Tiga

2K 155 3
                                    

"Lo gue anterin pulang ya? Anggap aja ini permintaan maaf karena gue udah ngatain lo. Lagian rumah kita kan bersebrangan." Ajak Andre.

Vera sempat menoleh ke belakang, lalu berkata, "Gak. Gue mau nunggu Bang Fadli disini." Vera menegaskan.

Andre terkekeh, lalu berkata, "Mau sampe kapan sih nungguin abang lo? Trust me, dia lagi tidur. Lagian gue juga gak bakal nyelakain lo." Ucap Andre sambil terkekeh lagi.

Vera berfikir sebentar. Gimana kalo Bang Fadli beneran tidur? Terus mau sampe kapan gue nunggu disini?

"Yaudah iya." Vera mengiyakan.

Vera lalu menaiki motor Andre. Andre mulai memakai helm.

"Pegangan Ver, nanti jatoh." Andre menyarankan.

"Dih, ogah." Vera menjawab ketus.

Andre pun tersenyum jahil, lalu menyalakan motornya, dan menggas nya sampe anjlok. Reflek tangan Vera memeluk pinggang Andre. Andre tersenyum jahil.

"Nah gitu dong." Ucap Andre.

Andre lalu menjalankan motornya dan meninggalkan area parkir sekolah.

-NERD GIRL-

"Bang Fadli!" Teriak Vera kesal karena mendapati Abangnya tertidur di sofa ruang tamu.

Ternyata benar kata Andre, bang Fadli sedang tidur.

Reflek Bang Fadli terkejut, dan membuka matanya karena mendengar adiknya berteriak.

"Kenapa, Ra? Jangan teriak - teriak, dong. Udah tau gue lagi tidur." Bang Fadli bertanya sambil mengucek matanya.

"Abang tuh ya. Katanya mau jemput Rara, tapi ditungguin daritadi ternyata abang enggak jemput Rara." Vera mengoceh panjang lebar.

Bang Fadli pun tersadar, lalu berkata, "Oh iya! Gue lupa hehe." Bang Fadli berkata sambil menunjukkan cengirannya. "Gue tadi kecapean abis pulang dari kampus, jadinya gue tidur deh. Maaf ya." Bang Fadli menjelaskan. "Terus kamu pulang sama siapa?" Tanya Bang Fadli.

"Rara pulang sama Andre." Jawab Vera sambil menunjuk Andre yang sedang berdiri di ambang pintu.

Andre menunjukkan senyumannya, kalo orang lain lihat senyumannya pasti meleleh, tetapi tidak untuk Vera.

"Eh Andre! Sini!" Ucap Bang Fadli sambil melambaikan tangannya.

Andre pun menghampiri Bang Fadli.

"Makasih ya udah anterin Rara." Bang Fadli berterimakasih.

"Iya sama sama." Jawab Andre sambil tersenyum.

"Lain kali Rara pulangnya sama Andre aja." Bang Fadli menyarankan.

Mendengar Bang Fadli berbicara seperti itu, Vera langsung melotot.

"Abang tuh gimana sih? Rara gak mau pulang sama Andre! Maunya sama Bang Fadli!" Vera mengoceh.

"Rara, gue sekarang lagi sibuk banget, jadi gue gak sempet jemput lo. Tiap hari gue cape mulu." Bang Fadli menjelaskan.

Vera langsung cemberut.

"Siap, bang. Gue bakalan nganterin pulang Vera tiap hari." Jawab Andre sambil mengacungkan jempolnya, dan tersenyum. "Yaudah, gue pamit dulu ya, bang, Ver. Takut mama nyariin."

Bang Fadli menganggukan kepalanya, sedangkan Vera masih cemberut.

Andre pun keluar dari rumah Vera dan menuju rumahnya yang berada di seberangnya.

Vera membawa tas nya dan menuju ke kamar Vera, lalu masuk ke kamarnya, dan membantingkan pintu.

Bang Fadli hanya menggeleng melihat sikap adiknya itu. Ia berniat untuk melanjutkan tidurnya.

Vera membuka kacamata tebalnya, dan menyimpannya di meja belajar. Rambutnya digerai. Ya, penampilan Vera memang seperti cewek normal. Tetapi Vera berpenampilan cupu karena Vera ingin mengetahui siapa orang - orang di sekelilinginya yang menerimanya apa adanya. Vera mengacak - acak rambutnya frustasi. Tiba - tiba ibunya datang.

"Rara? Nanti malem ikut ya ke acara kantornya Papa. Kamu dandan yang cantik, ya. Jangan nolak!" Ibunya berkata, lalu pergi meninggalkan kamar Vera.

What the...?

Vera bingung harus memakai baju apa, dandan gimana. Karena jujur, meskipun Vera seperti cewek yang lain, tapi Vera tidak mempunyai baju pesta, dan tidak pernah dandan.

Vera lalu mengambil handphonenya, dan berniat untuk mengirimi pesan LINE ke Dena.

Vera Aina : Den! Kerumah gue sini. Bantuin gue:(

Dena Amalia : Bantuin apa?

Vera Aina : Mama nyuruh gue buat dateng ke acara kantornya papa. Gue niatnya pengen ke mall dulu beli baju you know me lah yaaa. Gue gak punya baju pesta. Terus nanti malem tolong dandanin gue:(

Dena Amalia : Itu mah kecil Ver! Yaudah gue otw sekarang.

Vera hanya meread pesan yang dikirim Dena.

Vera lalu mengganti pakaian nya dengan kaos putih polos, lalu memakai jumpsuit berbahan jeans. Ia memakai upluk di kepalanya. Ia pun memakai sneaker berwarna putih. Dandanan cupu hanya untuk di sekolah. Dena tau bahwa Vera hanya pura - pura cupu.

Vera keluar dari kamarnya.

"Ma, Vera keluar dulu ya sama Dena. Nanti pulangnya paling jam 5 sorean." Vera pamit menciumi punggung tangan Ibunya.

Ibunya mengangguk.

-NERD GIRL-

AuthorNote : ini cerita gaje gak sih?:( semoga engga ya:) jangan lua vote nya<3

(Fake) Nerd GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang