Bab 1 "Teaser the Vow"

1.7K 120 39
                                    

"Aku pulang....."

"Ah, hei....kamu sudah pulang! Larut sekali...."

"Maaf maaf.... Blake ingin aku mengerjakan update laporan untuk lusa. Kenapa kamu tidur disini? Nanti kamu masuk angin, Mish..."

"Aku menunggumu Jey, apalagi? Kamu sudah makan?"

"Urh! Kelaparan, tapi kamu tidak perlu repot Mish... makanan microwave sudah cukup untukku."

"Jangan becanda... aku sudah capek-capek membuatkan makanan untukmu. Ada di dalam kulkas, kamu tinggal mengeluarkannya saja..."

"Serius? Aku? Suamimu yang kelaparan ini hanya diberi makanan beku?"

"Aku berani bersumpah kalau 2 menit yang lalu suamiku bilang tidak ingin merepotkanku."

"Itu namanya menjadi sopan dan pengertian, Mish...."

"Bukan berarti kamu harus berbohong, Jey... cepat ambil makananmu sebelum menjadi beku seutuhnya!"

.

.

.

.

.

"Kepada siapapun yang bisa mendengakan siaranku.... namaku Jensen Ackles... Aku memiliki tempat dengan banyak makanan, air bersih, obat-obatan, sedikit listrik, dan amunisi. Aku bisa tawarkan keamanan dan kesejahteraan bagi siapapun di luar sana yang benar-benar membutuhkan. Datanglah di halaman parkir gedung toserba 777 di pusat kota pada jam 10 sampai 3 sore. Jika kalian datang melebihi atau kurang dari jam tersebut, ada walkie talki yang kutinggalkan di salah satu kotak pos dekat situ agar kalian bisa menghubungiku. Jadi tolong..... bagi siapapun.... siapapun.... hubungu aku. Jangan hilang harapan...."

"Bagaimana dengan jus lemonmu Mish? Terlalu asam?" Tanya Jensen pada mannequin pria di sebelahnya yang didandani layaknya manusia yang sedang berjemur dibawah terik matahari.

Alih-alih menjawab, wajah kaku boneka itu hanya menatap balik Jensen dan meski begitu, Jensen tetap tersenyum dan kembali pada pengintaiannya lewat teropong. Pengintaian untuk mencari seseorang yang masih hidup. Seseorang yang mungkin saja mendengarkan siarannya di radio....

Sesekali dia menandai sesuatu di petanya dan menghitung setiap mayat hidup yang berkeliaran tanpa arah di jalanan hancur yang mulai ditutupi genangan air dan vegetasi tanaman. Kota modern yang tadinya bersih dan terawat sekarang kembali menjadi seperti rawa dan reruntuhan kota hantu.

6 tahun 7 bulan 22 hari 15 jam 31 menit dan 4 detik setelah kontak virus pertama terjadi disini, di kota ini. Hampir selama itu jugalah Jensen hidup bersama para survivor hingga takdir hanya menyisakan dia sendirian.

"Sepertinya kita harus kembali, Mish. Daphne ingin kita segera pulang dengan membawa tepung, dia akan membuat Pizza buatan rumah malam ini! Bukankah terdengar asyik? Kamu tidak perlu memasak malam ini." Ucap Jensen sambil tersenyum pada "Mish" dan mulai membereskan peralatannya, siap berangkat.

Setelah semua beres, dia mengangkat mannequin dari posisinya lalu mengikatkannya di belakang dan dia siap berangkat. Sambil mengangkat AK-47 yang diberi pisau pada ujungnya agar berfungsi sebagai tombak, dengan lincah dan sigap Jensen menghindari dan membunuh setiap zombie yang menghadang. Sebisa mungkin dia melakukannya tanpa harus menembakan peluru karena kawanan mayat hidup yang terpicu suara lebih merepotkan dari yang dikira.

Setelah beberapa saat, Jensen akhirnya sampai di daerah pertokoan tepatnya sebuah toko kue dan roti. Tokonya sudah rusak dan hampir roboh, bahkan tidak ada bahan makanan lagi yang bisa diambil dari sini, tapi Jensen selalu datang kesini setiap minggunya.

Promise [LGBT][MxM]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang