Dengerin mulmednya di akhir bagian part ini ya... biar lebih ngena.. hahahaha
Pagi hari ini Abel sudah bersiap untuk berangkat menuju kantornya. Meskipun hari ini adalah hari sabtu, namun sabtu ini bertepatan dengan akhir bulan. Jadi kantor Abel akan mengadakan weekend briefieng sekaligus closing secara bersamaan. Abel bekerja di Gemilang Securities, salah satu perusahaan Sekuritas tertua di Indonesia.
Abel menjabat sebagai Account Officer diperusahaan tersebut dan sudah bekerja hampir dua tahun. Pekerjaan sebagai seorang Account Officer memang cukup sibuk sekaligus melelahkan. Ia tidak hanya bertugas untuk menemui dan menawarkan produk kepada nasabah yang akan menanamkan modal saham di tempat ia bekerja, tetapi juga dia harus jeli memantau perkembangan dan pergerakan saham di pasar modal setiap harinya.
Pekerjaan sebagai AO di perusahaan sekuritas memang tidak jauh berbeda dengan AO di sebuah Bank, hanya saja yang di jual oleh perusahaan Sekuritas adalah sebuah jasa berbentuk saham dan itu berarti hanya orang-orang tertentu saja yang akan tertarik untuk membelinya. Terkadang Abel menemui kesulitan ketika menawarkan produk kepada nasabah. Nasabah yang rata-rata berdasi dan beberapa diantaranya memiliki perut buncit itu sangat susah sekali untuk Abel temui.
Padahal dia harus segera mencapai target yang sudah dipatokan oleh perusahan. Minimal dia harus berhasil mendapatkan 2 Milyar setiap bulannya. Kalau dia belum mencapai target, mau tidak mau Abel harus mengejar nasabah hingga sampai kerumahnya dan pulang hingga larut malam.
"Mata kamu kenapa Bel? Kok sembab gitu?" Nina langsung menanyakan pada Abel yang ditemuinya di lobby kantor mereka.
Nina adalah teman Abel yang sama-sama menjabat sebagai Account Officer. Berbeda dengan Abel yang memiliki tubuh semok, Nina termasuk wanita yang memiliki tubuh proporsional dan memiliki leher jenjang. Saat pertama kali melihat Nina, Abel langsung berfikir mungkin di dunia ini cuma dirinya cewek gendut yang bisa bekerja sebagai seorang Account Officer. Karena sepengetahuan Abel, syarat untuk menjadi seorang AO memang harus berpenampilan menarik. 'Aku juga menarik kok, menarik untuk di bully' Batin Abel saat itu.
"Iya nih, di pipisin sama kecoa tadi malam. Makanya Jadi sembab begini" kilah Abel.
"Di pipisan kecoa? Hahaha ada-ada aja kamu Bel. Mana ada kecoa bisa pipis. Yang ada kamu yang pipisin si kecoa" Nina tertawa mendengar penuturan Abel.
Teman-teman kantor Abel memang tidak ada yang tahu bagaimana perjalanan cinta seorang Abel Anita. Abel memang sangat tertutup untuk urusan pribadinya. Dia tidak ingin kehidupan pribadinya terlalu di kepo-in oleh orang lain. Apalagi kalau mereka sampai tahu ternyata Abel di tinggal nikah oleh pacar dan sahabatnya itu. Bisa-bisa dirinya menjadi top line perbincangan di kantornya dan sudah dapat di tebak orang-orang di kantornya pasti akan menatapnya dengan iba kalau sampai mereka tahu.
Mengingat pernikahan, Abel kembali menekukkan wajahnya ketika terlintas di pikirannya kalau hari ini adalah hari yang paling membahagiakan bagi Haris dan juga Diana. Abel masih belum Bisa menerima kenyataan ini. Sebenarnya Dia tidak ingin pergi ke kantor. tetapi jika dia tetap membiarkan dirinya di rumah, Abel pasti akan semakin kacau. Dengan dia menyibukkan dirinya, setidaknya rasa sakit di hatinya akan teralihkan dengan pekerjaan yang sudah menantinya di kantor.
"Hussh melamun aja. Oh ya, tadi kamu dicariin sama pak Cipto Bel. Katanya temui dia diruangannya jam 9 nanti" Nina menyadarkan Abel yang tengah melamun sekaligus mengatakan maksud ia menemui Abel.
"Pak Cipto? Serius? Kenapa dia nyariin aku?" Tanya Abel penasaran dan Nina hanya mengernyitkan bahu sebagai jawaban dari pertanyaan Abel.
★★★★★
YOU ARE READING
My Perfect Boyfriend~
ChickLitSetelah ditinggal menikah oleh pria yang ia cintai sejak 5 tahun terakhir, membuat Abel Anita menjadi pribadi yang dingin dan cenderung menutup diri. gadis itu seakan membuat benteng tinggi untuk dirinya agar siapapun tidak dapat masuk dan mengusik...