Chapter 2 : Confused

1.1K 108 3
                                    

Elain's Pov

Aku memasuki kelas dengan langkah santai walau beberapa kali aku memergoki mahasiswa-mahasiswa melihatku dengan tatapan sinis, oh ayolah aku tidak mau tau arti tatapan itu apa. Dengan perasaan bingung akhirnya aku menjatuhkan bokongku ke kursiku.

"Psst, pssst.." aku menoleh ke sampingku kudapati Kenny sekaligus sahabatku menyunggingkan senyumannya ke arahku. Ahya, Kenny ini tipikal perempuan yang sangat kalem tapi itu hanya diawal berkenalan dan sekarang dia sudah menjadi anak Gaul. Segala trend masa kini ia punya, entah itu sepatu keluaran baru, baju-baju bahkan handphone sekaligus. But, she's so good to me dan tidak sombong. Oke lupakan.

Aku hanya menatapnya datar lalu mengeluarkan iPhone-ku dari sakuku dan mulai mengetik pesan ke Nash bahwa aku sudah sampai. Ya dia terlalu Over Protective sehingga ini itu aku harus memberi tahunya dulu.

"Damn Elain, kenapa kau terlihat sangat bosan? Apa karena Matt lagi?" Kenny mengambil posisi duduk di depanku. Kenny ini menyukai kakakku yang bernama Matthew tapi dari dulu aku tidak pernah menggubrisnya, sampai-sampai pernah suatu hari Kenny marah padaku dan tak mau menegurku ketika aku tidak menyampaikan salamnya untuk Matthew. Yah lupakan.

"Nope aku hanya heran kenapa setiap hari orang-orang di sini seperti menatapku tidak suka?" tanyaku pada Kenny.

"Sudahlah kau tidak perlu memikirkan itu semua lagi pula kau di sini untuk menimbah ilmu bukan untuk meladeni mereka semua kan?" Kenny menautkan kedua alisnya aku pun mengangguk lalu tersenyum. Dan seketika itu juga Mrs.Mena memasuki kelas.

*

Tiba saatnya aku untuk pulang ke rumah, jam kuliah terasa berjalan begitu cepat. Malah aku di rumah sangat bosan, hanya di temani oleh Jacob dan Matt itu pun kadang-kadang. Kalau mereka semua pergi ya jelas aku sendirian di rumah. Well, no problem.

Merasakan iPhone ku bergetar, aku pun mengambilnya dan mendapati Dad meneleponku aku lalu mengangkatnya, ia menanyakan apakah aku sudah pulang atau tidak aku pun mengiyakan dan sebentar lagi Dad akan datang untuk menjemputku.

Aku menunggu bersama Kenny dan Dexy, ah ya Dexy juga salah satu sahabat ku selama aku berkuliah di sini. Biar ku perkenalkan, Dexy ini tipikal perempuan yang asik ia pandai bergaul dan disukai banyak orang tapi itu tidak pernah membuat Dexy menjadi sombong ditambah dengan raut wajahnya yang sangat cantik tidak beda jauh dengan wajah Kenny. Mereka sering berkelahi mengenai masalah wajah, namun Dexy selalu mengalah karena Kenny juga termasuk paling muda diantara kami.

"Itu sepertinya daddymu!" Pekik Dexy sambil tersenyum ke arahku membuat aku mengalihkan pandanganku ke arah mobil yang sudah terparkir rapi di parkiran, tanpa basa-basi aku pun langsung berpamitan pada Kenny dan Dexy.

"Well see you tommorrow!" aku tersenyum dan melambaikan tanganku ke arah mereka berdua setelah itu aku berjalan menuju parkiran.

"Bagaimana kuliah mu hari ini?" tanya Dad begitu ketika aku masuk dan mendaratkan bokongku ke kursi penumpang maksudku di samping Dad-ku.

"Tidak buruk dad, hanya saja banyak yang menatapku sinis. Sebenarnya mereka itu kenapa ya Dad?" aku menautkan kedua alisku namun Dad hanya tersenyum melihatku dan mengacak-acak rambutku.

"Yah Dad juga tidak tahu, yang jelas Kau tidak usah menghiraukan mereka?Ok?" Dad lagi-lagi tersenyum akupun hanya mengangguk.

**

Sesampaiku di rumah aku langsung menjatuhkan tubuhku ke atas kasur sementara Dad baru saja pergi untuk melanjutkan pekerjaannya. Apa ku bilang, ujung-ujungnya aku jadi sendiri lagi.

Heart AttackTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang