Chapter 10 : Sucks.

702 81 47
                                    

Elain's Pov

"Aaaaaa......"

Bruak!

Niall menabrak seseorang yang belum sempat kulihat karena aku asik tertawa. Jadilah kami berdua jatuh tersungkur sementara orang yang menabrak kami masih berdiri di hadapan kami, aku mendongak dan kudapati Harry dengan wajah juteknya menatapku.

"Kalau mau bermesraan bukan di sini, dasar penganggu!" Ketus Harry sebelum akhirnya ia kembali melangkah meninggalkan aku dan Niall yang masih terduduk.

"Heh seharusnya kau itu minta maaf pada kami bukannya malah pergi seenaknya seperti ini," teriakku dengan nyaringnya membuat Niall menyenggol lenganku dan menggeleng-gelengkan kepalanya. "Kenapa Ni?"

"Jangan membuat ia kesal, mood Harry sedang jelek" Ucap Niall aku hanya mengangguk-angguk lalu berdiri tak lupa aku membantu Niall berdiri.

"Memangnya jika aku tidak mau meminta maaf padamu, kau mau apa?" Tanya Harry yang tiba-tiba sudah ada dihadapanku, Well, aku tidak takut.

"Uh maaf Haz, kau sedang apa di sini? Mau bergabung dengan kami?" Niall tersenyum lalu memegang bahu Harry. Aku menatapnya kesal.

"Tidak perlu, aku ingin sendiri." Harry berbalik lalu pergi tanpa mendengar ucapan Niall, aku menghela nafas sebentar dan mengajak Niall untuk melanjutkan perjalanan.

"Harry menyebalkan ya?" Niall mengangkat satu alisnya. "Sombong juga" aku mendengus kesal.

"Harry memang begitu kalau mood-nya kurang baik tapi kalau sudah netral, Harry bisa menjadi seseorang yang ceria." tutur Niall sembari merangkulku. Uh menurutku Harry memang menyebalkan.

"Tapi... Aku tidak menyukainya." Ucapku.

"Kalau aku?" Tanya Niall. Aku menjulurkan lidahku ke arahnya lalu melepaskan rangkulannya.

"Hey kenapa di lepas?"

"Sekarang bagusnya kita ngapain?" Aku memutuskan duduk di bawah pohon rindang yang tak jauh dari tempat kami berdua bertabrakan dengan Harry. Niall menyusul lalu mendarat di sebelahku.

"Kau lelah?" Terdengar hembusan nafas Niall yang begitu tersengal-sengal, apa dia kelelahan karena menggendong ku ya.

"Kau pasti kelelahan karena menggendongku kan Ni?"

"Hey kenapa bertanya balik?"

"Karena itu memang kenyataannya Niall"

"Aku lelah."

"Maafkan aku, Niall"

"Tidak mau."

"Lalu kau mau apa?"

"Belikan aku Nandos."

Aku tersenyum ketika ia menutup kedua matanya dan memajukan bibirnya lalu aku menampar pelan pipinya. "Mahal tidak?" tanyaku.

"Ayolah Develina, Niall lapar dan ingin makan." aku menautkan kedua alisku lalu bergumam pelan.

"Baiklah", Aku berdiri namun ia malah bersandar di pohon dan tidak menghiraukanku "Loh, ayo Niall?" Ajakku.

"Niall kenyang karena sudah makan angin." aku tertawa lalu menarik hidungnya.

"Niall lucu, haha." Sesaat Niall tersenyum dan menutup kedua matanya.

"Duduk di sampingku sini." Niall menepuk-nepuk tempat di sampingnya. Aku menurut dan mendaratkan bokongku di sampingnya.

Tidak ada suara di antara kami berdua, hanya ada semilir angin yang berhasil menerpa wajahku. Begitu sejuknya berada di tempat seperti ini, "Kita sudah menjadi teman dekat kan?" Niall membuka pembicaraan, sesaat aku tersenyum dan mengangguk.

Heart AttackTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang