Chapter 1

1.3K 81 7
                                    

*Annabeth's POV*

Aku menatap dosen dengan malas. Mata kuliah sejarah ini sangat memuakkan dan membuatku ingin muntah saja. Oke, itu memang sedikit berlebihan tapi sungguh, mata kuliah sejarah adalah yang terburuk.

"Ms. Zoe?"

Aku tersentak dari lamunanku dan menjawab dosen didepanku dengan gugup. "Y..yes Mr. Dunton?"

"Kau mendengarku tidak?"

Aku mengangguk sebagai jawabannya. "Kalau begitu jawab pertanyaanku. Mengapa Raja Charles II turun tahta pada tahun 1867?" (pertanyaan ini hanyalah karangan author semata)

Oh Tuhan, kenapa harus ada mata kuliah sejarah. I'm totally hate history. "Karena...perang saudara?" jawabku pelan.

Sedetik kemudian Mr. Dunton memukulkan penghapus papan tulisnya ke atas meja. Seluruh mahasiswa pun terdiam karenanya. "Get out, Annabeth." katanya galak. Aku diam saja. Dan ia kembali melanjutkan amarahnya, "NOW!"

Bergegas ku kumpulkan buku dan laptopku. Aku menyerah, lebih baik aku keluar dari kelas yang menyebalkan ini. Toh tidak ada gunanya juga aku melanjutkan pelajaran ini.

Diluar kelas, aku tak tahu harus menuju kemana. Leah, sepupuku masih ada kelas Musik saat ini. Dan teman-temanku yang lain juga punya kelas masing-masing. Ugh sucks. I'm alone.

"Annabeth?" Ada suara seorang laki-laki dibelakangku. Aku menoleh dan mendapati ada Jackson disana. Sekedar informasi, Jackson ini adalah sahabatku di kampus. Ia adalah orang yang baik dan lucu. Tak jarang aku menjadi bahan keusilannya. Tapi aku tidak pernah marah padanya asalkan keusilannya itu masih dalam batas yang wajar.

"Hi Jack!" sapaku sambil ber-high five dengannya.

"Kau free class ya?" tanyanya. Kami berjalan berdua di koridor kampus.

 "Tidak, aku diusir oleh Mr. Dunton," jawabku cekikikan.

"Wow, seorang Annabeth bisa diusir dari kelas? Ckck, apa kata ayahnya nanti..."

Aku langsung mempelototi Jack. "Jangan berani-beraninya kau bilang hal ini pada ayahku." Iya, aku memang takut jika ayahku sampai tau tentang masalah ini. Aku tidak ingin mengecewakannya. Aku sudah bekerja keras untuk mendapatkan beasiswa di London University ini tanpa bantuan ayah.

"Haha, aku cuma bercanda. Lagi pula aku bukan tukang ngadu kok."

"Yeah, whatever," kataku menjitak kepalanya pelan.

"Hey, kau tidak sopan."

"Sorry, Jackson."

"Hmm..."

"Okay okay, kita ke kantin yuk. Kali ini aku yang traktir ya." kataku sambil menarik tangan Jackson. Lelaki berambut cokelat itu mengangguk. "Deal." 

Sesampainya di kantin aku segera pergi memesan makanan sedangkan Jack yang memilih tempat. Aku memilih pasta untuk makan siang kali ini karena pasta adalah kesukaan Jack. Ia pasti akan senang sekali jika diberi pasta.

Here’s your food.”

Thank you Annabeth!” Katanya senang sambil memelukku pelan.

Kemudian seluruh gadis di kantin ini menatapku dengan iri. Mereka iri karena Jack memelukku. Oh ya, Jack ini adalah kapten rugby di kampus. Ia terkenal karena permainannya yang mantap. Tak heran seluruh gadis di kampus mengincarnya. Selain tampan, Jackson adalah orang yang baik hati dan sopan. Ia bukanlah tipe anak eksis yang suka menindas anak lain. No, Jackson bukanlah orang seperti itu. Walaupun begitu aku hanya menyayangi Jack sebagai sahabat, tidak lebih dari itu.

Back For You [sequel to Perfect Stranger]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang