Dua

2.3K 169 2
                                    

"Kelompok tiga, Vera, Riana, Andrean. WHAT?!" Reflek Vera berteriak kaget, ia terkejut ternyata dirinya satu kelompok dengan musuh terbesarnya, Andrean.

"Kenapa, Vera?" Pak Andi bertanya sambil menatap Vera Heran.

"Eh enggak, pak. Tapi ini kok saya satu kelompok sama Andrean?" Vera bertanya.

"Bapak sengaja kalian satu kelompok. Bapak ingin kalian akur. Bapak sering melihat kalo kalian sering berantem." Pak Andi menjelaskan.

Mampus!


-NERD GIRL-

"Lo kenapa sih? Daritadi makanannya di aduk aduk mulu gak dimakan." Tanya Dena. Ya, Vera dan Dena sekarang berada di kantin karena sekarang adalah waktunya istirahat.

"Ih gue masih sebel sama Pak Andi. Dia kok malah bikin gue sama Andrean satu kelompok? Gue gak mau lah!" Vera berbicara dengan penuh emosi,sambil mengacak - acak rambutnya frustasi.

"Lo fikir gue juga mau? Ya enggak lah! Apalagi satu kelompok sama orang yang cupu kaya elo!" Tiba - tiba ada yang menyahut ucapan Vera tadi.

Vera menoleh ke belakang, dan mendapatkan sosok Andrean yang mentapnya dengan sangat dingin.

"Cabut, Den." Vera lalu mengajak Dena pergi, dan meninggalkan makanan Vera yang masih banyak.

Mood Vera sekarang sedang tidak baik. Setelah dari kantin, Vera mengajak Dena untuk ke toilet. Dan disinilah Vera menangis.

"Den, emangnya gue cupu ya?" Tanya Vera yang masih menangis. Baru saja Dena ingn menjawab, Vera sudah berbicara lagi, "Tolol banget sih itu cowok! Ngomongnya asal jeplak! Mana di depan umum lagi! Orang tuanya ngajarin dia sopan santun gak sih?" Vera berbicara dengan emosi nya yang memuncak. Tangisannya pun meledak.

"Ssshh, udah. Omongan dia jangan di dengerin." Ucap Dena menenangkan.

"Eh kayak ada yang nangis." Terdengar seseorang berbicara di luar sana. "Masuk yuk!" Terdengar suara lagi.

"Tolol banget sih! Ini kan toilet cewek." Terdengar suara yang berbeda.

"Masuk aja Dre, kali aja ada apa - apa di dalem." Terdengar suara yang berbeda.

Vera berfikir, Dre? Andrean? Gak mungkin.

Lalu masuklah tiga orang cowok. Ya, itu adalah Andrean, Rendi, dan Jovan. Mereka terkejut melihat Vera yang sedang menangis dan penampilannya acak - acakkan.

"Vera kenapa, Den?" Tanya Rendi.

"Ini semua tuh gara - gara lo, Andrean! Lo tuh ngomong gak pernah di pikir dulu!" Dena menjelaskan dengan emosi yang memuncak. Dena tidak terima sahabatnya di ejek.

Andrean mengernyitkan dahi bingung. Ia pun mengingat percakapannya dengan Vera di kantin tadi. Ia merasa bersalah telah mengatakan Vera 'cupu' di depan banyak orang. Ia tidak tega melihat seorang cewek menangis karena ulahnya.

"Maafin gue, Ver." Ucap Andrean lembut sambil mengusap rambut Vera yang sudah acak - acakkan.

"Bosen gue maafin lo. Besok besok pasti gini lagi." Vera menjawab sambil menepis tangan Andrean yang sedang mengusap rambutnya.

"Gue janji deh gak bakalan ngatain lo lagi." Janji Andrean.

"Ah busuk lo." Jawab Vera ketus. Lalu pergi meninggalkan mereka berempat.

-NERD GIRL-

"Lama banget sih." Gerutu Vera kesal. Ya, searang waktunya pulang dan Vera sedang menunggu abangnya yang berjanji akan menjemputnya. Tapi sampai sekarang Bang Fadli belum menjemputnya juga.

"Lagi nungguin siapa, Ver?" Tiba - tiba ada yang bertanya.

Vera menoleh ke belakang dan ternyata Andre. Vera memutar bola matanya, dan berdecak kesal.

"Kepo." Jawab Vera singkat, jelas, padat.

Mendengar Vera menjawab seperti itu, Andre tertawa pelan.

"Dih, sinting kali." Vera menoleh ke arah Andre sebentar lalu tatapannya kembali ke depan, menatap jalanan.

"Lagi nungguin Bang Fadli ya?" Tanya Andre. Baru saja Vera ingin menjawab, Andre berbicara lagi, "Jam segini pasti Bang Fadli ketiduran, kasian dia pasti kecapean baru pulang dari kampus."

"Sotoy lo." Jawab Vera ketus.

"Lo gue anterin pulang ya? Anggap aja ini permintaan maaf karena gue udah ngatain lo. Lagian rumah kita kan bersebrangan."

-NERD GIRL-

AuthorNote : Nah lo? Vera dianterin pulang sama Andre:v jawaban Vera apa ya? Kalo aku sih yes :D. Terus bacain NG yaa<3 jangan lupa votenya guys;) jangan jadi pembaca gelap:)

(Fake) Nerd GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang