➖Solstice [M]

27.8K 1.1K 58
                                    

Yoongi terkejut ketika mendapati Jimin berdiri di depan pintu loftnya sore itu—lelaki berambut hitam itu bahkan hanya menggunakan kaos hitam tipis dan celana jeans, berpakaian khas mortal di suasana sedingin ini. Senyum Jimin mengembang ketika menemukan Yoongi berdiri terpaku beberapa meter di depannya.

'Jim—bodoh!'

Yoongi mempercepat langkahnya, dentum jantungnya memburu. Hawa dingin menyebar begitu cepat, seiring emosi Yoongi yang perlahan naik. Kerinduan, kekhawatiran, kemarahan segalanya berkumpul menjadi satu ketika melihat Raja Musim Panas berdiri di depan pintu loftnya.

Bukan—sekarang bukan waktunya ia bertemu dengan Jimin. Bukan hari ini matahari mengalami titik balik—dimana kerajaannya sama kuatnya dengan kerajaan Jimin.

Hanya dua kali dalam setahun, saat matahari mengalami titik balik—Yoongi dan Jimin bebas bertemu tanpa menyakiti satu sama lain.

'Jim! Apa yang kau lakukan disini?'

suara Yoongi meninggi ketika bertemu dengan Jimin, lelaki itu malah seolah tidak peduli. Menarik Yoongi pada pelukannya dengan gerakan secepat kilat—khas faery. Sengatan matahari dari pelukan Jimin membuat Yoongi mengernyit—pedih.

Selalu seperti itu. Sentuhan yang menyakitkan.

Yoongi mengisyaratkan kepada Taekwoon, pengawal  pribadinya untuk menjauh. Memberikan ruang pribadi untuknya dan Jimin.

"ingin bertemu kekasihku—"

'titik balik matahari masih besok, moron! Tidak—'

"—apa aku salah jika aku ingin menemuimu lebih awal?"

Yoongi terdiam. Mendengus kesal—padahal pipinya memerah.

'mulutmu licin sekali, brengsek—'

Jimin tertawa. Lelaki itu melepas pelukannya, dan menangkup pipi Yoongi dengan hati-hati. Tidak ingin melukai kekasih musim dinginnya—mata Jimin memenjarakan netra Yoongi. Mengatakan bahwa betapa ia merindukan saat-saat berdua dengan kekasihnya—Ratu Musim Dingin.
.
.
.
Karena bibir Jimin sudah menangkup belah bibir Yoongi dengan cepat, mencurahkan gelombang musim panas dari ciumannya yang membuat Yoongi meleleh. Tubuh Yoongi terdesak di pintu loft. Umpatannya tertelan begitu saja ketika Jimin menghisap bibirnya dengan lembut—memainkan bibir tipis Yoongi dengan hisapan halus yang memabukkan.

'm-mmh—J-jim—'

Jemari Jimin menghantarkan rasa panas ketika mengusap pucuk dada Yoongi dari luar kemejanya.membuat mulut Yoongi terbuka begitu saja karena gairah—lidah Jimin melesak, menggoda lidahnya untuk bergulat. Yonggi mencengkeram undercut Jimin, menyebarkan embun beku di sekitar lehernya.

Gairah adalah milik kerajaan Musim Panas.

Sentuhan-sentuhan faery mereka selalu menakjubkan.

Yoongi mengadah begitu saja ketika ciuman terlepas—bibir Jimin berganti menjelajah rahang dan lehernya dengan kecupan memabukkan. Meninggalkan lebam di setiap jengkal kulit pucat Yoongi yang di peta Jimin.

'a-ahh—s-sialan—J-jim!'

Umpatan kasar lepas begitu saja ketika Jimin meninggalkan gigitan kasar pada titik sensitifnya—membuat tubuh Yoongi tenggelam dalam kebutuhan gairah. Jimin menjilat bekasnya dan menggantinya dengan epidermis yang lain.

"milikku—"

Jimin bergumam dalam ciumannya. Tangan Jimin lincah melucuti kancing kemeja Yoongi, menarik lepas helai sutra yang dikenakannya. Membuat Yoongi dalam sekejab bertelanjang dada. Lelaki bersurai hitam itu melepas cumbuannya—menatap Yoongi yang terengah dan pasrah. Membawa tubuh Ratu Musim Dongin itu terhempas ke sofa dengan cepat—menindihnya kemudian mencumbu pucuk dadanya yang mengundang.

Ustulation.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang