Part 11

63 4 1
                                    


Ray pulang agak lebih sore kali ini dan memilih ke wc terlebih dahulu sebelum pulang. Tiba-tiba langkahnya terhenti saat masuk ke dalam wc.

Ia melihat andri dan teman-temannya sedang berada di dalam, "wah kebetulan" ucap andri langsung melangkah mendekati ray. Tanganya langsung mengangkat kerah kaos ray sambil tangan satunya memberi kode ke teman-temannya agar keluar.

"bukkkkkkkkkkk" pukulan keras tepat di perut ray membuat ray jatuh berlutut sambil memegang perutnya.

"ahhh" Terasa nafasnya sesak menerima satu pukulan dari andri.

"itu pelajaran buat lo, anggap aja hadiah dari gue."

"kalau bukan cia yang cegah gue, udah lama gue bikin lo lebih dari ini!!" ucapnya lagi dengan wajah yang begitu emosi.

"lo jawab dengan gentle, lo suka kan sama cia?" tanya andri dengan nada tinggi, membuat ruangan wc menjadi bergema dengan suaranya. Tanganya mengangkat tubuh ray agak berdiri tegap.

"jawab woii, lo cowok apa banci, jawab gitu aja gak bisa ha?" suara ketusnya dan secara tak langsung membuat ray kembali di posisi yang terjepit.

Kalau ia menjawab tidak, bisa saja andri tak puas dengan jawabnya kembali memukulnya lagi.Dan bila jawabnya ia, andri juga bisa memberi satu pukulan lagi.

"iaa" ray menjawab dengan nafas yang berat, karena terasa masih sesak terkena pukulan andri.

"oke, kalau gitu " andri melepaskan tanganya sambil mendorong keras tubuhnya.

"kita buktiin siapa yang bisa dapetin cia, lo apa gue!" ucapnya lagi sambil menujuk nunjuk kearahnya.

"dan kalau gue yang dapetin cia, lo harus jauhin cia dan jangan sok deket lagi sama dia, kalau lo masih juga, gue bakal lakuin lebih dari ini" ancamnya dengan raut wajah uang penuh emosi sambil melangkah pergi keluar.

Masih teringat jelas ucapan dan juga ancaman andri yang menantangnya untuk mendapatkan cia, "apa yang harus gue lakuin sekarang?" lenguh nafasnya berjalan keluar kampus yang mulai sepi.

Dari kejauhan ray melihat andri membukakan pintu mobil mewahnya untuk cia." gak usah tantangin udah ketauan siapa yang bakal cia pilih" gumamnya memelas melihat perhatian andri yang membuat siapa pun iri, termasuk dirinya.

Tapi memang benar, dari segi materi ray kalah jauh dengan andri. Bukan dari itu saja, dari semua aspek yang di berikan andri kepada cia, ray tak ada apa-apanya.

Yang ia punya adalah rasa kagum yang berubah dikit demi sedikit menjadi rasa suka terhadap cia karena perhatian lebih dari cia selama ini kepada dirinya. Atau ray yang menganggap lebih perhatiannya

***

Malam ini ray mengayun sepedanya menuju taman, tempat biasa bertemu cia dengan membawa dua jus mangga pesanannya.

Dari kejauhan cia berdiri di tengah-tengah taman sambil melambaikan tangannya memanggil saat ray baru saja sampai.

"ngapain berdiri disini?" tanya ray sambil memberikan satu jus.

"ummh, aku mau tanam satu pohon di sini, gimana menurut kamu?" cia menunjuk tempat dimana ia berdiri.

"ide yang bagus, lagian tengah taman kosong melompong gitu jadi kesannnya panas kalau siang" ray mengangguk-angguk setuju dengan cia.

"Gimana pohon jambu aja, di depan perumahan kamu ada yang jualan tuh?" cia sempat terdiam sejenak dan sesekali matanya melirik kerah ray yang menatapnya serius,

Cinta Tak Bersampul [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang