°3°

6.1K 183 37
                                    

Author POV

Seorang wanita paruh baya berjalan cepat hingga ia membuka kamar dengan pintu yang bercat ungu. Ia membukanya dan melihat anak gadis majikannya itu yang masih terlelap tidur.

Dengan lembut ia membangunkan Icha, tetapi Icha hanya bergumam tidak jelas. Akhirnya ia menggunakan saran dari Angga dalam membangunkan anak gadis majikannya itu.

Ia membuka tirai kamar, jendela, mematikan AC, dan membuka selimut yang menggulung anak majikannya itu.

"Non, bangun Non. Udah siang. Nanti Non bisa terlambat loh ke sekolahnya," ujar asisten rumah tangga keluarga Atmaja membangunkan Icha dengan lembut.

"Emmhh.." Icha hanya bergumam saja dan menarik kembali selimutnya untuk menutupi seluruh badannya.

"Ya Allah.. Non ayo bangun, udah jam setengah tujuh loh," ucap Bik Sumi membuka kembali selimut yang membalut tubuh Icha.

Icha terlonjak kaget, langsung bangun dan berlari ke kamar mandi setelah melihat jam di atas nakasnya yang menunjukkan pukul setengah tujuh pagi. Bik Sumi hanya geleng-geleng kepala melihat kelakuan anak gadis majikannya itu.

"Bik, siapin seragam, tas sama sepatu sekolahku ya!" teriak Icha dari dalam kamar mandi memerintah Bik Sumi untuk menyiapkan segala perlengkapan sekolahnya.

"Beres Non!" Dengan cekatan, Bik Sumi menyiapkan semua keperluan sekolah Icha.

15 menit kemudian, Icha sudah rapi. Lalu ia keluar dari kamarnya menuju ruang makan.

"Loh, pada kemana Bik? Kok sepi sih," tanya Icha heran karena tidak ada orang di rumah ini selain dirinya dan Bik Sumi.

"Iya Non. Tadi Ibu buru-buru ke butiknya katanya ada masalah di sana. Kalau bapak sama Den Gino, mereka ada meeting pagi katanya. Terus kalau Den Angga memang berangkat seperti biasanya, ia tadi sudah membangunkan Non Icha, tapi Non susah dibangunin, ya udah karena takut terlambat, Den Angga langsung berangkat sekolah duluan," jelas Bik Sumi.

"Ih tega amat sih tu orang. Berani-beraninya ninggalin gue. Duh 15 menit lagi gerbang sekolah akan ditutup. Untung ada mobil, jadinya gue gak bakal terlambat. Ya udah Bik, Icha pergi sekolah dulu ya," pamit Icha kepada Bik Sumi.

"Eh Non. Tunggu," cegah Bik Sumi. Icha memutar badannya menghadap Bik Sumi.

"Ada apa lagi sih Bik? Icha bisa terlambat nih," kata Icha dengan kesal.

"Anu Non. Itu.. Bibik cuman mau bilang kalau sekarang di rumah ini lagi gak ada mobil ataupun motor. Semuanya udah dipake sama mamah,papah dan kedua abangnya Non Icha," tutur Bik Sumi. Icha melongo kaget mendengar penuturan asisten rumah tangganya itu.

"Ih kok gitu sih.. Tega banget sih mereka gak ninggalin aku satupun mobil atau motor. Ya udah lah, mendingan aku berangkat sekarang aja naik taksi. Icha berangkat dulu ya Bik. Assalamualaikum," pamit Icha.

"Wa'alaikum salam. Hati-hati Non!" peringat Bik Sumi.
Icha berjalan ke gang depan rumahnya.

Sudah 10 menit lamanya ia menunggu taksi ataupun angkot yang tak kunjung lewat.

"Duh pada kemana sih nih angkot. Biasanya juga pada berkeliaran di sini. 5 menit lagi gerbang sekolah udah ditutup lagi. Coba aja kalau gue naik mobil atau gak motor, udah sampe nih gue sekarang di sekolahan. Mana becek lagi, pasti macet jalanan. Gue nyicil ke sekolah sambil jalan ajalah. Siapa tau ada angkot di tempat lain," gerutu Icha.

Dari arah berlawanan ada sebuah mobil sport mewah berwarna hitam yang melaju kencang hingga tak menyadari bahwa di depannya ada kubangan air.

"What the hell dude!" Icha berteriak kesal melihat rok abu-abunya kini telah kotor terkena cipratan air comberan.

My Possessive TeacherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang