Chapter 1| The Gala Party

17.1K 1.5K 23
                                    


Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Liz, kadang aku berpikir kalau suatu saat nanti kau akan mendapatkan masalah dengan sifatmu yang mudah marah juga mulutmu yang asal ceplos itu," gumam Ana keesokan harinya, sibuk memoleskan lipstik di bibirku dengan pelan. Ah, ya, apa yang diucapkannya memang benar dan aku tidak bisa membayangkan apa yang terjadi.

"Selesai! Sekarang kenakan gaunmu, kita harus berangkat sekarang kalau tidak mau terlambat."

Aku mengangguk dan berlari ke kamar mandi. Kemudian mengenakan gaun untuk acara malam ini lalu setelah selesai, menatap pantulan diriku sendiri di cermin. Wanita yang berdiri di cermin seperti bukan diriku. Rambut cokelat disanggul, riasan natural, gaun krem mermaid dengan aksen bordiran putih, sepatu hak tinggi dengan warna senada gaunnya, sungguh ini bukan aku.

Setelah selesai menyemprotkan parfum, aku keluar kamar dan meraih clutch yang kuletakkan di atas kasur. Berjalan keluar menyusul Ana yang sudah berdiri di depan pintu apartemen dengan tidak sabar.

"Astaga, kau cantik sekali, Liz!" ujarnya kagum.

Aku hanya tertawa dan melambaikan tangan di udara asal. "Kau lebih cantik. Pantas menjadi model dengan gaun itu."

Ana hanya mengangkat bahunya lalu menarik lenganku keluar.

***

Hanya satu kata yang mampu mendeskripsikan acara malam ini: elegan.

Aku tidak bisa berhenti memandangi sekeliling ruang dansa dengan pandangan kagum. Ruangan tersebut didominasi warna putih dan emas dengan lampu kristal besar yang menggantung di langit-langit. Meja-meja bundar dengan enam kursi yang mengelilinginya disediakan tamu, dengan taplak putih, setangkai bunga, juga alat makan yang ditata rapi di atasnya.

Sementara itu, semua orang mengenakan gaun elegan dan tuksedo mahal. Di tangan mereka, terdapat gelas kristal berisikan sampanye yang dijajakan pelayan yang berkeliling. Aku menyikut Ana dan berbisik di telinganya, "Apa tidak apa-apa kita datang?"

Ana tersenyum kecil. "Tidak perlu khawatir. Mereka tidak tahu kita adalah mahasiswa dan ada Vicky yang akan menyelamatkan kita. Dia ada di sebelah sana." Ana menunjuk ke arah di mana Victoria berada. "Kurasa, dia sedang berbicara dengan salah satu rekan kerjanya."

"Hmm ... kau mau minum? Ayo kita pergi ke bar," ajakku seraya menarik lengan Ana menuju bar yang terletak di ujung ruang dansa, tetapi langkahnya mendadak berhenti, membuatku ikut berhenti pula.

Seluruh tamu terdiam ketika pintu utama terbuka dan sosok yang ditunggu itu datang. Aku menoleh ke arah Ana yang tersenyum lebar. "Ana, kau ikut atau tidak?"

Ana hanya menggeleng dan dengan sekejap mata meninggalkanku sendiri. Aku menggerutu sebal dan memutuskan untuk ke bar seorang diri.

Aku duduk di bangku dan memesan segelas air. Jujur saja, tenggorokanku terasa kering sejak tadi. Saat gelas sudah diletakkan di depanku, aku langsung meminumnya dengan sangat cepat. Kulihat siluet Ana berjalan ke arahku, dengan Victoria di sampingnya dan seorang pria yang tidak kukenal. Siapa itu?

The Royal Fate (Book One Of The Royal Series) ✔ [SUDAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang