PANGERAN

69 5 0
                                    

Jangankan senyummu. Melihat kamu dengan ekspresi datar saja rasanya jantungku ingin lompat dari tempatnya.
Apa ini hanya sekadar rasa suka? Atau mungkin, rasaku lebih dari kata itu?

🍀🍀🍀

Langit gelap yang dipenuhi banyak bintang membuat Nazily tersenyum sumringah. Perasaannya begitu senang tiada tara. Bibirnya tak pernah lelah melengkung indah, seakan dia memberi tahu dunia, bahwa dia sangat-sangat bahagia.

Oh, katakanlah bahwa Nazily sangat lebay. Bahkan, dia merasa jijik pada dirinya sendiri, sebab merasa bahagia hanya karena hal se-sederhana itu.

Hal sederhana?

Kau sudah gila, Nazily? Kalau tadi lelaki itu tiba-tiba khilap, bagaimana?

Nazily merutuki dirinya sendiri.

Drt.. Drt..

Nazily mengalihkan pandangan ke ponsel yang digenggamnya.

gnnjr : Nazily.

nzly : hm?

gnnjr : gue telpon, boleh nggak?

nzly : maunya boleh apa ngga?

gnnjr : ya mau boleh lah!

Tanpa sadar, Nazily terkekeh. Namun, semenit kemudian dia kembali merutuki dirinya sendiri.

Please, Nazily. Kamu nggak boleh gampang kena hasutan cowok.

gnnjr is calling you...

Nazily terhenyak. Dia tiba-tiba merasa gugup setengah mati. Bayangan kejadian tadi siang mulai melayang-layang di otaknya. Mengganggu sistem saraf pikirnya. Membuatnya merasa ingin membuang muka di mana saja.

Sungguh. Ini memalukan. Untuk pertama kali, seorang Nazily Zefayunda, merasa aneh dengan dirinya sendiri.

Dia sedang tidak sakit, kan?

Karena panik, Nazily hendak mematikan panggilan itu. Namun, sepertinya Dewi Fortuna sedang tidak di pihaknya. Jemarinya malah tak sengaja menekan tombol hijau, dan tersambunglah telepon antara dia dan Ginanjar.

"Halo? Nazily?"

Nazily berusaha menghilangkan kegugupannya. Dia tidak boleh terdengar kaku. Dia harus biasa saja. Ya. Seperti biasa.

"Hm. Kenapa?"

"Gue lagi seneng, deh!"

"Gue nggak nanya!" Nazily menjawab ketus. Tepatnya, sok ketus.

"Eh, lupa ngasih skefo. Yaudah, gue ulang deh."

"Gaje banget lo, kodok ingusan!"

"Eh, emang lo pernah liat kodok ingusan? Ingusnya cem mana? Kek punya manusia?"

Nazily tertawa kecil. "Sama kek ingus lo yang agak ijo-ijo kuning gitu deh."

NAZILYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang