1.0

212 21 10
                                    

Selesai berbelanja, Namjoon dan Seokjin memutuskan untuk menghampiri cafè favorit Namjoon untuk istirahat sejenak.

Sesampainya disana, hari itu cafè tidak terlalu ramai. Hanya ada beberapa pasangan yang mengisi sudut-sudut cafè tersebut.

Seokjin duduk di salah satu kursi yang berada di pojok cafè, dekat dengan jendela. Tempat favoritnya. Sedangkan Namjoon pergi untuk membeli minuman dan mungkin beberapa makanan ringan. Setelah selesai, ia pun berjalan menghampiri Seokjin.

Tetapi ditengah langkahnya ia bertubrukan dengan seorang pemuda yang lebih pendek darinya.

Untung saja coffee yang ia genggam tidak tumpah. Pikirnya.

Ia pun segera menoleh ke arah pemuda yang saat itu berada di depannya. Pemuda itu mengenakan sweater garis-garis, dengan masker hitam yang menutupi sebagian wajahnya serta topi hitam yang menutupi sebagian besar rambutnya.

Karena tinggi pemuda tersebut lebih pendek dari Namjoon, ia pun tidak dapat melihat dengan jelas wajah pemuda tersebut.

Setelah sedikit membungkuk dan meminta maaf kepada pemuda didepannya, Namjoon pun melanjutkan langkahnya dan pergi meninggalkan pemuda tersebut yang masih mematung ditempatnya sambil terus memandangi punggung Namjoon dari kejauhan.

Pemuda tersebut berkata pelan dibalik masker hitamnya,

"Aku merindukanmu, hyung.."

.                .                  .                .

Esoknya, tepat setengah tahun setelah kepergian Jimin. BTS memutuskan untuk kembali latihan seperti biasa. Pukul 10 pagi mereka pergi bersama sang manajer ke gedung tempat mereka biasa latihan.

Jungkook yang tidak tahu apa apa itu hanya mengikuti Taehyung dari belakang layaknya anak kecil. Taehyung hanya tersenyum kecil melihat kelakuan Jungkook.

-

Selama latihan, Jungkook selalu dibimbing oleh Hoseok dan Taehyung. Walaupun ia tidak begitu ingat soal gerakan gerakan dari lagu mereka, tetapi ia cepat menghafalnya.

Setelah 2 jam mereka berlatih, mereka pun memutuskan untuk istirahat.

Taehyung yang sedang meluruskan kakinya sembari menyenderkan punggungnya pada tembok, kaget begitu mendapati Jungkook yang tiba tiba menghampirinya dan berbaring di pahanya.

Hal ini membuat Taehyung salah tingkah dan berusaha untuk tidak memandang Jungkook yang sedang berbaring didepannya. Jungkook hanya tersenyum lebar ke arah Taehyung.

"Hyung~ apa kehidupanku memang selelah ini, ya?" Tanya Jungkook dengan nada manja.

Taehyung tertawa kecil mendengar pertanyaan dongsaengnya itu. Kemudian ia menatap wajah Jungkook yang berada di depannya dan mencubit pipinya.

"Bahkan lebih melelahkan dari ini." Jawabnya sambil tersenyum dan kemudian bangkit meninggalkan Jungkook yang masih terbaring.

Tanpa Jungkook sadari, wajahnya sudah mulai memerah. Saat ia merasakan wajahnya memanas, ia pun menyentuh dadanya

'Kenapa jantungku berdetak tidak karuan?'

.                .                .                 . 

Taehyung baru keluar dari kamar mandi saat mendengar handphonenya berbunyi. Sambil mengeringkan rambutnya dengan handuk kecil yang ia kalungkan dilehernya, ia segera meraih handphonenya dan melihat notifikasi pesan masuk.

Sambil berjalan ke kamarnya, ia melihat isi pesan itu. Sedikit kaget saat melihat siapa pengirimnya, ia pun tetap membuka pesan tersebut.

Sembari mendudukan dirinya di tepi kasur, ia membaca isi pesan tersebut.



From: Park Jimin

Kau seharusnya melindunginya saat itu.

-Tbc.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 02, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Passed ✧ jjk.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang