Chapter 4

877 83 8
                                    

*Niall’s POV*

Aku membereskan barang-barangku yang bertebaran diatas kasur hotel. Hari ini tur Where We Are kami sudah selesai dan aku akan pulang ke London. Ini sangat menyenangkan! Aku suka bisa bepergian ke luar negeri untuk tur dan berkeliling, tapi tidak ada tempat yang paling indah selain rumah ‘kan?

Setelah itu aku langsung menuju bandara untuk pulang bersama empat sahabatku lainnya, Liam, Louis, Harry dan Zayn. Air muka mereka tampak begitu berseri-seri, sama sepertiku. Tapi hanya aku dan Zayn yang akan pulang ke London, sedangkan Liam Louis dan Harry akan pulang ke kampung halaman mereka masing-masing.

Tiba-tiba ponselku berdering. Segera saja aku ambil dan melihat nama Kelsey di display name di ponselku. Aku langsung menjawabnya. “Hi Kels,” sapaku berseri-seri.

“Ya, ya. Aku pulang hari ini. kau mau menjemputku? Baiklah jika itu tidak mengganggumu. See ya, Kels.”

Aku menutup ponselku cepat-cepat. Mendengar suara Kelsey membuat hatiku sedikit ragu. Wanita itu belakangan ini sudah mulai berubah menjadi lebih baik. Dia sering meneleponku selama aku pergi tur, hanya untuk sekedar mengingatkan apakah aku sudah makan atau belum. Mengingatkanku agar aku selalu menjaga kesehatan dan selalu beristirahat cukup. Dan dia pasti selalu mengatakan ‘I love you’ di akhir percakapan. Entah mengapa aku mulai merasa kerasan dengan sikapnya yang perhatian itu. biasanya kan dia hanya meneleponku jika ada maunya, contohnya ketika dia ingin aku menemaninya berbelanja.

Akhirnya kami sampai di bandara Heathrow. Aku langsung berpisah dengan Zayn karena dia sudah dijemput oleh ibunya. Sementara itu mataku dengan cermat mencari Kelsey.

Aku menemukan Kelsey yang tengah melambaikan tangannya. Ia memakai dress selutut berwarna pastel. Rambutnya dihiasi sebuah bando mini mouse berwarna merah yang lucu. Aku menatapnya lama. Kenapa... kenapa Kelsey cantik sekali hari ini? atau hanya aku yang baru menyadari kalau dia sangat cantik?

“Hei, Niall! I miss you,”

Aku membalas pelukan Kelsey. “Hi Kels. I miss you too.” Lama juga kami berpelukan, sampai-sampai ada beberapa paparazzi yang mengabadikan momen itu dengan kameranya. Ugh, blitz kamera mereka sangat mengangguku. Aku pun langsung menarik tangan Kelsey dan mengajaknya cepat-cepat pergi dari sana.

Kali ini aku membiarkan Kelsey menyetir karena dia ngotot ingin menyetir. Katanya aku capek jadi lebih baik kalau dia yang menyetir.

“Bagaimana kabarmu, Ni? Kau lega turnya sudah selesai?” tanya Kelsey.

“Aku baik-baik saja. Kau sendiri bagaimana? Ya, begitulah. Aku rindu kota ini,”

“Ah, baguslah kalau begitu. Aku juga sehat. Oh ya, kau lapar? Kau mau makan apa?”

“Boleh juga. Terserahmu saja, mau kemana.”

Kelsey pun membawa kami ke salah satu restaurant Prancis. Dia memang suka wisata kuliner, jadi dia tahu dimana tempat makan yang enak. Kami pun turun dan segera memesan makanan.

“Ni, bolehkah aku bertanya?” kata Kelsey hati-hati.

Aku mengangkat bahu, “Boleh, asalkan pertanyaanmu masih bisa aku jawab.”

“Kau masih menyayangi Annabeth ya?”

Apa-apaan Kelsey bertanya seperti itu. dia ingin mengajakku ribut lagi?

Tapi omong-omong soal Annabeth, aku sudah mulai berusaha melupakannya. Aku pasrah. Aku lebih baik menginginkan kemauan Mom, dan berusaha untuk menerima Kelsey apa adanya. Toh aku sudah tidak bisa berbuat apa-apa lagi.

“Tidak,” jawabku.

“Kau bohong.”

“Memangnya kenapa?” kataku balik bertanya padanya.

Back For You [sequel to Perfect Stranger]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang