abel riang.
Affan memicingkan matanya mendengar jawaban Abel.
"Ayam goreng terlalu berlemak, nggak baik buat kamu. Kamu bilang katanya mau diet." Tolak Affan mendengar Abel ingin makan ayam goreng.
"Tadi kamu nanya sama aku mau makan apa, sekarang aku bilang pengen makan ayam goreng kamu malah nolak" cemberut Abel ketika mendengar penolakan dari Affan.
Affan mendenguskan nafasnya melihat Abel yang sedang ngambek. Affan baru saja menemukan fakta baru kalau gadis yang sekarang berdiri di sebelahnya ini ternyata masih memiliki sifat kekanakan di dalam dirinya.
'Gue berasa jalan sama Calista kalau begini' umpat Affan dalam hatinya.
Affan memilih diam berjalan menuju salah satu restoran cepat saji yang berada di Mall tersebut. Namun langkahnya terhenti begitu saja melihat antrian yang lumayan panjang.
"Tuh liat, antriannya panjang banget" ucap Affan tiba-tiba
Abel yang masih berdiri di belakang Affan menoleh dari balik tubuh pria itu. Dia melihat antrian yang memang sangat panjang. "Kalo gitu kita makan di tempat lain aja"
Affan mengulum senyum mendengar jawaban pasrah dari Abel. Sebenarnya bisa saja Affan mengantri demi mendapatkan beberapa potong ayam goreng untuk Abel, Tapi dia tidak suka gadis itu memakan junk food yang sangat tidak bagus untuk kesehatan.
"Kita ke restoran di sebelah sana aja. Makanan Indonesia jauh lebih enak daripada makanan yang kamu pengen tadi" ceramah Affan pada Abel.
Abel lalu kembali mengikuti Affan dari belakang. Affan yang merasa risih melihat gadis itu yang tampak seperti sedang mengekorinya langsung berhenti mendadak, membuat Abel yang tidak tahu Affan berhenti di depannya menubruk punggung pria itu.
"Kamu bisa gak jalan di sebelah aku, kamu tuh udah kayak pembantu kalo seperti itu" ucap Affan dengan nada membentak.
Abel menggigit bibir bawahnya saat Affan terdengar sedang memarahinya. Takut-takut ia menatap pria jangkung tersebut. Affan yang menyadari dirinya sudah kelewatan, langsung bersuara agar tidak terjadi kesalah pahaman antara dirinya dan Abel.
"Maksud aku, kamu jalan disebelah aku aja. Jangan dibelakang aku."
Abel mendengakkan kepalanya menatap Affan "aku tahu kok, aku jalan di belakang kamu agar orang lain tidak salah paham melihat kita. Sejak tadi banyak sekali mata yang tertuju ke kamu dengan tatapan kagum. Tapi saat aku jalan di sebelah kamu mereka lalu ngelihat aku dengan tatapan hina dan jijik."
Abel menjeda perkataannya, membuat Affan melihat dalam di kedua bola mata gadis itu.
"Jadi aku memutuskan jalan di belakang kamu aja. Kamu itu seperti layaknya sebuah berlian dan aku hanya sebuah kerikil, terlalu berkilau jika di sebelah aku yang kusam ini."
YOU ARE READING
My Perfect Boyfriend~
ChickLitSetelah ditinggal menikah oleh pria yang ia cintai sejak 5 tahun terakhir, membuat Abel Anita menjadi pribadi yang dingin dan cenderung menutup diri. gadis itu seakan membuat benteng tinggi untuk dirinya agar siapapun tidak dapat masuk dan mengusik...