°4°

6.3K 204 63
                                    

Billy POV

Hari ini hari pertama gue mengajar di SMA Harapan Bangsa. Di sana gue ngajar pelajaran olahraga, yahh hanya pelajaran itu saja yang gue bisa.

Saat gue masih di perjalanan, tiba-tiba ponsel gue berbunyi. Gue lihat nama yang terpampang ternyata Gino, gue langsung mengangkat telponnya.

"Ya haloo?"

"..."

"Gue sekarang lagi nyetir. Nanti gue hubungi lo lagi kalau gue udah nyampe. Bye!" Gue memutuskan sambungan telpon secara sepihak.

Gue melihat jam tangan gue, ternyata sudah pukul 7 pagi. Gue langsung menambah kecepatan mobil, karena gue tidak mau terlambat sampai di sekolah.

Tiba-tiba gue mendengar teriakan seorang wanita, karena merasa gue terpanggil, akhirnya gue memberhentikan laju mobil gue di pinggir jalan.

Kemudian ada seorang cewek yang langsung menghampiri mobil gue.

"Heh. Lo nyetir mobil gak pake mata ya.. Ada kubangan air bukannya dihindari malah dilindes ngebut lagi. Tanggung jawab gak lo. Gara-gara lo, rok gue jadi kotor kena cipratan mobil lo. Keluar lo! Jangan jadi pengecut deh." Dia terus mengetuk kaca mobil gue dengan emosi.
Gue hanya menurunkan kaca mobil tanpa mau turun dari mobil.

"Sorry gue buru-buru. Nih gue ganti rok kotor lo," kata gue dingin memberikan beberapa lembar uang ratusan ribu. Lalu gue menutup kembali kaca mobil gue. Dan tiba-tiba ia menahan kaca mobil gue, sebelum tertutup sepenuhnya.

"Heh, lo pikir semuanya bisa diganti dengan uang, termasuk tanggung jawab lo? Udah tua juga gak ngerti cara tanggung jawab sama orang. Dasar!" Ia melempar uang yang gue kasih tadi ke muka gue. Dan ia nyelonong pergi gitu aja. Gue melongo tak percaya dengan tindakannya barusan. Dasar bocah! Gak tau sopan santun!

Apa tadi dia bilang? Gue tua? Rabun kali ya tuh matanya. Iya sih gue lebih tua dari dia, tapi kan gue lebih muda dari kakak-kakak dan kedua orang tua gue.

Eh tapi kok gue udah gak asing dengan seragamnya ya.. Tapi itu seragam sekolahan mana ya..? Emm...??

Ooo iya, gue inget! Itu kan seragamnya SMA Harapan Bangsa. Berarti dia itu bakal jadi murid gue dong. Yahh.. Jadi tiap hari gue bakalan ketemu bocah rese itu terus dong. Tapi gakpapa biarpun dia rese, tapi dia manis juga. Bisa cuci mata terus nih gue. Hahaha..

Waduh. Udah jam 7 lebih, gue mesti cepet nyampe di sekolah nih.

*skip sekolahan*

Gue memarkirkan mobil gue. Setelah itu gue memasuki area lapangan.

Lah kok sepi ya. Pada kemana nih orang-orang? Oh iya ini kan udah waktunya masuk kelas.
Gue langsung ke ruang kepsek aja deh, udah telat banget soalnya.

Tok! tok! tok!

"Iya masuk!"

"Selamat pagi Pak," sapa gue dengan sopan.

"Pagi. Anda Bapak Billy David ya?" Tanya seorang laki-laki yang kira-kira berusia setengah abad.

"Iya pak. Panggil Dave saja."

"Oh oke Pak Dave, mari silakan duduk," ajaknya mempersilahkan gue untuk duduk di depannya.

"Iya terimakasih."

"Selamat datang di sekolahan ini. Mohon maaf tidak ada penyanbutan atas kedatangan Anda selaku anak pemilik sekolahan ini."

"Oo tidak perlu. Pasti papi saya sudah membicarakan rencana saya kepada Bapak kan?"

My Possessive TeacherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang