Langit yang tadinya cerah kini berganti menjadi gelap secara tiba-tiba. Seletika hujan turun dengan derasnya disertai angin yang bertiup kencang. Kami--aku dan Kevin yang tadinya sedang asik menikmati semilir angin sore terpaksa masuk ke mobil dengan tergesa-gesa. Bahkan aku kelupaan dengan tas ku yang tertinggal.
"Vin, tunggu bentar ya aku lupa tas aku ketinggalan" ujarku saat Kevin mulai menghidupkan mesin mobilnya
Saat hendak keluar dia menahan tanganku.
"Aku aja. Kamu tunggu sini"
Kevin pun keluar mobil dan mengambil tas ku. Segera ia berlari memasuki mobil dan menyerahkan tas ku yang sudah basah terkena air hujan. Uh tas ku tampak mengenaskan tak jauh berbeda dengan Kevin yang kini separuh badannya basah. Tadinya tidak terlalu basah tapi karena tas sialanku ini hampir seluruh tubuhnya basah.
"Sorry ya, Vin"
"Maksudnya?" Tanyanya heran saat sedang berusaha mengeringkan tangan dan wajahnya menggunakan tissue
"Aku bego sih ninggalin tas. Baju kamu jadi basah deh"
"Oh itu. Bukan masalah. Aku bawa baju ganti kok" katanya seraya mengambil kaosnya di kursi bagian belakang mobil.
Aku refleks membuang pandanganku ketika dia hendak melepas kaos yang dikenakannya. Meskipun begitu bayangan tubuhnya masih bisa kelihatan olehku melalui kaca mobil. Bisa copot jantungku ini jika tetap memandanginya berganti baju.
"Karena keasikan aku sampe lupa bilang kalo di daerah sini hujan sering turun waktu sore" Jelasnya sambil menghidupkan mesin mobilnya
"Kamu sering kesini berarti?"
"Setiap ke Bogor aku selalu kesini"
Aku mengangguk mendengar jawabannya. Dia pun melajukan mobil untuk kembali ke hotel. Semakin lama hujan semakin deras.
"Itu kenapa ya?" Tanyaku saat melihat jalanan ditutup
"Gak tau juga. Bentar aku tanya dulu"
Kevin segera membuka kaca mobilnya dan bertanya mengenai kenapa jalan ditutup. Dan ternyata ada pohon tumbang karena kencangnya angin.
"Kayaknya gak bisa balik hari ini. Kalo kita nginap disini malam ini, kamu keberatan gak?" Tanya Kevin kepadaku
"Di mobil maksudnya?"
"Bukan bukan. Disana ada penginanapan. Kita kesana. Oke?"
"Ya udah gak masalah."
Kevin pun memutar balik mobilnya menuju tempat yang dia maksud.
"Permisi bu, apa masih ada kamar kosong?" Tanya Kevin kepada wanita paruh baya yang sepertinya pemilik penginapan ini
"Kebetulan sisa satu kamar lagi. Bagaimana?"
Apa?! satu kamar? Bisa gawat ini ceritanya
"Oke. Saya mau" Jawab Kevin yakin
Jawaban Kevin yang meng-iya-kan pemesanan kamar tersebut membuatku ragu apakah dia mempunyai maksud tersembunyi dibalik ini semua. Tapi sesegera mungkin aku menghilangkan pemikiran tersebut mengingat kalau sepertinya aku jauh dari tipe gadis idamannya.
"Kamarnya cuma satu. Tapi tenang aja, nanti aku tidur di mobil aja. Soalnya kamu udah kedinginan banget kayaknya. Mana gak bawa jaket lagi"
"Eh jangan. Kamu tidur sekamar aja sama aku " Astaga kata-kata itu keluar sendiri dari mulutku tanpa ada penyaring. Bisa-bisa dia berpikiran kalau aku ini cewek gak bener lagi.
"Maksudnya?" Tanyanya dengan sebelah alis naik
"Anuu...emm gini maksudnya itu ka..kamu eh aku nanti bisa tidur di sofa atau dibawah juga gapapa kok. Ka..kalo di mobil nanti disitu dingin udah gitu tidurnya gak nyaman. Mending kita sekamar aja. Ehh maksud aku sekamar tapi enggak seranjang"
Sepertinya wajahku memerah setelah mengatakan kata 'seranjang'. Aku hanya menunduk malu menunggu respon dari Kevin
"Hahahaha" Dia tertawa lalu pergi meninggalkanku menuju kamar tempat kami menginap malam ini
"Kenapa ketawa?" Tanyaku sambil berlari kecil menyusulnya
"Kamu itu kalo gugup lucu. Emang kenapa kalo seranjang?" Pertanyaan macam apa ini
"Gak boleh" jawabku masih setia dengan kepala menunduk
"Gak boleh kenapa?" kini jarinya menyentuh daguku dan mengangkatnya
"Ya pokoknya gak boleh" Jawabku gemetaran
"Aku bercanda doang nanyanya muka kamu udah merah gitu. Gimana kalo aku nanya serius? Hahaha kamu itu lucu. Ngegemesin banget" Kini dia mencubit pelan pipiku
Demi dewa jantungku serasa habis lari marathon.
"Je, biar aku aja yang di sofa"
"Serius? Aku malah gak enak jadinya"
"Gak masalah kok. Oh iya kamu gak mau ganti baju? Udah basah itu" tanyanya saat kami sudah masuk ke kamar
"Aku gak bawa baju ganti. Basah dikit gak masalah kok"
"Ini aku bawa kaos. Mungkin kebesaran tapi daripada kamu sakit mending diganti deh soalnya rumah sakit jauh dari sini. Repot juga kan kalo kamu sempat sakit dalam keadaan begini?"
"Makasih ya"
Sepertinya aku bakalan sulit tidur malam ini. Jantungku ini harus kukendalikan sepanjang malam.
Yang kuat, Je! Kamu harus kuat
Hidup ini memang berat
Kuatkan iman. Jangan mudah goyah!!!
Kevin memang ganteng tapi imanmu harus kuat je. Keep fighting
Holaaaaaa
Setelah sekian lama banyak yang bilang kalo cerita ini gak jelas endingnya, nanya-nanya apa cerita ini cuma segini doang, dll ini aku jawab semua pertanyaan kalian
Jadi alasan kenapa aku gak bisa update lagi kemarin adalah aku lupa password akun aku dan sekarang akhirnya ketemu juga passwordnya
Btw maafkeun jika ceritanya belum dapet feel nya. tapi semoga kalian suka ya
see ya
to be continue...........
KAMU SEDANG MEMBACA
My Super Handsome and Garrulous Boss!
RomanceBayangin aja gimana rasanya harus kerja sama boss yang ganteng dan pastinya bikin mata seger? Beruntung adalah jawabannya. Tapi lain hal nya dengan zefanya. Menurutnya bekerja dengan makhluk ganteng itu adalah sebuah petaka ditambah lagi boss nya it...