Yes, you're dreaming.

19.9K 942 207
                                    


Jimin merasa asing;



Secara harafiah di kamar ini. Man, dia tahu betul ini kamar Yoongi. Yang pada malam-malamnya selalu ia susupi dengan sukma, menyusup dalam mimpi lelaki itu—menidurinya lalu meninggalkan seberkas sperma hassil mimpi basah.

Tapi tangan yang terikat kencang, dan sakit ketika digerakkan, menyadarkan Jimin bahwa ada hal yang salah. Ini bukan mimpi, ingin berteriak tapi mulutnya disumpal rapat dengan lakban layaknya korban penculikan.

Ditambah ini bukan kawasannya, haram baginya menggunakan ilmu dari ibunya.



Jimin diculik, di kamar pujaan hati.

Harusnya ia senang; toh ini bukan mimpi. Sakit pada pergelangan tangan dan degub jantung yang mendobrak rusuk itu bukti konkret kalau ini bukan mimpi jorok semata. Tapi tetap saja, rasanya tersetrum adrenalin.

Sampai pintunya terbuka dan menampilkan sosok Yoongi berbalut kemeja merah kotak-kotak dan kaos putih longgar. Total membuat Jimin kaget, mendengung keras sebagai pelampiasan kesalnya.

Tapi senyum main-main di bibir Yoongi mengatakan kalau keadaan sama sekali tidak baik-baik saja. Yoongi melepas kemejanya serampangan, lalu memanjat ke ranjang. Membuat darah Jimin berdesir was-was.

"Bagaimana rasanya menjadi pengecut? Menyenangkan?"

Yoongi menyindir halus; tapi bibirnya menyunggingkan senyum miring yang menantang. Tangannya merambat berbahaya ke arah tengah celana training Jimin.

"Ibumu dan pacar perempuannya penyihir 'kan?"

Maka tiada bisa bibir Jimin yang tersumpal itu menjawab. Tapi matanya membeliak horror ketika tangan Yoongi meremas pusat tubuhnya secara tiba-tiba.

Kaget; bro.

"Tapi aku tidak menyukai pengecut, Jimin—"

Wajhnya dibuat seperti kecewa yang dibuat-buat. Tapi tangannya tidak berhenti mengusak pusat tubuh Jimin yang mulai bangkit. Tidak dipungkiri, enak. Jimin melenguh pelan ketika tangan yoongi menyusup menurunkan celana training dan dalamannya sekaligus.

"Lebih enak jika mengajak langsung seperti ini,"

Tangan halus itu membelai kejantannan Jimin. Menegakkannya naik turun. Lalu mengusap-usap lubang uretranya dengan ibu jari. Jimin keras mendadak, terlalu kering sih handjobnya—tapi enak. Jimin menggeliat gelisah ketika tanpa aba-aba kejantannya diusak dengan pipi Yoongi. Seperti kucing pada majikannya.

Sial;

Jika tidak terikat Jimin lebih memilik menjambak surai Yoongi dan memaksa lelaki itu mengulum kelaminnya. Mendengar kekeh sakartis Yoongi—membuat Jimin sedikit ngeri. Lelaki ini ternyata jauh lebih berbahaya dari fantasinya.

Jimin bertemu Yoongi satu kali, di toko kaset. Lalu tidak bisa melupakan lekuk tulang selangka Yoongi yang menggoda terlihat dari balik kaos hitamnya. Dan memilih menjadi pengecut untuk meminjam sedikit sihir ibunya. Terlebih ia tahu jika Yoogi itu tetangganya.

Dan berakhir mengenaskan; terikat di bawah submissive yang tengah gencar melakukan jilatan kucing pada kepala penisnya yang memerah.

"Sudah kubilang, aku benci pengecut, Jiminie—"

Nadanya mendayu. Tapi diakhiri dengan menghisap kepala penis Jimin yang sensitif, seperti menghisap daging gurih yang lezat. Lalu secara perlahan menurunkan kepala, menyiksa seluruh urat kelamin Jimin untuk berdenyut. Bergerakan perlahan menyiksa, menghisap, mengulum, melarikan lidah memanjakan.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 31, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Ustulation.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang