Escape (April Cahaya)

25 5 0
                                    

ESCAPE

"Ra, kamu yakin?"

Aku menoleh sekilas ke Nita yang ada di sampingku, kemudian mengangguk pelan.

"Coba pikirin lagi deh." ucapnya lagi. Aku masih bergeming. Pandanganku masih fokus ke depan mengamati lalu lalang orang lewat. Rasanya itu lebih menarik dibandingkan mendengarkan pertanyaan Nita yang selalu sama.

"Ra..." Ada jeda cukup lama sebelum Nita kembali melanjutkan kata-katanya. "Kamu nggak bisa jadi pengecut kayak gini, Ra. Hadapi, bukan kabur gitu aja. Hadapi, jangan menghindar."

Aku kembali menghela napas kasar. "Semuanya nggak semudah yang kamu ucapkan, Nit. Aku nggak sekuat apa yang kamu pikirkan. Aku nggak bisa."

Hening. Kami sama-sama terdiam.  Memikirkan apa saja yang akan terjadi jika aku tetap melakukannya. Apakah semuanya akan baik-baik saja? Apakah semuanya akan berakhir di sini?

"Ra, kamu yakin semuanya akan baik-baik saja?" Kali ini Nita menatapku lekat. Aku sungguh menyesal memintanya untuk menemaniku selama 10 menit. Dan waktu 10 menit itu bagaikan seabad bagiku, karena berbagai kata-kata Nita yang bisa saja mengubah pikiranku saat ini.

Suara pemberitahuan keberangkatan kereta bergema nyaring di seluruh lorong stasiun. Aku segera menyambar tas ranselku dan bergegas pergi.

"Maaf, Nit. Aku harus pergi sekarang." Nita ikut berdiri dengan cepat dan menahan lenganku.

"Ra, kenapa kamu jadi egois? Bagaimana dengan kakakmu?"

"Dia akan baik-baik saja tanpaku. Dia besok akan menikah, dia akan bahagia bersama laki-laki itu."

"Kamu gak seharusnya pergi kayak gini, Ra. Kamu bisa menghapus perasaan terlarang kamu itu perlahan." Nita masih menggenggam tanganku kuat.

"Sebuah perasaan nggak semudah itu dihapus, Nit. Aku harus pergi. Maafin aku. Kakakku akan baik-baik saja aku sudah meninggalkan surat untuknya. Terima kasih kamu sudah mengantarku sampai sini. Aku pergi."

Asal kamu tahu Nita,  bagaimana bisa aku menghapus perasaan ini sedangkan pada akhirnya aku akan tinggal satu atap bersama laki-laki itu?  Laki-laki yang aku cintai adalah suami kakakku.  Bagaimanapun itu adalah suatu kesalahan yang tidak boleh terjadi. Aku akan pergi dan menghapus perasaan itu meski tak semuanya.
Mungkin ini akan jadi air mata terakhirku untuk menangisinya. Maafkan aku.

Penulis : AprilCahaya

The Little Story...Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang