➖Birthday Boy; [M]

22.1K 965 139
                                    

Yoongi sebenarnya malu luar biasa;

Ia bisa merasakan wajahnya yang memerah hingga ke telinga secara terus-terusan. Sedangkan bibirnya mengumandangkan sumpah serapah secara acak—dan lirih.

Jika bukan karena hari ini Jimin berulang tahun;

Ingatkan Yoongi jika ia tidak akan sudi berdandan seperti ini. Harga dirinya seperti dijatuhkan dari egonya yang setinggi langit.

Terima kasih kepada Namjoon dengan segala hal porno di otaknya;

Dia adalah tersangka utama yang memaksa Jiin mengenakan virgin killer sweater—demi Dewa, sweater itu nyaris mengekspos seluruh tubuh bagian atasnya. Dan juga memaksa Yoongi mengenakan panties berwarna putih lucu, serta kaos kaki berenda yang panjangnya hingga ke pertengahan paha Yoongi.

"Baby Sugar tidak mau menyapa ke arah kamera hm?"

Si bajingan Busan yang tidak tahu etika itu malah menggodanya secara gamblang. Senyum lebarnya tersembunyi dari kamera yang sibuk dipegang untuk merekam Yoongi yang menunduk malu.

"B-brengsek—"

Jimin tertawa dengan khas, jemarinya memberikan gesture agar Yoongi menghampiri lelaki itu.

"Bahasa Babe—oppa tidak suka jika Yoongi berbicara kasar,"

Keparat.

Jimin itu kinky, ia suka megumandangkan panggilan aneh ketika bercinta. Sialnya—lelaki berambut pirang itu gemar sekali menyebut dirinya oppa, padahal jelas jika Yoongi lebih tua. Panggilan itu kadang membuat Yoongi merasa tersakiti—egonya.

"Oppa keparat," sahutnya jengkel.

Jimin tertawa lagi, dan hal itu membuat Yoongi semakin jengkel.

"Kemari Sugar, jangan buang waktu dan berikan oppa blowjob ulang tahun—"

Untung saja, ulang tahun Jimin hanya sehari dalam setahun.

.

.

.

Yoongi punya ego besar;

Jika bukan karena Jimin yang sedang berulang tahun, ia tidak akan mau berada di antara dua kaki Jimin dan memainkan benda setengah tegang yang berada di sana.

"Ayo Sugar—kau suka punya oppa 'kan?"

Yoongi memutar matanya malas, merasakan pipinya memerah dan secara reflek meneguk ludah ketika tangannya meraih privasi Jimin.

"Oppa,"

Yoongi mengerling ke arah kamera yang sedang merekam aktifitas kotornya. Ia sengaja mengecup-ngecup ujung kelamin Jimin.

"Make a wish juseyo—lilinnya akan ditiup,"

Jimin menggumam tidak jelas ketika mulut Yoongi menyesak batangnya di bawah sana. Tangan Yoongi melingkari sisa penisnya yang tidak muat dijejalkan ke mulut itu; mengusaknya perlahan. Kemudian memberikan pijatan remang pada si kembar.

Jimin itu besar, Bung.

Yoongi tahu cara memainkan tempo, kadang ia sengaja melambatkan tempo. Mendengar Jimin mengumpat dengan artikulasi tidak jelas. Kemudian menyesaknya dengan terburu hingga ujung penis itu menabrak kerongkongannya. Terkadang melarikan lidahnya menyusuri urat-urat yang menonjol dan berkedut hidup.

"Sudah pandai menggoda oppa hm?"

Yoongi menyahut dengan gumaman tidak jelas, mengirimkan getar luar biasa pada tubuh Jimin. Jimin ingin sekali menjambak rambut Yoonginya, mengatur temponya sesuai dengan hasratnya yang membludak. Ingatkan Jimin—lain kali ia akan membawa tripot daripada bersusah-susah memegangi kamera.

Ustulation.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang