ORANG-ORANG YANG UNIK

1.2K 74 11
                                    

Sang Rembulan yang lelah mulai tertidur digantikan oleh Sang Fajar. Menyongsongnya cahaya emas membawa kehangatan bagi embun bersahaja. Kicauan burung membangunkan Clara dari tidur lelapnya itu. Kurasa tubuhku sudah cukup pulih, mungkin ini adalah keajaiban dari obat-obatan warga disini.  Ucap hatinya. Clara meregangkan sedikit tubuhnya lalu duduk.

Clara menguap lalu menatap sekeliling ruangan itu. Ia penasaran dengan apa saja yang ada di desa ini . Clara beranjak dari ranjang kayunya dan melangkah menuju pintu. Sebelum dia keluar seorang wanita memasuki kamarnya. Wanita itu terkejut dan menunduk.

"Ah, nona maafkan saya! a-apa anda sudah merasa lebih segar?" tanya wanita itu gugup. Clara yang merasa tidak enak, ia langsung menggaruk kepalanya.

"Ahaha, iya kurasa begitu" jawab Clara lalu wanita itu menyodorkan pakaian untuknya.

"Kenakanlah pakaian ini nona! Ibu saya telah menjahitnya untuk anda" wanita itu membungkuk, wajahnya merona karena malu.

"Ah?" Clara merasa tersentuh karena ada yang berbuat baik kepadanya. Clarapun memandang baju sekolahnya yang kotor dan sobek-sobek. Seketika ia teringat kepada ibunya. Ia berfikir pasti ibu akan memarahinya jika ia pulang dengan kondisi seperti itu.

"Baiklah, terimakasih kau sangat baik hati" Clara menerima pemberian wanita itu dan langsung tersenyum tulus. Tiba-tiba wanita itu bersujud, sontak saja perlakuan itu membuat Clara terkejut.

"Nona! Tolong kembalikan kejayaan Victorlegend! Saya akan berhutang budi kepada anda nona. Ayah saya ditawan di kerajaan itu tolong selamatkan dia!" wanita itu menangis dan memegang kaki Clara, Clara sangat terkejut lalu ia menenangkan wanita itu dan membangunkannya.

"Hei? Sudahlah, jangan menangis, kau jangan seperti ini, baiklah aku akan membantumu. Asalkan kau jangan bersedih lagi. Aku berjanji ayahmu akan kembali kepadamu" Clara mengelus tangan wanita itu. Janji adalah janji yang tidak bisa diingkari dan saat itupun Clara merasa harus menolong Victorlengend kembali berjaya.

***

Cip..cip..cip

Sungha meneduh di bawah Pohon Kenari. Raja Victor memintanya menunggu, di sana terdapat lapangan yang cukup luas dengan kayu-kayu besar berbentuk lingkaran berdiri. Sungha menghapus keringatnya dan tiba-tiba pandangannya tertuju kepada sorang gadis yang berjalan menuju dirinya. Tidak salah lagi gadis itu adalah Clara. Pakaian pedesaan itu membuatnya berbeda. Dia terlihat manis. Clara duduk disampingnya dan merasa canggung karena terasa sekali dari tadi Sungha menatapnya. Senyum merekah di bibir Sungha.

"Kau terlihat manis dengan pakaian itu" puji Sungha, wajah Clara merona dan jantungnya terasa berdetak cepat.

Melody Clara! Kau dengar itu? Dia sedang memujimu bodoh! Sekarang atau tidak selamanya.

"Terimak..a.."

"Kalian sudah disini? Maaf kami terlambat" belum sempat Clara berterimakasih Raja Victor dan seluruh warga sudah datang. Clara dan Sungha terkejut.

"Baiklah sekarang mari kita saling mengajari. Jadi untuk kaum perempuan terutama Clara akan diajari tata cara pengobatan. Untuk kaum Pria terutama juga Sungha kau akan diajarkan bela diri. Masing-masing dari kalian harus saling mengajari. Apa kalian siap?" jelas Raja lalu mereka sontak menjawab

"SIAP!"

Sungha dan Clara pun tersenyum kecil, sebuah senyum tidak percaya diri karena mereka sangat gugup. Siang itu Clara memasuki hutan bersama kaum Wanita yang dipimpin oleh Ratu Clarion.

"Mari kita mencari tumbuh-tumbuhan untuk meramu obat-obatan dan sihir, tapi kalian harus berhati-hati!" pinta Ratu Clarion, mereka mengangguk lalu mencari tanaman-tanaman yang tertulis di kertas mereka. Clara merasa senang karena sudah berpengalaman, kebetulan saat di sekolah Clara suka mengikuti perkemahan menjadi tim sukarela dalam hal pengobatan. Maka diapun sudah terbiasa mengobati orang-orang. Tumbuh-tumbuhan disana cukup aneh namun beberapa tanaman ada yang mirip seperti tanaman di kebun obatnya jadi diapun memetik tanaman itu. Beberapa menit kemudian saat bahan-bahan telah terkumpul, mereka kembali ke desa.

Di lapangan, Sungha juga merasa cemas karena dia tidak ahli dalam bela diri. Raja Victor memerintahkan panglima kerajaan untuk mengajari semua pria disana. Khususnya Sungha, pelatihan dasar diajarkan mulai dari memukul, menendang, memegang pedang, busur dan lain-lain namun Sungha yang belum terbiasa mendapat banyak luka dan memar di tubuhnya. Tulang-tulangnya terasa mengilu, namun tekad Sungha untuk seluruh rakyat disini sangat besar sehingga dia semangat mengikuti pelatihan.
Sementara itu Clara dan kaum wanita memperlihatkan tanaman yang mereka dapatkan. Hampir semua wanita memperlihatkan bahan yang sama namun Tanaman Clara sangat berbeda. Ratu Clarion mengkerutkan dahinya.

"Clara? Apa tanaman yang kau dapatkan bisa digunakan untuk pengobatan?" tanya Ratu Clarion. Lalu Clara tersenyum dengan semangat menjawab.

"Yang Mulia, tanaman yang saya bawa antara lain, cengkeh, kunyit, daun sirih, mahkota dewa, alang-alang, dan yang satu ini saya baca di buku cerita saya saat masih kecil, yaitu Buterfly filly. Bunga ini dapat menyembuhkan segala macam penyakit. Awalnya saya mengira bunga ini langka, namun di hutan ini saya banyak mendapatkannya ini sangat hebat Yang Mulia" jawab Clara antusias. Ratu Clarion mengangguk dan tersenyum bangga .

"Bagus sekali Clara kau memang sudah memiliki bakat didalam pengobatan. Kekuatanmu akan bangkit di usia 17 tahun, ini merupakan permulaan yang baik. Jadi sekarang ajarkanlah para kaum wanita meramu obat-obat itu" kata Sang Ratu.

"Baik Yang mulia, saya juga akan mengajarkan bagaimana pertolongan pertama dalam pengobatan" jawab Clara dan kaum wanitapun terkagum-kagum akan kehebatan Clara. Merekapun saling belajar dan akhirnya mengerti banyak tentang pengobatan.
Senja pun datang ditemani Cahaya Sang Surya dan lembayung yang indah. Semua orang berkumpul karena Raja Victor memerintah mereka.

"Wahai rakyatku esok Sungha akan berumur 17 tahun. Kekuatan kita akan kembali dan Sungha akan mendapatkan kekuatannya. Jadi, untuk orang yang sudah kupilih tadi akan mempersiapkan seluruh kegiatan besok. Kita akan berkumpul disini pagi-pagi sebelum matahari tepat ditengah kita" pinta Sang Raja. Semua orang bertepuk tangan. Mereka saling bersorak dan memeluk keluarga mereka. Sungha dan Clara duduk di tempat yang berjauhan, mereka tersenyum dan terharu melihat kebahagiaan mereka.

Setelah pengumuman usai, semua orang kembali ke kediaman masing-masing.
Sungha yang lelah sudah mulai mengerti seluk beluk bela diri. Dia kembali ke gubuknya dan mendapati Clara yang sedang meramu obat. Clara terkejut melihat Sungha. Wajahnya lebam, tangannya penuh luka dan cara berjalan Sungha yang tertatih-tatih.

"Sungha, apa yang terjadi?" Sungha masih sempat tersenyum dia memilih untuk mengatup mulutnya karena mulutnya terasa sakit untuk bicara.

"Baiklah jangan bicara, kemarilah aku akan mengobatimu" kata Clara. Lalu Sungha menurutinya. Clara sangat perhatian dan khawatir dengan kondisi Sungha. Dia membersihkan luka Sungha, membalutnya dengan obat dan memberi ramuan obat untuk diminum Sungha.

"Terimakasih Clara, kau sudah membuatku merasa lebih baik" kata Sungha tersenyum.

"Sungha jika kau terluka katakan saja aku akan selalu merawatmu" balas Clara lembut, wajah Sungha merona, ia hanya bisa mengangguk dan tersenyum.Clara pun membiarkan Sungha beristirahat. Clara masuk ke kamarnya dan mulai tertidur. Esok adalah ulang tahun Sungha, dia akan berusia 17 tahun. Dan dia takut membayangkan apa yang akan mereka hadapi selanjutnya...

***

Good Day Smart Readers ❤ teruslah cintai cerita mereka karena keseruan cerita telah dimulai penyerangan akan dimulai dan kalian akan memasuki imajinasi yang tinggi nantinya. Semangat membaca ya ❤ salam ULAT~

LOVE PORTALTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang