CHAPTER 8 Penjelasan bag 3

503 50 48
                                    

"Kise, lebih baik kau mulai saja ceritanya jika tak ingin bokong mulusmu kutendang."

Kise membatu. Ucapan Nijimura barusan telah berhasil menyeret kembali kewarasannya yang hilang beberapa saat lalu. Menggaruk dagunya kikuk, Kise menggumam pada dirinya sendiri. "Se-sepertinya, aku salah bicara lagi ya-ssu?"

Midorima tak sabar. Mereka telah terlalu lama membuang waktu untuk membicarakan hal yang tak perlu. Terima kasih pada Kise yang memiliki rasa humor 'tinggi' dan kurang paham situasi. Jika bergini terus, mungkin hingga fajar menjemput pun mereka belum mendapatkan informasi penting dari si kuning berisik.

Midorima menghela napas, berusaha bersabar demi kelancaran interogasi. "Langsung saja nanodayo. Ceritakan apa saja yang terjadi setelah aku pulang," ujar Midorima seraya membenarkan letak kacamatanya. Nada suara remaja bersurai zamrud itu terdengar dalam berlatar raut wajah serius dan aura berat yang menguar di sekelilingnya.

"Mi-midorima-cchi. Bisakah kau hentikan itu-ssu?" cicit Kise dengan suara terbata.

Sepasang zamrud menyipit, "Hentikan apa, nanodayo?!"

"Auramu sungguh menyeramkan-ssu. Aku tak bisa bercerita dengan benar jika wajah kalian berdua seperti ini terus-ssu!!" Rengek Kise sambil menatap Nijimura dan Midorima bergantian.

Nijimura tak terima. Jelas saja!! Sejak tadi kan ia hanya duduk diam dan tak berbuat apa-apa. Namun kenapa kouhai berisiknya di sana malah membawa serta dirinya? Bukan salah Nijimura jika wajah tampannya terlanjur bara dan macho. Salahkan gen berkualitas tinggi keluarganya yang membuat dirinya terlahir sedemikian sempurna, berwibawa dengan bibir seksi tak terkira.

"Kau menyalahkan wajahku, Kise?" tanya Nijimura.

"Bu-bukan begitu-ssu. Wajah senpai-cchi sangat tampan-ssu. Tapi bisa tidak aura setannya dikondisikan-ssu?" jawab Kise polos, minta dijotos. Mau bagaimana lagi, biarpun berisik begitu, Kise lah anggota first string yang paling jujur saat berpendapat di antara anggota lainnya. Entah karena terlalu polos, atau memang bodoh?

Nijimura frustasi. Sebelah tangan yang bebas mulai memijit kedua pelipis. Berusaha mengendurkan urat-urat saraf yang sejak tadi menghiasi dahi mulusnya sementara tangan lainnya asyik menari di atas keyboard smartphone.

"Jadi, kapan kita akan mulai ceritanya nanodayo? Malam semakin larut dan kita besok harus sekolah!!"

"A-aku akan mulai ceritanya-ssu. Tapi sebelum itu, mari kita sama-sama berikrar-ssu." Kise berkata serius. Manik sewarna madu itu berkilat-kilat akibat semangat yang tiba-tiba membara.

"Ikrar?" Jantung Midorima memburu. Perkataan Kise barusan sukses membuat dirinya benar-benar dilanda rasa takut. Walau ketakutan Midorima itu sama sekali tak berdasar, sungguh.

Demi Tuhan, yang kita bicarakan di sini adalah Kise Ryouta!! Ingat?

Mengabaikan Nijimura yang masih asyik dengan gadget-nya, Kise mengangguk. Cengiran khas mulai menghiasi wajah rupawannya. Membuat suasana ruang tamu yang temaran mendadak bercahaya akibat aura radiasi berlatar bling-bling yang baru saja Kise pancarkan.

Napas panjang diembus kasar. Sepasang mata dipejamkan. Tak ketinggalan intonasi suara diubah agak berat guna memperlihatkan kesan bara.

"Jangan ada kentang di antara kita!!"

Suara Kise mengalun lantang. Membelah kesunyian apartemen yang diinvansi oleh suara jangkrik dadakan. Perkataan Kise barusan—yang merupakan salah satu jargon sosial media berbahasa gaul dengan panggilan agan-sista—berhasil membuat Midorima terhenyak. Seharusnya ia tahu dan tak perlu mengambil pusing setiap perkataan Kise yang ambigu dan selalu berujung absurd.

I'll Call Out Your NameTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang