Satu

5K 232 17
                                    

05.00

"Vera! Bangun!" Teriak ibunya Vera, Amanda

Vera sengaja menyuruh ibunya untuk membangunkannya jam 5 pagi, karena hari ini, Vera harus sudah berada di sekolah jam 6 pagi. Hari ini adalah hari pertama MOS (Masa Orientasi Siswa).

"Rara! Lo kan ketua osis, masa telat sih?" Ucap abangnya Vera-Fadli. Fadli sudah berada dikamarnya Vera dan sedang berusaha membangunkan adiknya itu.

Vera hanya bergumam, "hmm"

Fadli pun mulai kesal dengan sikap adiknya, dan menyerah membangunkan adiknya. Fadli keluar dari kamar Vera dan menuju ke kamar mandi.

Tiba - tiba ponsel Vera bergetar. Vera yang baru setengah sadar itu merasakan ada yang bergetar di pinggir bantalnya.

Vera mengecek ponselnya, ternyata Dena mengirim pesan LINE.

Dena Amalia : Vera! Lo gak lupa kan kalo kita sebagai pengurus osis harus tiba di sekolah sebelum jam 6?

Vera terkejut. Ia lalu tersadar bahwa hari ini ia harus tiba di sekolah sebelum jam 6. Ia membalas LINE  dari Dena.

Vera Aina : Iya iya. Gue gak lupa kok, ini gue lagi sarapan.

Ya, Vera berbohong.

Vera segera bangkit dari tempat tidurnya lalu bergegas menuju kamar mandi.

Hanya butuh waktu 10 menit untuk ia membersihkan diri dan berpakaian rapi.

Vera menatap dirinya di cermin yang terpasang di  kamar Vera. Orang orang menganggap stylenya aneh. Mata coklat hazel, rambut coklat dikepang, rok dibawah lutut, pakaian yang sedikit kebesaran, kaus kaki putih bersih, ia memakai sneakers. Oh tidak lupa! Kacamata tebal terpasang di batang hidungnya. Ia sempat berfikir, apanya yang aneh?. Menurut Vera, style mereka lah yang aneh. Memakai baju ketat, rok diatas lutut, warna rambut dicat blonde, kaus kaki dan sepatu yang warna - warni.

-NERD GIRL-

"Kamu tuh ya, katanya ketua osis? Katanya sekarang hari pertama kamu ngebimbing anak anak kelas 10 tahun ajaran baru? Tapi kok telat?" Yap, betul. Sekarang Vera sedang diomeli oleh ibunya. Vera hanya bisa diam. Ia tidak bisa menghilangkan kebiasaan buruknya, yaitu 'susah bangun'.

"Lo tuh gak pantes jadi ketos. Lagian aneh banget anak - anak di NB malah milih lo. Mendingan juga si Andrean." Bang Fadli ikutan ngomong.

"Ck! Diem, bang!" Vera berdecak kesal karena abangnya malah ikut - ikutan mengomeli Vera, bukan membelanya.

"Sshh. Udah - udah. Jangan berantem! Kalian tuh ya, kerjaannya cuma berantem mulu." Ibunya angkat bicara.

"Buang fuadli yhang mulai!" Vera berbicara tidak jelas karena ia sedang mengunyah roti isi buatan ibunya.

"Belajar ngomong dulu sono yang bener!" Ucap Fadli.

"Kalo lagi makan itu jangan sambil bicara, gak baik." Ibunya memperingatkan.

Vera lalu menelan makanannya sambil menatap kesal ke arah Bang Fadli. Bang Fadli hanya menjulurkan lidah.

"Ma, udah jam setengah enam. Fadli berangkat dulu ya." Pamit Fadli lalu menyalimi tangan ibunya. "Ayo, Rara, jangan natap gue gitu mulu." Ajak Bang Fadli ke Vera yang masih menatap kesal ke arahnya.

Vera pun lalu menyalami tangan ibunya. Ia lalu mengikuti Bang Fadli dari belakang.

-NERD GIRL-

"Terimakasih kepada para pengurus osis yang sudah hadir. Disini bapak akan membagi kelompok. Ya Vera! Kemari, bantu bapak." Pak Andi menjelaskan -pembina osis-.

Vera pun maju ke depan.

"Ini, tolong bacakan nama - namanya." Suruh Pak Andi. Vera mengangguk.

"Kelompok satu, Dena, Andin, Faishal." Vera mulai membacakan. "Kelompok dua, Diana, Dinda, Davi, wah trio D nih." Vera tertawa, dan anak lainnya pun ikutan tertawa, kecuali satu. Andrean. "Kelompok tiga, Vera, Riana, Andrean. WHAT?!"

-NERD GIRL-

AuthorNote : Wahhh seneng banget bisa bikin cerita baru. Semoga pada seneng yaaa<3 Vote and comment ya guys;) don't be a silent readers guys;) maaf yaa, aku sengaja bikin sediki part nya, soalnya supaya nanti partnya banyak;) mohon dimengerti...

(Fake) Nerd GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang