Prolog

258 8 3
                                    

Ini adalah pertemuan terindah.
Sebuah salam jumpa saat pertama kali menatap manik matamu.
Lalu, seketika jantungku berdebar.
Ternyata, kaulah penyebab debaran itu.

🍀🍀🍀

Bunyi bel pulang sekolah sudah berkumandang sejak 30 menit yang lalu. Namun, gadis dengan rambut berombang panjang itu masih sibuk terdiam di tempat. Tepatnya di kelas X-B 1, di pojok ruangan samping jendela.

Manik matanya lihai mengikuti pergerakan angin. Pun dedaunan yang berdiri tak jauh dari arahnya memandang, membuat jiwanya sejuk dan tentram. Gadis ini sedikit tersenyum. Dia bersyukur sebab masih diberi kepanjangan umur untuk menikmati Karunia-Nya. Menikmati segala indah dunia.

"Sorry, gue lama." Suara berat di ujung pintu membuat gadis itu berbalik. Lagi-lagi bibirnya melengkung indah. Akhirnya, orang yang dia tunggu datang juga.

"Nggak, kok. Anak-anak ke mana?"

Lelaki dengan seragam putih abu-abu yang acak adut itu mendekat. "Di parkiran. Yok, balik."

Si gadis mengangguk setuju. Tangannya yang lentik dengan cepat mengumpulkan beberapa alat tulis yang masih berserakan di meja. Setelah itu dia berdiri, menghampiri lelaki bermata elang tadi, kemudian berjalan menuju parkiran sekolah.

"Devan, Nazily!"

Dua manusia yang hampir sampai di parkiran itu berhenti melangkah. Sang lelaki dengan tag name Devan Aditya berbalik, menatap sumber suara.

"Kenapa?"

"Lo punya waktu bentar, gak? Anak-anak lagi ngumpul di sekret. Mau bahas program baru," ucap lelaki yang tadi menghampiri, membuat Devan mengangguk patuh.

"Mau ikut?"

Devan berbalik menatap gadis yang sibuk dengan gadget di tangannya. Gadis yang dipanggil Nazily tadi mendongak, kemudian menggeleng dengan pelan. "Nggak. Gue sama anak-anak yang lain aja."

"Yaudah. Lo pulang duluan. Hati
-hati."

Nazily mengangguk. "Oke. Jangan lupa, tell me the result of meeting, ya. Gue duluan. Dah."

Nazily menggerakkan tangan ke udara sembari berlari menghampiri 2 sahabat lelakinya yang asyik tertawa di parkiran.

"Devan mana, Ly?"

Gadis itu menunjuk dengan dagu. "Mau pertemuan OSIS, Lang."

Lelaki yang disapa Lang alias Galang itu mengangguk mengerti. "Kenapa nggak ikut? Lo kan anak OSIS juga?"

"Gue anak Mama Papa gue ya," ralat gadis bernama lengkap Nazily Zefayunda itu dengan bibir mengerucut imut, membuat 3 lelaki lain yang duduk di hadapannya tertawa.

"Nah. Tuh Nazily bener," sambar Arga sembari mengunyah permen karet.

"Seneng banget ngeledekin gue?"

"Haha." Nazily juga tertawa. "Canda gue mah. Eh, itu siapa?"

Arga menatap lelaki lain di sampingnya. "Oh, ini?"

Nazily mengangguk. Pun lelaki yang dimaksud menatap Nazily sebentar, kemudian tersenyum kecil.

"Dia Ginanjar. Temen kelas gue," jelas Arga, membuat Nazily manggut-manggut.

"Hello. Gue Barbie. Nama panjang gue pucing pala barbie." Nazily menyahut sembarangan, hingga membuat 3 lelaki di hadapannya kembali terbahak.

"Miring nih anak!" Galang menggeleng tak mengerti.

NAZILYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang