Brayn dan Meisya berjalan melalui lorong penghubung yang menyeramkan tersebut.
Lorong itu menyambungkan antara dunia manusia, dan dunia gaib.
Brayn menuntun maisya ke sebuah tempat, di mana kondisinya sangat gelap.
"Brayn?" Meisya memanggil Brayn yang tampak sangat misterius dan sangat dingin.
Brayn tak menghiraukan panggilan Meisya itu, ia tetap menggenggam tangan Meisya dengan tatapan lurus ke depan.
Lalu mereka sampai ke sebuah tempat yang gelap dan diterangi oleh sebuah serangga bercahaya berwarna biru.
Brayn melepaskan tangan Meisya dan
Mengisyaratkan nya untuk masuk kedalam sebuah gerbang besar."Brayn? "Meisya kembali memanggil Brayn dan menatap matanya. Meisya menjulurkan tangannya kepada Brayn.
Brayn menggelengkan kepalanya.
"Aku akan berjaga di sini" ucap Brayn datarMeisya kembali menatap mata hitam Brayn, seolah-olah ia tak mau berpisah Dengan teman rekannya itu.
Brayn mengedipkan kedua matanya untuk meyakinkan meisya dan kedipan itu membuat fikiran cemas Meisya sedikit mereda.
Krekkkkk..
Gerbang itu terbuka dengan sendirinya saat Meisya melangkahkan kaki nya.
~GELAP~
••••••••••
Di sisi lain teman-teman rekan yang lain masih berada di dunia manusia, mereka masih nyaman bersantai di ruang tidur Meisya.
Brandon merasakan ada yang tidak beres di sana.
Ia menggempal-gempalkan tangannya."Ada apa Brandon? Kau tampak begitu sangat cemas ?" Tanya Casya berdiri dan Marv mendekati Brandon.
"Ada yang tidak beres.." ucap Brandon serius.
"Apa maksudmu yang tidak beres ?" Tanya Marv heran.
"kita pulang sekarang !" Kata Brandon mengejutkan teman-teman yang lain.
Marv berlari ke arah kabut hitam dan memasuki lorong penghubung dunia gaib tersebut
Casya menatap heran mata Marv dan Nelly.
"Kenapa dia?" Tanya Casya bingung."Aku tak tahu, kita ikuti saja dia" jawab Nelly berlari mengejar Brandon. Dan di susul pula oleh Casya dan Marv
••••••••
Brandon adalah sahabat dekatnya Brayn, mereka diibaratkan seperti sepatu dan kaus kaki. Ya, kalau salah satu tidak ada pasti merasa ada yang kurang dan ada yang ngeganjel gitu.
Brandon merasa ada yang tidak beres dengan Bryan sekarang, Brandon memasuki setiap ruangan-ruangan tempat itu. Tetapi Brayn masih juga tidak ditemukan.
Dan ia akhirnya terdiam lelah dan langsung terduduk dia tas sebuah nisan tua, dengan nafas yang tidak beraturan dan badan yang mulai mendingin seperti ES.
••••••••••
"Al, kamu di mana?" Tanya Brandon kepada dirinya sendiri.
Al adalah panggilan Brandon kepada Brayn, dan hanya Brandon yang boleh memanggil Brayn dengan sebutan Al, jika teman yang lain memanggilnya dengan Al ia pasti marah dan tidak akan menoleh.
"Brandon!!" Teriak Casya dari kejauhan, ia menghampiri Brandon yang tengah panik, dan disusul oleh Nelly
"Brandon, ada apa?" Tanya Casya kebingungan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Rencana Petaka
ParanormalAku adalah seorang gadis kecil berusia 14 tahun. Tapi jangan pernah kau meremehkan ku! Karena akulah... ~ akulah yang akan merencanakan nasib buruk yang akan terjadi pada diri mu besok, lusa, atau juga sekarang ~ Ps: cerita ini agak ga jelas, soaln...