Chapter 11 : Trap?

809 69 8
                                    

Oke sori gue baru bisa lnjutin sekarang, terutama buat yang kemarin udah nunggu hihi, sengaja gue buat panjaaang ni chapter soalnya untuk seminggu ke depan gue gak bisa updte karena fokus ke ulangan. So...

LET'S READ.

Harry's POV

Aku menatap sekelilingku dengan pandangan buyar, kepalaku begitu terasa pening ketika aku kembali meneguk cairan alkohol di depanku, dan mungkin sudah lebih dari lima gelas Vodka aku minum dan sama sekali belum bisa memulihkan perasaanku. 

Kurasakan seseorang mengambil alih tempat di sampingku, aku menoleh dan kudapati Louis memain-mainkan rambutnya ke arahku sebelum mata nya menatap ku dalam. “Haruskah semua cara di selesaikan dengan cara ke tempat tidak berguna seperti ini?..” Louis menghela nafasnya lalu memegang pundakku, wajahnya berubah menjadi kekhawatiran kala melihat ku yang suntuk. “Bodoh.”

Aku tergelak lalu memicingkan kedua mataku tepat pada kedua manik matanya, ia terkekeh sedang lalu menarik gelas yang baru saja ingin ku teguk, kemudian ia berdiri meraih pergelangan tanganku jauh dari bartender tersebut. “Kita pulang” ujarnya dengan suara yang begitu datar membuatku memutar kedua bola mataku.

“Kau siapa? Kau tidak berhak mengatur apapun dalam kehidupanku, kau berusaha untuk menjadi pahlawan bagiku? Louis?” aku tertawa singkat lalu berniat kembali masuk ke dalam pub, namun tangan Louis keburu mencegahku. Membuatku berbalik dan hampir menamparnya ketika ia mendekatkan wajahnya dengan telapak tanganku.

“Aku sahabatmu, kau lupa? Jika dengan menamparku kau kembali mengingat notabene kita maka tampar aku. Harry.” sesaat aku memegang dahiku, merasakan pening yang langsung melanda dengan dahsyatnya membuat tubuhku sendiri tidak bisa kuseimbangkan.

“Pria bodoh, mari kita pulang.” Louis merangkulku masuk ke dalam mobil berwarna kuning, taxi.

*

Kubuka kedua mataku menyadari suara yang begitu familiar masuk ke dalam liang telingaku, dan saat itu juga wajah Gemma berada di hadapanku. Wajahnya menggambarkan kekesalan yang amat dahsyat, tunggu.. Kenapa bisa ada dia di kamarku?

“Sudah bangun? Mau kembali ke pub lagi dan aku akan menelepon Mom, Harry?” Gemma memain-mainkan kukunya yang bercat -merah muda dan -ungu muda.

“Tentu,” ujarku lalu bangkit menuju kamar mandi, karena sepertinya aku akan muntah dan benar saja aku memuntahkan isi perutku ke dalam wastafel sebelum akhirnya aku membasuh wajahku.

“Ada apa denganmu, Harry? Apa Alexa tidak mengabari mu?” ucap Gemma, sial kenapa ia harus kembali menyebut nama yang seharusnya sudah berhasil kukubur jauh dari ingatanku dan karena Gemma semuanya kembali. Separuh perkataan Gemma memang ada benarnya, karena untuk apa aku pergi ke pub? kalau bukan karena Alexa. Sial, aku menyadarinya sekarang.

“Apa yang menyebabkan fikiranmu berkata bahwa aku seperti ini karena Alexa?” tanyaku keluar dari toilet lalu kembali duduk di sudut kasur, Gemma tertawa dan memelukku dengan menggoyang-goyangkan tubuhku ke kiri dan ke kanan.

“Aku tahu, adikku yang paling kucintai. Kau bisa mencari wanita lain bukan? Tidak baik kalau harus menunggu yang pada kenyataannya tidak penting untuk ditunggu.” aku terdiam mencerna ucapan Gemma. Jika itu memang benar adanya, well aku belum bisa memastikan apa aku bisa melepaskan Alexa atau tidak. Semuanya membuat ku pusing.

“Yeah, tentu. Ada urusan apa kau kemari Gemma?” aku beringsut dari dudukku menuju lemari dan mengganti pakaianku.

“Mom sedang berlibur ke Hawai, karena aku pasti merasa bosan dan kebetulan bulan lalu aku sudah ke Hawai, jadi aku memutuskan untuk menemui mu termasuk bocah-bocah kecilku yang ada di bawah.” Gemma terkekeh dan kembali memainkan kukunya, sesaat aku mengangguk paham lalu turun untuk menemui the boys mengenai ucapanku tadi pada Louis, entahlah apa dia sakit hati atau tidak.

Heart AttackTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang