My Perfect Boyfriend - 17

2.8K 217 12
                                    

Abel mematutkan dirinya berulang kali di depan cermin, memastikan kembali bahwa tidak ada sedikitpun sesuatu yang mengganggu penampilannya. Gadis itu tengah bersiap untuk kencan dengan Affan. Meskipun Abel belum resmi memploklamirkan hubungannya dengan Affan, tapi lelaki itu seenak jidatnya sudah memberitahukan kepada semua orang bahwa dia adalah pacar Abel.

Sampai-sampai orang seisi kantornya juga mengetahui kalau mereka berdua memiliki hubungan yang lebih dari sekedar teman. Bukan tidak mungkin, para wanita di kantor yang mengidolakan Affan merasa patah hati dan tidak sedikit yang mencibir Abel baik secara fisik dan penampilan serta mulut pedas mereka mengatakan bahwa seujung kukupun Abel tidak pantas di sandingkan oleh Affan. Awalnya Abel risih bahkan gadis imut itu sampai menangis mendengar perkataan mereka, namun Affan yang selalu ada di sisi Abel menyemangati gadis itu agar tidak menggubris perkataan mereka.

"Kayaknya udah pas deh, nggak ada yang aneh juga kok" Abel berbicara sendiri di depan cermin.

Kemudian Abel mendengar suara klackson mobil. Lalu cepat-cepat ia bergegas turun kebawah untuk bertemu dengan pria yang sudah ia nantikan sejak tadi. Di baseman asrama Abel, Affan sudah terlihat keluar dari mobilnya. Sambil mengeluarkan sebungkus rokok dari saku celananya, pria itu lalu menyalakan rokok tersebut sambil menyandarkan tubuhnya  di mobil kepunyaannya membuat asap rokok yang dihisap mengepul disekitar lelaki tersebut.

"Kamu masih ngerokok ternyata" kesal Abel pada Affan yang di lihatnya sedang merokok.

"Sebatang doang. lagian mana bisa aku langsung berhenti gitu, itu semuakan butuh proses." Affan menanggapi perkataan Abel.

Abel memutar bola matanya jengah. Sejujurnya dia memang tidak suka cowok perokok. Baginya cowok perokok adalah tipikal bukan cowok penyayang. Sama tubuhnya saja dia tidak sayang, bagaimana dengan orang lain.

"Ya udah, kali ini aku izinin. Tapi besok-besok jangan lagi." kata Abel seakan malas beradu argumen dengan pria itu.

Affan melirik Abel sekilas. Melihat tampilan dari gadis pujaannya tersebut "Kok kamu pake baju begini?"

Abel yang mendengar itu pun melihat ke seluruh bagian tubuhnya. Dia merasa tidak ada yang salah dengan tampilannya, apalagi bajunya tetap bersih tidak ada sedikitpun noda yang menempel.

"Baju aku emang kenapa? nggak kotor, liat ini" kata Abel sambil menyodorkan bagian bawah bajunya pada Affan.

Kali ini Affan yang dibuat jengah. Pria itu lalu berdiri menghadap Abel.

"Kita bukan mau pergi ke mall sayang, masa kamu cuma pake kaos di lapis kardigan doang." Jelas Affan mengelus rambut Abel pelan.

Darah Abel mendadak berdesir karena Affan. Meskipun pria itu sering mengelus rambutnya, tapi entah kenapa beda sekali dengan hari ini.

"Ya udah bentar, aku ke kamar sebentar buat ganti baju." Ucap Abel dengan nada yang sedikit tercekat.

Ia lalu berjalan cepat menuju kamarnya. Abel masih bingung apa salahnya dia berpakaian seperti ini. Toh, Affan cuma bilang di pesan WAnya kalau mereka hanya pergi sebentar untuk makan malam.

"Maksud Affan gimana sih, aku disuruh pake gamis gitu?" Abel berkomat-kamit sambil memilih baju apa yang pantas dia kenakan.

"Astaga jadi isi lemari kamu cuma pakaian begini semua!"

Abel hampir saja melemparkan celana jeansnya ketika mendengar suara Affan yang secara tiba-tiba sudah berada di dalam kamarnya.

"Kamu ngapain masuk! Ntar diliat anak-anak asrama yang lain bisa bahaya loh!" Kata Abel sambil mendorong tubuh Affan agar segera keluar dari kamarnya.

My Perfect Boyfriend~Where stories live. Discover now