bab9

16 9 0
                                    

Setelah menunggu cukup lama, akhirnya Zee selesai menyantap makanannya itu. Setelah itu, mereka berdua mengemasi barang-barang mereka sebab mereka akan meninggalkan penginapan tersebut.

"Hei Bee! Kau bilang kita akan bertugas." Zee bertanya kepada Tuan Bee penuh rasa bingung dan semangat.

"Ia kita akan bertugas hari ini." Tuan Bee menjawab pertanyaan itu dengan enteng.

"Lalu kapan kita mulai bertugas ? Apa tugas kita itu ?" Zee  bertanya kembali tetapi kali ini dia benar-benar semangat.

"Sekarang...." Tuan Bee menjawab dengan perasaan yang agak kesal sebab Zee banyak bertanya.

"Hah sekarang ?? Mengapa kita masih di dalam ?? Kita kan harus segera bergegas." Zee menjawab sambil berlari menuju pintu keluar.

Belum sempat Ia meraih pegangan pintu tersebut Tuan Bee sudah menarik bajunya. "Eh.... Mau kemana kau ? Mau keluar ??" Tuan Bee bertanya kepada Zee sambil melepaskan genggamannya pada baju itu.

"Ia aku mau keluar, kita kan hari ini mau bertugas. Kenapa kita masih di dalam ?" Zee menjawab sambil mengangkat bahunya.

"Tugas yang aku maksud itu bukan tugas dari guardian, melainkan tugas untuk mengemasi barang-barang kita." Tuan Bee menjawab sambil mengeluarkan pakaian kotornya yang akan dimasukkannya ke dalam plastik.

"...." Zee hanya terdiam mendengar kalimat itu. Segera Ia duduk dengan putus asa.

"Zee !! Cepat kemasi barang-barangmu kita akan keluar dari penginapan ini." Tuan Bee memanggil Zee dengan suara yang agak keras.

"Ia...ia...ia... dasar cerewet !" Zee menggerutu sambil memasukkan barang-barangnya ke dalam plastik.

Setelah beberapa menit

"Sudah... barang-barangku sudah aku kemas, setelah itu apa ?" Zee bertanya kepada Tuan Bee yang sedang menunggunya di luar kamar.

"Sudah selesai ?" Tuan Bee bertanya kembali kepada Zee. "Tidak ada yang tertinggal ?" sambungnya.

"Ia... sudah tidak ada yang tertinggal lagi." Zee menjawab dengan nada yang sangat-sangat berat.

"Ya sudah, bila tidak ada yang tertinggal kita akan pergi dari penginapan ini." Tuan Bee berjalan meninggalkan Zee menuju lobi penginapan tersebut. "Dimana kita akan tinggal nanti ?" Zee bertanya sambil mengerutkan keningnya.

"Tenang saja, aku sudah menyiapkan tempat untuk kita berisitirahat." Tuan Bee menepuk pundak Zee menenangkannya.

"Tetapi dimana itu ?" Zee masih bertanya bingung sebab ia tidak mau jadi gelandangan di kota yang sangat maju ini.

"Sudah ikut saja nanti aku akan melihatnya sendiri."Tuan Bee menarik Zee keluar mengikutinya.

***

Setelah berjalan cukup lama Zee dan Tuan Bee akhirnya sampai di kediaman Tuan Bee. Zee sebagai pendatang bingung kenapa Tuan Bee sudah memiliki rumah disini ?

"Hei Bee ini rumahmu ya ?" Zee bertanya sambil melihat sekeliling rumah itu.

"Hentikan...kau membuat orang-orang memperhatikan kelakuanmu itu. Ia ini rumahku." Tuan Bee bergumam dengan Zee sebab Zee menjadi sumber perhatian orang-orang sekitar rumah Tuan Bee.

"Bagaimana bisa kau memiliki rumah disini padahal kita baru beberapa hari disini ?" Zee menghentikan kegiatannya itu dan mulai fokus kepada Tuan Bee.

"Sudah masuk, nanti di dalam aku akan ceritakan." Tuan Bee membuka pintu rumahnya itu dan menyuruh Zee masuk terlebih dahulu.

"Rumah ini cukup mewah ya Bee ?" Zee meletakan barang-barang bawaannya itu di lantai.

"Ya begitulah, disini hanya terdapat 2 kamar utama dan 1 kamar tambahan." Tuan Bee menunjuk ruangan-ruangan yang disebutkannya tadi.

"Kalau begitu aku makan diamana ?? Apakah ada ruang makan disini ? Toilet ?" Zee bertanya sambil pergi duduk di kursi kayu dengan ukiran di kakinya.

* PLLAK...*

"Kau bertanya dengan pertanyaan yang tidak logis bodoh ! Jelas saja disini terdapat itu semua, kau kira rumahku ini tidak mahal." Tuan Bee memukul kepala Zee dan membuat Zee cukup kesakitan. Ia juga berbicara dengan nada yang sombonh sekali.

"Adduduhh.... Sudah pinggangku sakit sekarang kau pukul kepalaku juga ? Kurang sial apa aku hari ini ?" Zee meratap bagai orang yang paling tersiksa di dunia.

"Habisnya kau bertanya tentang pertanyaan yang aneh jelas aku kesal bercampur lucu ehhehe...sudah jangan meratap begitu, cepat bereskan barang-barangmu." Tuan Bee meninggalkan Zee tanpa merasa bersalah sedikitpun.

"Sial !! ia pergi begitu saja tanpa rasa bersalah, setelah itu kerjanya hanya menyuruh apa tidak ada yang lain." Zee menggerutu sambil mengangkat barang-barangnya itu.

"Aku dengar apa yang kau bicarakan Zee..." teriak Tuan Bee dari kamarnya.

***

Setelah berbenah kamar, mereka istirahat sebab haripun mulai gelap. Mereka bangun di pagi hari dan memulai keributan lagi dan lagi.

"Bee... Dimana kamar mandinya ???" Zee berteriak panik.

"Apa kau tidak punya mata Zee ??!" Tuan Bee menjawabnya sambil bertahan pada posisinya. tidur.

"Dimana ?? Aku tidak melihatnya." Zee pergi ke kamar Tuan Bee dan langsung masuk tanpa mengetuk.

Tuan Bee terkejut "Hampir saja jantung ini mau copot, lain kali jika ingin masuk ketuk pintunya terlebih dahulu." Tuan Bee langsung menunjuk toilet di kamarnya itu.

Keributan itu terus menerus terjadi sehingga menjadi sebuah tradisi di dalam rumah itu setiap pagi. Setelah beberapa hari kemudian, mereka membicarakan hal yang lebih penting.

"Zee kemarilah. Ada yang ingin aku bicarakan kepadamu." Tuan Bee memangilnya dari arah ruang makan.

"Ia ada apa Bee ? Sepertinya serius sekali ??" Zee berlari mendekatinya.

"Duduk lah dahulu." Tuan Bee menyuruh Zee untuk duduk.

"Ada apa ? Jangan membuatku bingung begini sih ?" Zee mulai menaikan suaranya.

"Tidak...tidak ada apa-apa. Aku akan menyiapkan minum dahulu." Tuan Bee meninggalkan Zee dan segera pergi ke dapur.

"Ada apa ya ?? Tidak seperti biasanya dia ?" Zee bergumam dalam hatinya.

***

Penasaran ? Stay ya ?
Secret guardian

Update : senin&kamis

secret guardianTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang