Chapter 8

746 79 7
                                    

Annabeth memoleskan sedikit bedak diwajahnya, lalu dilanjutkan dengan bibirnya yang diberi lipgloss berwarna pink segar. Terakhir, ia menyemprotkan parfum Chanel beraroma vanili ketubuhnya. Ia pun memandangi cermin sekali lagi, disana terdapat seorang gadis cantik dengan balutan dress bermotif stripes berwarna merah dan cokelat lembut. Lalu ia pun mengenakan high heels dengan warna senada.

Sebenarnya Annabeth tak ingin repot-repot mengenakan baju dan heels seperti ini. Namun kali ini ia berusaha dengan senang hati menggunakannya karena Niall-lah yang menyuruhnya. Hari ini lelaki itu mengajaknya jalan-jalan ke WarnerBros studio di London. Berhubung gadis ini adalah penyuka film, maka Niall tahu ia pasti akan sangat senang jika diajak kesana.

Lalu Annabeth segera mengambil mantel luarnya agar tidak kedinginan diluar sana. Salju sudah mulai turun di kota London, dan ia harus berjaga-jaga agar tidak kedinginan, apalagi ditambah dengan kondisi kesehatannya yang memburuk belakangan ini.

Ready, sweetheart?”

Suara Niall mengagetkan Annabeth, karena tahu-tahu saja laki-laki itu sudah berada di depan pintu kamarnya. “What the hell are you doing there? Kau mengintipku ya?!” tanya Annabeth sambil melemparkan boneka beruangnya. Niall tertawa dan dengan cekatan langsung menangkapnya. “Nope, aku baru sampai didepan kamarmu beberapa detik yang lalu.”

Annabeth pun meraih ponselnya yang terletak diatas kasur lalu beranjak keluar dari kamarnya. “Whatever. Ayo kita pergi sebelum aku berubah pikiran,” ia pun berjalan mendahului Niall.

“Kau tidak mungkin berubah pikiran. Aku tahu seorang Annabeth tidak akan menolak ajakan kencan seorang Niall James Horan.” Kata Niall santai. Annabeth membelalakkan matanya dan berbalik menatap Niall tajam, “Kencan katamu?”

Niall pun salah tingkah dibuatnya, “Eh, tidak kok. Kita hanya jalan-jalan biasa.” Tapi sedetik kemudian Annabeth tertawa, “See? Siapa yang menyukaiku sekarang?” katanya cekikikan. Muka Niall pun memerah karenanya. Sialan, niatnya menggoda tapi malah aku yang kena batunya. Katanya dalam hati.

“Ya sudahlah, apa katamu saja. Ayo kita berangkat.”

Mereka pun berangkat. Sesampainya di lokasi tujuan, keduanya langsung turun.

Seharian lamanya mereka menjelajahi studio pembuatan film itu. dan tak terasa tour mereka berhenti pada kastil Hogwarts. Annabeth yang seorang penggemar berat Harry Potter langsung saja mengeluarkan kameranya dan bersiap memotret dirinya didepan bangunan besar yang merupakan tempat syuting sekolah dalam karya fiksi karangan JK. Rowling itu.

But first lemme take a selfie...”

Niall langsung tertawa melihat tingkah gadis itu. ia pun mengajukan diri untuk memotret Annabeth. “Tidak usah, lebih baik kita berfoto berdua.” Katanya dengan mata berbinar-binar. Niall mengangguk.

Keduanya pun sibuk mengabadikan momen –momen itu dikamera milik Annabeth. Senyum tak dapat dihapus dari wajah keduanya.

Setelah letih berfoto, akhirnya mereka memutuskan untuk istirahat disebuah cafe yang telah disediakan. Niall pun memesan makanan untuknya, sementara Annabeth hanya memesan minuman karena ia tidak lapar. Tiba-tiba kepala terasa pusing sekali. Annabeth langsung teringat kalau ia belum meminum obat, terakhir ia minum tadi pagi sebelum berangkat.

Ia pun segera mengeluarkan obatnya dari dalam tas. Lalu dengan cepat ia menelannya dan dilanjutkan dengan meneguk air putih yang sudah disediakan. Ia pun menyandar di kursi sambil menghela napas panjang, berharap sakit kepala itu segera hilang.

Niall yang melihat itu langsung saja mengerutkan keningnya heran. “Itu obat apa, Ann?” tanyanya menyelidik.

“Eh, anu.. ini hanya vitamin kok. Iya, ini vitamin, belakangan ini aku sering letih karena bekerja di tokoku.” Kata Annabeth berbohong. Dan Niall pun tampaknya mempercayainya begitu saja dan dia tidak menanyakannya lebih lanjut. Annabeth pun lega karenanya. Ia tidak ingin Niall tahu. Setidaknya sampai waktu yang tepat.

Back For You [sequel to Perfect Stranger]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang