BAB 7

99 5 4
                                    

Setelah beberapa menit istirahat, Icha coba bangkit dari tidurnya. Begitu ia bangun ia melihat Ulin duduk di bangku yang berada di depan bed-nya. Lalu Irfan, Agung, dan Tika duduk di kursi lain. Ia mengabaikan teman-temannya dan segera turun dari bed untuk memakai pantofelnya. Ia tidak sengaja melihat Ririn yang tengah tidur di bawah. Wow. Bahkan ia yang pertama tidur di bed atas. Hebat sekali, Cha, batinnya mengejek dirinya sendiri.

"Eh, Fan! Pasien lo mau kabur!” seru Ulin ketika Icha mulai beranjak. Icha menatap datar laki-laki pengadu itu.

"Eh! Icha! Mau kemana lo? Sini lo! Buruan!” teriak Irfan ketika ia barusaja akan melangkahkan kakinya keluar dari UKS. Icha menghela nafas panjang, tanpa bantahan ia berbalik arah menuju Irfan dan kawan-kawan.

"Ada apa?”

"Ada apa pala lo? Lo mau kemana?”

"Keluar”

"Keluar gimana? Ntar kalau lo jatoh sakit lagi gimana? Siapa yang repot. Udah mending lo tiduran. Chrissa aman-aman aja, lo tenang aja. Lagian ya Cha, badan lo kecil gitu tapi berat banget!”

"Eh kok lo tau?”

"Siapa lagi yang ngangkat lo kalau bukan gue, kampret!”

"Bohong. Udah ah, gue mau keluar dulu. Eh Tik, lo mau kemana?” ia mengalihkan pandangan ke arah Tika yang barusaja melewatinya.

"Keluar. Kenapa?”

"Barengan keluar. Gue duluan ya Fan Gung. Thanks udah nolongin gue!” ia berbalik arah mengabaikan Irfan dan Agung yang tengah memandangnya takjub. Gadis ini benar-benar ajaib. Di mana semua orang jika disuruh bersembunyi di tempat hangat, dirinya malah ingin berperang di luar bersama dengan dinginnya udara.

"Kalau lo sakit lagi kita nggak tanggungan!” teriak Agung dan Irfan barengan dari dalam UKS. Icha dan Tika yang udah sampai luar bahkan sampai terdengar jelas.

"Nggak akan!” balas Icha berteriak meskipun tidak terlalu keras.

Keduanya langsung ikut berbaur dengan teman-temannya yang berada di belakang lingkaran junior. Mereka bertanya pada Icha, apakah ia sudah baik saja atau masih merasakan sakit. Ada juga yang berkata betapa beratnya tubuh kecil Icha itu. Icha hanya tersenyum mendengarnya tanpa berniat menjawabnya tapi ia berterimakasih kepada mereka yg sudah menolongnya. Lalu beberapa menit kemudian, Agung dan Irfan datang, masuk ke lingkaran yang dibuat junior. Lalu mereka bertanya pada junior, siapa senior favorit mereka. Yang mendapat banyak fans adalah Arinda, Aini dan Iman. Lalu disusul Chrissa juga yang mendapat satu suara dari salah satu junior.

"Kak Chrissa... karena pendiam”

"Kasih nilai plus-plus pokoknya” humor Chrissa yang lagi-lagi mendapat surakan kor dari teman-temannya.

"Oke. Kalau kamu Dek.. Dek Ade?” tanya Irfan pada gadis berhijab di urutan berikutnya yang langsung mendapat perhatian dari semuanya.

"Kak Icha”

"Icha? Dia kan lagi di UKS” ucap seseorang dari ujung sana.

"Dia udah keluar, man. Mana Icha weh, dapet suara juga lo ternyata” ejek Irfan yang dibalas dengusan oleh Icha.

Pandangannya kembali pada Ade, "Kenapa lo milih Kak Icha dari pada yang lain?” tanya Irfan diiringi nada ejekan yang tak pernah lepas. ‘Kann mulai lagi. Seterah Ade dong ya. Ck.’ Batin Icha kesal.

"Karena imut” dan jawaban ini sontak membuat semuanya—senior dan junior—tertawa kencang.

"Gila! Sinting! Imut dari mana coba? Orang kayak gitu dikatain imut?” lagi-lagi ejekan Irfan membahana ditambah Agung dan yang lainnya ikut menimbrung. Sama-sama membully Icha yang bahkan barusaja keluar dari UKS. Mereka memang teman yang baik dalam penyambutan temannya yang barusaja sembuh dari sakit.

We Are PASKIBRATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang