CHAPTER 13 Masa Lalu bag 3

379 38 26
                                    

Setetes air jatuh.

Bukan.

Dua tetes?

Salah.

Air itu tak lagi menetes, namun telah mengalir membentuk anak sungai yang berhulu pada sepasang iris biru muda.

Bendungan air mata yang beberapa waktu lalu mati-matian ditahannya, akhirnya hancur. Tetsuya tak bisa lagi menahan bulir-bulir bening yang sejak tadi sudah siap untuk menuruni pipi pucatnya.

Ia kalah.

Ya, Ia lemah.

Ia menyerah saat mendengar kata-kata beracun yang meluncur lancar dari belah bibir sepupunya. Ia tak kuasa menahan rasa sesak di hati yang tiba-tiba meningkat berkali-kali lipat.

Hatinya sakit. Hatinya perih. Rasanya bak dihujam ribuan belati.

Tetsuya tak pernah menyangka Haizaki akan tega mengatakan hal itu kepadanya. Bahkan tak pernah terlintas sekali pun di benak remaja mungil itu jika ia akan mendengar kata-kata itu dari seseorang yang sangat disayanginya.

Tidak. Apa yang baru saja ia dengar pasti suatu kesalahan!!

Tetsuya tahu benar Haizaki tak mungkin berpikir seperti itu. Haizaki tak mungkin serius dengan ucapannya tadi. Haizaki hanya sedang marah dan kesal. Ya, Tetsuya tahu benar watak salah satu sepupunya itu.

Tapi mengapa?

Tetsuya terisak. Tubuh mungilnya gemetar saat tak sanggup lagi menahan luapan kesedihan. Bibir pucat ia gigit sekuat tenaga guna mencegah isakan lain meluncur dari mulutnya. Rasa besi yang familiar pun mulai terasa di ujung lidah.

"Tidak," gumamnya sambil menggeleng lemah. Ia tak bisa menangis lebih dari ini karena ia tak memiliki seseorang yang memeluk dan mendekapnya lagi. Ia bukanlah Akashi Tetsuya yang selalu di kelilingi oleh kasih sayang. Ia kini hanyalah orang asing dan bukan siapa-siapa.

Setelah sedikit tenang, diusapnya lelehan air mata yang membekas di pipi. Tubuhnya yang masih terasa sedikit gemetar ia abaikan. Suara isakan kecil dan rasa perih di bibirnya yang kini bernoda merah pun ia acuhkan. Tetsuya telah mengambil keputusan.

Menghela napas kecil, Tetsuya berbalik. Berniat kembali ke kelasnya karena jam pelajaran masih berlangsung. Namun sebelum bisa melangkah lebih jauh, tubuhnya terhuyung. Kepalanya tiba-tiba berdenyut nyeri akibat kondisinya yang belum fit dan kebanyakan menangis.

Merasa akan segera jatuh, sepasang iris biru muda tertutup. Menunggu rasa sakit yang akan menderasaat tubuh mungilnya bercumbu langsung dengan lantai dingin.

"Tetsuya!!"

Suara bariton terdengar panik. Sebuah tangan kokoh melingkar di pinggangnya, menahan tubuh lemasnya agar tetap berdiri, setelah itu menariknya ke dalam dekapan hangat.

"Shuu ... zou-nii?"

Sepasang onyx menatap khawatir. Tetsuya dapat melihat Nijimura mengatakan sesuatu tapi ia sama sekali tak bisa menangkap apa yang diucapkan sepupunya itu. Sesaat kemudian ia merasa tubuhnya melayang di udara. Lalu gelap.

.

.

I'll Call Out Your Name

Kuroko no Basuke adalah milik Fujimaki Tadatoshi

Saya hanya memiliki plot ini saja

Warning: OOC, Typo (s), Nubi, Plot hole, Alur maksa, dan sebagainya

Genre: Family, Friendship, Brothership, Hurt-Comfort, Semi-canon

Selamat membaca~

I'll Call Out Your NameTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang