Part 9

66 3 0
                                    


Tak terasa waktu sudah menunjukan jam 7 malam saat ray melangkah ke warung papa dan mamanya yang sudah buka, belum terlihat ada pengunjung datang.

"ray pulangg" langkah kakinya langsung masuk kedalam,

"wah kebetulan, papa sama mama lagi masak" ucap kak rani yang berdiri sedang membersihkan meja.

"haa? Ada pesenan? Kemana?"

"bukan, mama sama papa lagi bikin menu special buat makan malam hari ini, yak an ma pa?" kak rani menoleh ke arah papa dan mama yang sedang menyiapkan makan.

"iaah" senyum mama sesekali melihat kearahnya.

Makan malam yang luar biasa bagi dirinya, karena memang tak pernah mereka semua makan bersama seperti ini.

"brrrrrr, brrrrrr" getaran ponsel ray yang sengaja ia silent saat selesai makan, ternyata notification dari cia.

"rayyyyy!!!!" terbaca,

"kamu gak kuliah hari ini? Boloss??" terbaca

" gak kelihatan seharian??" chat cia berderet panjang, membuat ray tersenyum sendiri membacanya.

"uhm ada urusan hehe, kenapa emang?terkirim, terbaca.

"ouhh"

"tadinya mau kasih seseuatu, tapi besok aja deh." Terkirim, terbaca. ray pun ragu membalasnya dan juga penasaran apa yang ingin cia berikan kepadanya.

"kok besok, sekarang aja, aku ada di warung kok" terkirim, terbaca, membuat jantung ray menjadi berdebar-debar. Karena penasaran apa yang akan di berikan kepadanya, atau hanya ia terlalu berharap.

"oke kalau gitu, gimana kalau ketemuan di taman deket rumah aku???" terkirim, terbaca. Ray langsung terdiam seribu bahasa untuk membalas.

"oke, aku langsung kesana." terkirim,

"ray duluan ya, mau ketemu temen dulu heeh"

"temen apa temen?" tanya kak rani saat ray menenggak minumnya habis.

"uhuu uhukk" ray terbatuk-batuk.

"temen lah, masa siapa"

"dah pa ma" lambaian tangan ray, ia pun segera menganyun sepedanya menuju taman dekat rumah cia, entah kenapa terasa begitu semangat ingin bertemu dirinya.

Dari kejauahan terlihat sosok sedang duduk di bangku taman, tak ada seorang pun dan pasti itu cia,

Ray mengambil nafas dalam-dalam sebelum melangkah dan setiap langkahnya membuat ray berdebar karena apa mungkin ia mau memberikan hadiah dan tahu sekarang hari ulang tahunnya.

Mana mungkin cia tahu hari ulang tahunya, dan mana mungkin ia memberikan sesuatu karena ulang tahunnya. Ray berpikir terlalu berharap dengan semua ini.

"hii" sapa ray langsung duduk berjajar dengan cia.

"hii" balasnya melambai kecil, lambaian khasnya saat bertemu seperti ini.

"gak takut kamu kalau sendirian disini?"tanya ray membuka pembicaraan.

"udah biasa kok, lagian perumahan sini aman, gak ada yang macem-macem" Jawabnya sedikit berbeda dari sebelumnya, seperti ada sesuatu yang ingin ia bicarakan.

"ehm ada apa emang?" ray mengambil nafas dalam-dalam sebelum menoleh kearah cia.

"tutup mata kamu sebentar aja ya ya ya" ucapnya sedikit memohon,

"buat apaan?"

"tutup aja matanya, ah jangan protes" pintanya lagi.

"okelah," ray pun mengambil nafas panjang dan langsung memejamkan matanya,

Cinta Tak Bersampul [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang