Abu Misterius~ (2)

61 2 0
                                    

Hari itu sudah menjelang malam, jarum jam tanganku sudah menunjukkan jam 17.20 wib.

Hembusan angin dingin yang disertai dengan hujan yang agak gerimis sore itu agak sedikit menusuk-nusuk ke pori-pori kulitku. Sesekali ntah mengapa perhatianku kembali tertuju ke arah yang sama, ke sebuah bangunan tua besar bertingkat bercat merahnya.

Ntah sudah berapa lama bangunan tua itu sudah terbangun di belakang gedung tempatku sekolah.

Meskipun semua permukaan dinding dan atapnya sudah tertutupi debu dan kotor namun kesan agak sedikit menyeramkan masih terasa setiap kali aku melaluinya.

Beberapa menit kemudian terdengar sayup-sayup seperti ada orang-orang yang sedang tertawa, sambil berjalan ke sana ke mari di dalam bangunan tua itu Sepertinya ramai sekali, perkiraanku mungkin ada sekitar 4 atau 5 orang yang berjalan.

Dan juga aku seperti mendengar suara anak-anak yang sedang bermain dan berkejaran.

Tapi menurutku itu agak tidak mungkin, karena waktu itu sudah bukan waktunya anak-anak untuk bermain, karena waktu itu sudah menjelang waktu maghrib.

Sebelumnya mungkin aku tidak terlalu memperhatikan atau bahkan tidak terpikir sama sekali kalau masih ada anak-anak yang suka bermain di sana. Mungkin karena di sekitar area tempatku bersekolah dekat sekali dengan pemukiman penduduk yang jalan akses masuknya hanya satu. bisa jadi masih ada anak-anak daerah sini yang iseng dan berkeliaran bermain di sana.

Aku berjalan melalui bangunan tua itu dengan santai, walau itu sedikit menyeramkan tetapi aku tidak terlalu menghiraukannya. Lalu dengan sedikit mempercepat kan langkah kakiku, aku berjalan menuju lorong rumah dan aku seperti melihat kabut abu yang tadi.

Ah! Sangat menyebalkan...
Apa maksud kabut itu menuntuti ku sampai ke rumah? Apakah dia benar teman rekanku? . Tidak.. tidak mungkin itu mereka, kabut asap itu mengeluarkan sedikit cahaya merah yang dimana teman-teman ku tidak mempunyai cahaya merah itu.

Beberapa detik kemudian kabut itu perlahan memudar dan hilang seperti terbawa angin. Lalu aku masuk ke dalam rumah, kondisinya cukup rapih, tidak terlalu berantakan dan mencurigakan.

Aku telah menetap di rumah ini semenjak kejadian tidak menyenangkan itu. Rumah ini adalah pemberian rumah Tante ku, ia membelikan aku rumah sepetak ini untuk aku menetap. Yang benar saja, aku sedikit terkejut saat melihat Tanteku lebih perhatiannya denganku dibandingkan kedua orang tuaku?.

Terlihat cahaya putih bersinar dari kamarku, aku tersenyum lebar melihatnya. Tak disangka mereka menyambut kepulanganku dari sekolah hari ini.

"Dari mana saja?" Ucap marv menarik tangan mungilku.

Ia menarik badanku agar mendekati mereka yang sedang bersantai di atas tempat tidur ku.

"Jam 17:65 wib . Kenapa kau pulang hari ini begitu sore" ucap Brayn menarik tangan kiri ku yang mengenakan jam tangan.

"Maaf.. aku tadi melihat kabut abu yang mencurigakan, lalu aku mengejarnya" ucap ku sambil menunjuk ke jendela luar dengan jari jempol​.

"Kabut?" Brayn mengernyitkan dahinya.

"Iya, apakah itu salah satu kabut dari kalian?" Tanya ku menatap mata teman rekan ku.

"Bukan" ucap mereka kompak bersamaan.

Lalu kemudian semua terdiam, mereka sekarang tak ada yang mengucapakan satupun kata, mereka seperti memikirkan sesuatu yang tak aku ketahui.

"Ada apa? Apakah ada masalah?" Tanya ku kepada mereka

Rencana PetakaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang