kehidupan baru~

125 10 7
                                    

Meisya pov•
Jam menunjukkan pukul 20.00 wib. Aku berjalan di lorong yang gelap, aku bingung entah kemana aku harus pergi.
Aku sangat hilang arah sekarang.
Kejadian tadi siang sangat membuat keadaan menjadi panas tak karuan!

Aku sangat tak berdaya!
Dasar lemah!!
Aku hanya bisa menangisi kehidupan yang sangat kejam..

Dari kejauhan aku melihat kabut hitam yang menggumpal, perlahan-lahan kabut itu semakin tebal dan pekat. Aku mendekati kabut yang berada di ujung lorong itu. Itu mungkin menyeramkan tapi entahlah apa yang terjadi dengan diri ku ini, seperti ada yang menuntun ku untuk mendekati kabut tersebut..

Aku sekarang sudah berada sangat dekat dengan kabut itu, kabut itu membuat mata ku perih, baunya pun sangat menyengat di hidung ku..

"Awww!!"
Aku menjerit kesakitan, semua badan ku terasa di tusuk-tusuk sangat kabut itu menyelimuti seluruh badan ku.

Brukk!!

Meisya pov end•

||||

Dua pria sedang berjalan di lorong sempit dan kumuh. Mereka seperti sedang berdebat satu sama lain

"Sudah ikut saja dengan ku, kita lakukan saja tugas ini !"

"Tidak!! Aku tidak mau! Kau itu bodoh ya, kita dalam satu hari ini mengerjakan pekerjaan lebih dari peraturan! Aku tidak mau lah.. aku lelah bodoh!" Gerutu teman rekannya

"Heh! Yang bodoh itu kamu.." saut pria itu kesal,
ia menggempal tangannya dengan penuh amarah. Rasanya ia ingin sekali menampar bolak balik wajah taman rekannya itu.

"Hah! Ayolah aku hanya bercanda.." sambil menepuk pundak teman nya yang sudah penuh amarah itu.
.
.

"Woah... Hei lihat itu ada gadis cantik.." teman rekannya itu menunjuk wanita yang berada di depan mereka.

"... lebih baik kamu pergi, dan selesaikan pekerjaan mu itu sediri!" ia memutarkan bola matanya dan menggigit bibir bawahnya tanda kesal dan geram

"Mmm..Baiklah"
Teman rekannya itu pun meninggalkannya secepat kilat.

Ia melirik dan menyipitkan mata nya ke arah wanita tersebut. Wanita itu terlihat mendekatinya..

"Siapa wanita itu?"
Tanya pria itu kepada dirinya sendiri

"Di -- "

Brukk!!

Wanita itu terjatuh tapt di hadapannya, entah apa yang terjadi pada wanita itu.
Pria itu segera mengangkat wanita mungil tersebut dan membawa nya pergi.

|||

Angin malam yang begitu deras menampar badan ku membuat ku terbangun dari mimpi ku. Aku berusaha mengembalikan nyawa..

"Ak..Aku.. ada..ada..d..di..dii..mana?!" Tanya Meisya melotot melihat sekelilingnya.

Ia berada di suatu tempat yang aneh, di sebuah ruangan tapi itu sangat besar...

Tak..tok..tak..tokk !!

Ia mendengar suara sepatu wanita di dekatnya, sepertinya ada seseorang yang menghampirinya.
"Halo?" Wanita kecil itu menegur Meisya dengan sumeringah

"Hah!!!"
"Kau? Kau ini siapa?!" Teriak Meisya kaget bukan kepalang

"Jangan takut Meisya, kami tidak akan mengganggu mu.." ucap wanita yang tiba-tiba muncul dari belakang kabut abu.

Sepertinya aku kenal dengan kata-kata itu..
Dia?
Dia yang menghampiri ku tadi sore?!!

Siapa mereka sebenarnya? Mengapa mereka bisa mengetahui nama ku..

"Perkenalkan, aku adalah Quenyra. Aku adalah ratu"
Ucapnya sambil menjulurkan tangan kanannya ke arah Meisya, isyarat menyuruh meisya untuk berdiri dari tempat istirahatnya itu.

"Khem.." Meisya terlihat sangat pucat. Dengan susah ia menelan air ludah nya itu.

"Aku bisa berdiri sendiri!" seru Meisya.

"Baiklah.. " jawab Quenyra.

"Jadi apakah kau berminat? Meisya Angelica?" Ia mengelilingi tubuhku dengan kedua tangan dilipat di depan dada nya.

"Be..ber..berminat? Berminat apanya?" Tanya Meisya pura-pura tidak tahu. Muka Meisya sangat pucat dan keringat sudah membasahi seluruh tubuhnya

"Meisya! Aku tak perlu persetujuan mu lagi sekarang.. karena kau telah aku kutuk.." Ia tersenyum miring kepada ku

"Apa yang kau maksud Quenyra?"

"Ya, kau sekarang telah ku kutuk sebagai makhluk yang akan merencanakan nasib buruk seseorang. Nasib buruk seseorang ada di tangan mu Meisya.." ia menatap mata hazel ku dengan senyum lebarnya.

"Ini, ambilah buku ini.  buku inilah yang akan kau pakai nanti untuk merencanakan nasib seorang Meisya" sambungnya dan Quenyra memberikan sebuah buku hitam dengan ukiran silver yang unik.

Meisya membuka buku itu dan ia melihat sebuah tulisan di halaman pertama nya, ia melihat ada yang aneh di halaman itu..

[Hari ini, jam 21:15 wib]
•Meisya Angelica
•Mati

Aku menatap pelan Quenyra yang berada di depan ku,, aku bingung dengan semua tulisan yang ada di halaman pertama buku ini.

"Meisya, kau telah mati. Kau mati. Kau mati karena kau berusaha masuk ke dalam kabut hitam milik Bryan Alhord" ujar Quenyra mendekati Meisya

Jeng!!

"Gak... Itu gak mungkin! Aku ini masih hidup! Kalau aku sudah mati.. kenapa kalian masih bisa melihat ku di sini?" Teriak Meisya dengan wajah penuh tanda tanya

"Terus siapa itu Bryan Alhord? Siapa itu?!" Ia mengerutkan dahinya dan menatap Quenyra

"Nanti kau juga akan tahu" jawab Quenyra singkat. Quenyra terbang meninggalkan Meisya sendiri dengan anak kecil itu.
.
.

"Tidak.."
"Apalah aku benar telah mati?! Ini tidak mungkin.." Seketika Aku menitikkan air mata dan terduduk di lantai.

"Kak Mei.."
Panggil anak kecil itu. Ia mendekati ku dan ia memegang pipi mulus milik ku.

"Bukankah kematian yang kau mau?" Tanyanya dengan senyum kecil
Dia membuat aku menghentikan tangisanku sejenak.

"Dari mana kau bisa tahu?" Ucap ku heran

"Ayo aku akan hantar Kaka ke tempat teman-teman lain berkumpul.." anak kecil itu mengalihkan pembicaran, ia tersenyum miring melirik aku sesekali.

"Udah jangan nangis terus.." ucap anak kecil itu menenangkannya

.
.
.
.
.
.

(Masa di nasihati sama anak kecil sih mei😰 aelah!!)
---------------------------
***************************Agak aneh emang ceritanya, baru pertama kali buat kek ginian...:""(

•••••••••••••••••••••••••••
Ps: maaf kalau banyak typo,
Jelek/ga bagus komen ya,, kasih saran..
Makasih :*

Rencana PetakaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang