Chapter Seven

72 4 0
                                    

Setelah kami selesai makan, kami bersantai dibelakang rumahnya dan duduk bersampingan sambil melihat-lihat sekitar. Dibelakang rumahnya terdapat taman yang sangat indah dan hijau. Suasananya sangat tenang.

Cocok sebagai tempat untuk aku berpikir seperti diapartementku bersama Karen.

Karen......

Karen!

Aku teringat akan Karen. Aku panik. Apakah dia akan panik dan lapor kepada polisi bahwa aku menghilang tanpa kabar? Apakah dia sadar bahwa aku hilang? Apa yang terjadi dengan Karen? Sahabatku dari kecil......Karen.......

Braison yang melihat ekspresi panikku bertanya " Kau tidak apa-apa ? Ada apa Alice?"

"Bagaimana dengan teman baikku, Karen ? Dia pasti akan mengira aku menghilang. Bagaimana Braison ? Aku pasti membuat dia panik dan dia sekarang pasti sedang menangis dan kesepian dan...." kataku kepadanya, tetapi Braison memotong pembicaraanku.

"Hey, hey tenang. Aku sudah menaruh mantra kedalam pikirannya. Untuk sementara aku membuat orang-orang yang dekat dan mengenalmu untuk tidak memikirkan kamu. Termasuk Karen dan Mary. Aku menaruh pikiran mereka dengan informasi bahwa kau sedang berlibur ke California untuk beberapa saat. Jadi jangan panik. Mereka tidak mengetahui apa-apa" katanya dengan nadanya yang halus sambil memegang tanganku.

"Bagaimana kau bisa kenal Karen dan Mary ? Apa kau membuntutiku selama ini?" tanyaku penasaran.

"Bisa dibilang begitu. Aku mencarimu terus saat orangtuamu mengutusku sebagai keepermu dan menugaskanku untuk menemuimu. Dan akhirnya aku menemukanmu. Aku menemukanmu 1 minggu sebelum aku bertabrakan denganmu di mall pada waktu itu, saat orangtua mu berhenti memberi kabar kepadamu. Aku mempelajari hidupmu sehari-hari, mengawasi seluruh gerak-gerikmu.Termasuk saat kamu mengendalikan air sungai didekat apartementmu waktu itu. Aku tidak mungkin muncul didepan apartementmu dan berkata 'hey alice aku Braison, aku adalah keeper-mu dan kita adalah penyihir dan orangtua mu dibunuh'.Kan itu tidak lucu. Maka itu saat kau di mall sedang berjalan sendiri, aku sengaja membuat adegan bertabrakan denganmu." ujarnya

"Dan kau sempat melakukan penculikan terhadapku Braison" ujarku dengan nada kesal yang dibuat-buat.

Dia tersenyum, " Aku kehabisan ide bagaimana caranya untuk menjelaskan semua situasi ini kepadamu. Jadi aku taruh mantra kedalam tubuhmu agar kamu melemas dan aku membawamu kesini. Saat kau menginjak kakiku, injakanmu sangat keras sebagai perempuan. Kau benar-benar sangat kuat. Dan saat kau menggigit tanganku, tanganku langsung berubah warna jadi biru." katanya sambil tertawa dan menunjukan tangannya yang berwarna biru. "Maka aku tidak punya pilihan lain selain menaruh mantra agar kau melemah".

I feel really bad.

"Maaf hehe. Habis kukira kau itu penculik. Aku harus menyelamatkan diriku." balasku. "Iya, aku tahu. Itu juga salahku. Kau tidak salah. Aku benar-benar kehabisan ide pada saat itu sehingga aku tidak punya pilihan lain" jawabnya sambil tersenyum dan menatapku.

Aku hanya tertawa.

Kami diam selama beberapa menit, bersantai, hanya mendengar suara daun-daun bergerak karena angin dan kicauan burung.

Lalu aku memecah keheningan dengan pertanyaan yang sangat bodoh,

"Lalu apa yang akan kita lakukan sekarang?" tanyaku dengan tampang bolot.

idiot. Dasar bolot.

Smooth Alice. Very smooth. Cara yang bagus untuk memecah waktu bersantai kita dengan Braison, protes pikiranku.

"Aku harus mengajarkanmu untuk mengendalikan kekuatanmu. Setelah kau bisa mengendalikan semuanya dengan sempurna, aku akan mengarjakanmu cara bertarung dan latihan-latihan lainnya. Sehabis itu kita langsung bersiap-siap untuk bertemu dengan mimpi terburuk kita. Pasti sekarang mereka masih mencarimu. Kita tidak punya waktu yang banyak." jelas Braison kepadaku.

"Jadi..............." kataku.

Braison terdiam beberapa saat sebelum memecah keheningan dengan berkata,

"KIta mulai latihannya sekarang. Kita harus memanfaatkan waktu dengan sebaik-baiknya. Latihan ini memang berat, tetapi pasti kau akan terbiasa.  Percayalah padaku. Believe me." kata Braison dengan senyum mengarah kepadaku.

Believe me my ass. pikirku

"Seberat apa kira-kira latihan ini? Apakah aku harus membawa batu 10 kg sambil berlari 100 kilometer dan sambil membawa barbel?" tanyaku dengan suara panik

Braison tertawa.

Tertawa.

Dia tertawa.

Terus aja ketawa.

Tapi senyumnya cakep dah ! Gapapa ! Wajahnya juga cakep ! Perfect gila.

"Tidak se-sadis itu juga sih. Kita latihan dari dasar dulu aja. Aku akan melatihmu agar kau bisa mengontrol kekuatanmu dengan baik dan digunakan dengan baik. Tapi dalam latihan ini, kau akan menemukan kesulitan juga. Bisa dibilang latihan ini agak berat, tetapi tidak terlalu berat. Latihan-latihan selanjutnya akan lebih berat." jelas Braison.

Wajahku berubah menjadi tegang.  Tanganku gemetar. Jidatku mengeluarkan keringat....

Kok kaya lagi tahan boker sih.

ew.

Braison yang melihat ketegangan diwajahku langsung berkata, "Tenang saja. Kau pasti akan bisa melewati latihan ini. Kau adalah penyihir yang kuat Alice. Kau memiliki darah penyihir yang kuat dari orangtuamu. Kau kuat. percayalah. Kita akan melakukannya bersama-sama. Aku tidak akan membuatmu kesusahan. Aku akan menolongmu and i will never leave you."

Kata-kata terakhirnya seperti memiliki makna lain. Makna yang lebih mendalam. Saat Braison mengucapkan kata terakhir itu, rasanya berbeda. Tetapi aku tidak tahu apa.

"Baiklah. Ayo kita mulai sekarang" jawabku dengan lantang kepada Braison.

Aku tahu resikonya jika aku mengucapkan kata-kata itu.

Aku tidak mau menjadi cewek pecundang. Sudah cukup masa lalu pahitku untuk terulang lagi.

Braison tersenyum dan membawa ku kesebuah ruangan khusus untuk berlatih bagi penyihir.

Dan saat aku melihat ruangan itu, saat itu juga aku tahu.

Hidupku benar-benar indah.

yeap. life is beautiful my friend.

Beautiful my ass.

Note from author : Chapter selanjutnya akan di post secepatnya. Sabar bro, okeh ? Okeh ;D DONT FORGET TO VOTE AND COMMENT GUYSS !! :)

The TruthTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang