➖Harder [M]

30.5K 1K 113
                                    

Seharusnya seusai konser waktu yang diberikan digunakan untuk beristirahat—

—melepas kelelahan karena energi yang diforsir selama berada diatas panggung—dihujani lampu sorot.

Hal itu tidak berlaku bagi Jimin yang sekarang sibuk meremas—menampar bongkahan kenyal milik Yoongi sembari bibirnya mengulum kulit punggung Yoongi. Menyebarkan bercak keunguan yang begitu kontras dan suara Yoongi yang merengek secara koheren di bawahnya.

"J-jiminie—ugh,"

Yoongi mendesah lagi ketika bibir tebal Jimin menuruni kulitnya serupa ciuman-ciuman halus. Lengannya pegal karena menahan berat tubuhnya dalam keadaan menungging—sesekali ia membenamkan kepalanya ke bantal ketika Jimin menjubahi kulitnya.

"a-akh—j-jangan ditampar—hh"

Jimin mana peduli, ia masih sibuk dengan bongkahan bulat kekasihnya. Sibuk menampar dengan gemas.

"salah sendiri menggemaskan,"

Jimin menggigit pipi bokong Yoongi gemas, sekali lagi memicu rengekan Yoongi keluar dengan suka rela. Sebelum akhirnya ia menyibak belahan bokong Yoongi yang mengelus kerutan lubang Yoongi dengan ibu jarinya.

"sudah berapa lama lubangmu tidak kuisi hm?"

Jimin menjilat kerutan lubang Yoongi sebelum membiarkan satu digit jarinya menginvasi bagian tubuh kekasihnya.

"a-ahh—J-jim—nghh"

Yoongi meremas linen di bawahnya ketika benda basah tak bertulang ikut menyusul jemari Jimin yang melecehkan lubangnya. Tubuhnya ambruk—lengannya tak lagi mampu menumpu berat badannya sendiri ketika lidah panas Jimin mulai menjilat dan menghisap apapun di bawah sana.

"a-akh—J-jiminie—hh"

Dua digit jari Jimin yang lainnya bergabung di dalam sana. Membuat logika Yoongi menghambur dalam gairah. Perlahan privasinya yang menegang sejak tadi mulai meneteskan precum—sedangkan siksaan lidah Jimin yang tidak pernah luput menyentuh privasinya membuatnya gila.

Jari Jimin bergerak secara brutal. Kadang telunjuknya menekuk—menggaruk dinding dalam Yoongi secara intens, atau terkadang jari tengahnya menekan prostat Yoongi secara bar-barmembuatnya tersedak dengan liurnya sendiri.

Jangan lupakan lidah jahanam Jimin;

Suara becek lubangnya yang tengah dilecehkan membuat Yoongi pusing karena gairah.

"ketat sekali sialan—"

Jimin mengumpat. Meloloskan lidahnya keluar dan beralih menjajah bokong Yoongi dengan gigitan gemas. Sedangkan jemarinya bergerak tidak membiarkan Yoongi bernafas.

"J-jiminie—ugh—a-aku—"

Baru beberapa menit Yoongi sudah meledak. Spermanya berhamburan membasahi linen di bawahnya, nafasnya beradu dengan tubuhnya yang goyah seperti jelly.

"jangan tidur dulu Yoon—penisku belum masuk,"

Jimin melepas jajahan jemarinya pada lubang Yoongi, dan tangannya beralih meremas dada Yoongi dari belakang. Memelintir nipplenya atau terkadang menggaruk aerolanya dengan jari. Membuat Yoongi merengek sekali lagi.

"J-jiminie—hnghh—j-jebal—"

Yoongi meremas tangan Jimin yang masih asyik di dadanya. Lubangnya berkedut mendamba untuk diisi—sedangkan privasi Jimin yang tergesek di celah bokongnya. Batang Jimin terasa panas, ujungnya sedikit basah—Yoongi tidak tahan untuk segera dijajah.

"a-aahmm—mmh,"

Kepala Yoongi ditolehkan dan bibirnya disambar oleh Jimin. Yoongi menggeliat ketika batang penis Jimin mulai melakukan penetrasi ke dalam anusnya, begitu pelan hingga Yoongi bisa merasakan betapa panas dan kerasnya penis Jimin. Lidah Jimin bergerak liar—beradu dengan lidahnya hingga salivanya membocor selalu sela-sela bibir Yoongi.

Ustulation.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang