Tahukah kamu tentang bunga dandelion itu?.
Bunga yang memiliki awal kehidupan yang terlihat indah. Namun tidak ada yang tahu mengenai kerapuhan yang mendalam yang dilandanya.
Hingga akhirnya bunga itu mengikhlaskan dirinya menjadi kepingan.
Pergi.., terbang oleh angin yang membawanya. Jatuh pada tempat yang belum ia kenali. Berjuang untuk tetap tumbuh dalam kehidupan baru. Hingga akhirnya ia menemukan kebahagian abadi dalam sosok yang lebih menawan.~Tessa de Thé, Bellatryxxx
*********
London, 30 Desember
"My Rara.. kamu seriusan dengan keputusan kamu. Gak mau dipikir ulang lagi??"
Amel sedang terisak di bahuku. Ia memelukku erat. Membujukku untuk memikirkan ulang rencanaku pergi dari london untuk kesekian kalinya.
"A hundred percent certain mell"
"Tapiii..."
"Amelku sayang listen to me. I will be ok. Dan ini jalan yang terbaik buat aku dan Dann. Kamu mau liat aku menderita terus disini, gak kan?"
"Dan jaman sekarang tuh udah canggih mel. Ada video call. Gak usah pake pulsa yang mahal itu pula. Paling masalahnya kendala waktu aja."
"Mel... kamu harus percaya sama aku. Nanti kalo kamu pulang ke Indo. Kita bakal main lagi. Kalo kamu gak bisa ke Jakarta, biar aku yang nyamperin kamu ke Malang."
Amel yang masih memelukku akhirnya melepaskannya.
"Tapi kamu harus janji sama aku. Kamu bakal baik-baik aja. Dan gak akan nangis lagi. Kalo sampe aku tahu kamu nangis lagi aku bakalan samperin kamu ke Jakarta, Oke?"
"Siap janji dilaksanakan komandan" aku menirukan gerakan tentara.
Akhirnya kami tertawa bersama-sama. Dan aku segera pergi untuk check in.
"Hati-hati beb" Amel mengucapkan salam perpisahannya.
"Kamu juga yaa. Jaga diri. Awas kalo aku nemuin kamu gak utuh lagi di London!" jawabku pura-pura galak.
![](https://img.wattpad.com/cover/112002424-288-k914210.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Tasse de Thé
Narrativa generaleAsapnya mengebul di udara. Ku hirup aromanya perlahan. Mengingatkan ku tentang sesuatu. Sesuatu yang amat menyakitkan. Haruskah aku kembali?? Tentang mengkhiati dan dikhianati cinta. Tentang berjuang hidup diantaranya. Ku teguk cairan itu, kehangat...