Author POV
Dua minggu sejak kejadian di restoran yang melibatkan seseorang yang menghuni hati gadis itu ternyata mampu menyurutkan niatnya untuk memiliki namja itu. Dipikiran Hyenna sekarang hanyalah namja itu. Namja yang mungkin sekarang sudah memiliki kekasih. Pernyataan mengejutkan dari yeoja itu terus berputar dipikiran Hyenna hingga menjadikannya sedikit racau
.
"Kenapa rasanya sesak sekali, eoh?" batinnya.Dia lalu terbangun dari lamunannya, melangkahkan kedua kakinya ke hamparan tanaman mawar didepan rumahnya dan sesekali menghirup aroma bunga mawar yang khas itu.
"Kau ini bunga yang cantik tapi sayangnya kau berduri aku akan terluka jika memaksa tangan mungilku ini untuk menggenggammu" ucap Hyenna pada hunga mawar dihadapannya.
"Kau hanya bisa dinikmati, tidak untuk dimiliki. Seperti namja itu"
Tanpa disadari air mata gadis itu turun tanpa diperintah, buliran bening itu membuat kedua sisi pipinya basah dan saat itu juga dia merasa bahwa apa yang dilakukannya sangatlah sia-sia. Mengejar namja itu seolah menjadi candu baginya tetapi mungkin sekarang tidak lagi. Bukan karena gadis itu tidak ingin, ia ingin sekali tetapi kejadian itu menyadarkan logikanya bahwa namja yang disukainya itu adalah namja populer pastinya banyak juga yeoja yang menginginkannya, salah satunya yeoja itu. Lee Hayi. Gadis yang populer karena kecantikannya bak dewi itu menyatakan perasaannya kepada namja berparas tampan itu, Cho Kyuhyun. Siapa yang mau menolak yeoja seperti Lee Hayi? Hanya namja bodoh tentunya.
"Kau harus tau diri, Go Hye Na. Kau itu angsa buruk rupa dan yeoja itu bak putri raja harusnya kau tau diri" rutuk gadis itu pada dirinya sendiri.
Dengan sisa tenaga yang dimilikinya sekarang, Hyenna tampak berusaha menghapus setiap buliran bening yang terus menerus keluar dari matanya. Disana Hyenna mencoba menyembunyikan rasa sesak yang menjalar diseluruh sarafnya dengan senyuman dari bibir cherrynya itu. Ya. Hanya itu yang mampu dilakukannya.
Kyuhyun POV
Sudah dua minggu ini gadis itu tidak membawakanku sarapan pagi. Lebih tepatnya dia sudah tidak mengusik kehidupanku lagi. Ada apa dengannya? Apa dia sudah menyerah? Tanyaku dalam hati. Berpapasan pun dia hanya diam padaku tak biasanya ia seperti ini.
Mwo? Aku memikirkannya? Kenapa aku harus melibatkan otakku untuk memikirkan yeoja tengik itu? Hahaha. Sepertinya aku mulai kehilangan akal sehatku.
"Apa yang terjadi padamu, Go Hye Na?" batinku cemas.
Aku masih terpaku didalam mobilku beberapa saat yang lalu aku memasuki gedung sekolah, dan benar saja. Aku melihatnya. Gadis yang mengayuh sepeda kesayangannya itu datang juga dengan raut wajah menggemaskan karena kelelahan mengayuh kedua pedal sepeda itu. Aku sengaja melewatinya, bukan. Aku sengaja menabraknya agar aku tahu apa yang sebenarnya terjadi pada gadis-ku.
BRUK
Hyenna POV
Sudah beberapa minggu ini aku tak melalukan rutinitasku seperti biasanya. Membawakan namja itu sarapan, menggodanya agar mau makan siang denganku, meneriaki mobilnya saat pulang sekolah dan yang lainnya. Hah. Sepertinya aku kehilangan sebagian diriku. Tapi bukankah ada yeoja itu yang akan melakukannya lebih baik?
"Huft... Sepertinya aku harus melupakan mimpiku"
Ku kayuh sepedaku melesat dijalanan, aku hanya ingin cepat sampai disekolah sekarang. Aku biarkan rambutku terombang-ambing oleh angin yang muncul akibat ku kayuh sepedaku terlalu cepat. Dengan nafas terengah-engah aku sampai juga disekolah. Aku berjalan sambil merapikan rambutku yang sedikit berantakan ini hingga kesadaranku teralih pada sesuatu yang sepertinya ku tabrak. Sesuatu didepanku.
BRUK
Aku terjatuh ketanah merasakan bahwa ya benar aku menabrak seseorang karena saat aku terjatuh aku melihat sepasang sepatu didepanku.
"Mian, aku tak meli--" ucapku sambil mendongakkan wajahku pada orang itu dan belum sempat aku melanjutkan perkataanku hatiku terasa sesak lagi.
Mata itu. Tatapan itu.
Astaga. Sepagi ini aku sudah harus berurusan dengan namja ini. Hah padahal belakangan aku sudah berusah menghindarinya.
"Ma--, maaf aku tak melihatmu. Maafkan aku" kutundukkan badanku sambil meminta maa kemudian berbalik arah dan berlari.
Namja itu hanya diam ditempatnya, sepertinya ia tak memperdulikanku.
Hah yasudahlah. Batinku
Seusai pulang sekolah, aku bergegas pulang kerumah untuk melakukan tugasku sebagai petani mawar. Mawar yang yang bermekaran siang ini perlahan-lahan kupetik dan letakkan dalam keranjang sepedaku. Mawar-mawar ini nantinya akan berpindah rumah tentunya dari rumahku ke rumah bibi Ahn. Oh iya. Bibi Ahn adalah pemilik toko bunga yang letaknya tidak jauh dari rumahku, setiap bunga mawar ini mekar aku selalu menjualnya pada bibi Ahn."Hyennie, setelah mengantar mawar itu ke bibi ahn cepatlah pulang, eoh?" pinta eomma dan seketika ku menghentikan aktivitasku dengan bunga-bunga ini.
"Wae eomma? Tumben sekali eomma memintaku pulang cepat hari ini" sahutku penasaran.
"Sudah, kau akan tahu nanti" dengan anggukan aku langsung melajukan sepedaku ini ketempat bibi Ahn.
Toko Bunga Bibi Ahn
"Annyeong, bibi Ahn" sapaku pada wanita paruh baya yang sedang sibuk dengan bunga-bunga miliknya.
"Oh kau sudah datang rupanya, wah apa mawar-mawar itu untukku, Hyennie?" sahut bibi Ahn sambil menunjuk mawqr-mawar yang ada didalam keranjangku.
"Tentu saja, bibi. Untuk siapa lagi? Apa bibi mau mawar ini kuberikan pada bibi lain dan toko bunga lain?" ledekku pada bibi Ahn yang sukses membuatnya tertawa.
TAK
"Ya, jangan melakukannya. Arra? Setiap pelanggan yang datang kesini selalu mencari mawar dari kebunmu, jika kau tidak memberikannya padaku maka aku akan menjawab apa pada mereka, eoh?
"Aniyo bibi aku hanya bercanda, sakit sekali jitakanmu bibi" sahutku sambil memegangi kepala yang menjadi korban jitakan oleh bibi Ahn.
"Ah begitu, baiklah. Maafkan aku hyennie" ucapnya menyesal.
"Gwaenchana bibi ahn, tapi maaf aku hari ini tidak bisa membantumu mengurus bunga-bunga ini karena eomma menyuruhku pulang cepat hari ini"
"Tidak apa-apa, hyenna. Kau setiap hari sudah membantuku sekarang pulanglah eommamu pasti sudah menunggumu"
"Baiklah bibi, terimakasih"
Setelah berpamitan pada bibi Ahn aku mulai mengayuh sepedaku lagi menuju rumah, aku tidak ingin membuat eomma lama menunggu karena sepertinya ada sesuatu hal yang penting jika eomma sudah mengatakan seperti itu. Penasaran? Benar aku penasaran. Tapi eomma selalu membiarkanku mengetahui sendiri. Ya itulah eommaku.-TBC-
KAMU SEDANG MEMBACA
My World Is You, Mr. Cho
FanfictionKau mencintaiku, bukan? Tapi mengapa kau tidak mengenalku?