Eleanor's pov
Sudah seminggu dan manusia bernama LOUIS TOMLINSON selalu mengganggu hidupku. Seperti sekarang, dia duduk disalah satu bangku yang letaknya dekat dengan jendela di Café dimana aku bekerja. Jangan tanya dari mana ia tahu. Seminggu lalu setelah pulang kuliah, dia mengikutiku yang kebetulan ingin pergi bekerja.
Entahlah. Mungkin mengganggu hidupku sudah masuk ke dalam daftar 'apa yang ingin aku lakukan' hidupnya. Setiap hari selama seminggu ini, dia selalu mengikutiku kemanapun aku pergi dan itu sangat mengganggu. Berbeda denganku, Danielle sangat senang melihat Louis yang setiap hari selalu mengikutiku. Dia bilang "Louis itu tampan, mengapa kau tidak mengizinkannya mengikutimu setiap hari? Lagipula sejauh ini dia tidak melakukan hal-hal aneh. Jika aku menjadi dirimu, aku akan senang karena diikuti oleh pria tampan." Ya begitulah sekiranya kata-kata yang selalu Danielle ucapkan padaku. Aku bahkan sampai hapal diluar kepala ucapannya dan aku juga sangat muak mendengarnya.
Selama seminggu ini memang Louis tidak melakukan hal-hal aneh atau mencurigakan. Di Kampus kami selalu satu kelas, jika di Cafetaria dia selalu duduk disebelahku, jika aku pergi ke Café, ia akan datang dan duduk dimeja dekat jendela sampai aku selesai bekerja, dia juga sudah tahu dimana letak apartementku tapi dia tidak pernah mau masuk kedalam apartementku.
Sedari tadi kuamati gerak geriknya yang sedang memainkan ponselnya dengan segelas moccacino dihadapannya. Tidak ada yang mencurigakan. Itu juga yang selalu dilakukannya disini. Datang, duduk dibangku yang terletak didekat jendela, memesan segelas moccacino.
Tiba-tiba dia menengok kearahku yang sedang mengamatinya. Ia tersenyum dan melambaikan tangannya. Aku pun berjalan menghampirinya.
"Berhentilah mengikutiku, Louis. Itu amat sangat menggangguku asal kau tahu itu." Gerutuku saat aku sudah berdiri didekat mejanya.
Dia hanya menaikkan satu alisnya sebagai jawaban. "Tapi aku tidak merasa mengganggumu. Mengikutimu sudah menjadi salah satu rutinitasku." Ucap Louis santai.
"Apa yang harus aku lakukan agar kau berhenti mengikutiku?" Tanyaku.
Ia tampak berpura-pura berpikir.
"Pergi kencan seharian denganku besok? Bagaimana? Sepertinya itu akan terdengar menyenangkan." Ucapnya dengan mata berbinar.
Aku menganga dibuatnya. Apa yang dikatakan dia barusan? Kencan? Seharian? Dengannya? Yang benar saja. Dia pria paling aneh yang pernah aku kenal.
"Aku akan menjemputmu jam 8 pagi besok."
Lihat? Bahkan sekarang dia sudah berani mengaturku.
"A-ku a-aku..." Ucapku terbata-bata.
Tak lama kudengar handphone Louis berbunyi, ia segera mengangkatnya.
Setelah beberapa menit, ia menutup teleponnya.
Louis berdiri dari duduknya. "Maaf tidak bisa menemanimu sampai Café ini tutup. Aku harus pergi. Ada urusan yang harus kuurus. Kau hati-hati ya." Ucapnya. Dia mengulas senyum manis dan mengusap kepalaku lembut lalu ia melangkahkan kakinya keluar dari Café ini.
Aku masih mematung ditempatku. Senyumannya tadi. Aku baru pertama kali melihatnya tersenyum semanis itu. Bahkan senyumannya sangat tulus.
Aku memutar tubuhku dan melihatnya masuk kedalam mobilnya yang terparkir didepan Café. Lalu tak lama mobil itu bergerak dan pergi meninggalkan Café.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hold On
Historia Cortaaku mencintainya begitupula sebaliknya. namun itu tidak bertahan lama karena seseorang dari masa lalu kami datang menghancurkan semuanya.