Warning :
Harap meninggalkan jejak berupa
✔ Vote
Atau
✔ Comment
HAPPY READING GUYS !
Sinar yang matahari menerpa wajahku memaksaku bangun dari mimpi indahku. Tapi pagi ini sepertinya aku cukup beruntung, saat aku mengubah posisi tidurku menjadi duduk aku langsung disuguhkan pemandangan yang menyejukkan mata. Ya, tepat dihadapanku Kevin dengan wajah damainya tengah tidur di sofa. Kalau dipikir-pikir kasian juga jadi dia yang notabene adalah bossku terpaksa merelakan kasur empuk dan tidur disana yang pastinya sangat tidak nyaman untuk dijadikan tempat beristirahat. Belum lagi sofa itu panjangnya hanya sekitar tiga perempat tubuh Kevin. Tapi meskipun begitu dia tampak sangat nyenyak dalam tidurnya.
Aku bingung sekarang apa aku harus bersyukur atau tidak setelah memutuskan untuk kembali bekerja dengan Kevin sang perfeksionis. Belakangan ini hubungan kami sebagai rekan kerja semakin akrab dan sikap arogannya juga sudah tak ditunjukkannya lagi. Tapi sepertinya aku memang harus bersyukur sekarang. Tepat setelah aku hendak menuju kamar mandi aku berhenti untuk melihat wajahnya lebih jelas. Rahang yang tegas, hidung mancung, mata yang indah sangat cocok dengan potongan rambut yang membuatnya terlihat benar-benar tampan. Meskipun aku sudah sering bersama dengan Kevin entah kenapa saat ini ada getaran aneh dalam diriku saat melihatnya dari jarak sedekat ini. Bisakah aku berdoa kepada Tuhan untung membiarkan waktu berhenti untuk sesaat?
"Morning" sapanya lengkap dengan senyum khas orang bangun tidur
Aku tersentak kaget. Bagaimana tidak? Aku ketahuan sedang asik memandangi wajah tampannya tersebut
"P-paa-pagi" balasku atas sapaannya barusan
"Kamu kenapa bisa ada disitu tadi?"
Aih mati harus jawab apa aku? masa iya aku harus mengaku sedang mengagumi wajah gantengnya itu
"Udah puas liatin muka aku daritadi?" lanjutnya lagi
sepertinya saat ini juga pipiku memanas. Tidak bisa diajak kerjasama memang anggota tubuhku yang satu ini. kenapa dia harus merona merah disaat-saat seperti ini sih?
"Sorry ya" ucapku sambil menunduk malu
"Gak perlu nunduk begitu. Pipi kamu yang merah tetap masih kelihatan walaupun kamu udah nunduk"
Tanpa memperdulikan ucapannya barusan aku melenggang menuju kamar mandi
Bodoh? Ya memang. Aku selalu tampak begitu saat didepan Kevin
Setelah cukup puas meratapi kebodohanku dikamar mandi aku pun memutuskan untuk keluar. Aku cukup dikejutkan dengan pemandangan yang kulihat saat ini, disana di tempat tidur Kevin dengan santainya memainkan handphonenya dengan bertelanjang dada. Tak perlu menanyakan keadaan jantungku saat ini yang jelas aku hanya diam terpaku memandang kagum tubuh sixpacknya itu. Aku membayangkan betapa nyamannya berada dalam pelukannya
"Kamu udah selesai disana?" Astaga pagi ini sudah dua kali aku dibuat kaget olehnya. Kali ini aku kepergok lagi sedang memandangi dirinya
Aku kemudian mengangguk membalas pertanyaannya
"Aku boleh masuk kan?"
Aku kembali mengangguk
"Kalo boleh kenapa masih berdiri di depan pintu?"
"Maaf"
"Hey, liatin aku gak usah kayak gitu banget deh. Ketauan banget kamu gak pernah liat cowok shirtless. Kayak masih bocah tau gak?" ujarnya kemudian tertawa
KAMU SEDANG MEMBACA
My Super Handsome and Garrulous Boss!
RomanceBayangin aja gimana rasanya harus kerja sama boss yang ganteng dan pastinya bikin mata seger? Beruntung adalah jawabannya. Tapi lain hal nya dengan zefanya. Menurutnya bekerja dengan makhluk ganteng itu adalah sebuah petaka ditambah lagi boss nya it...