Tak ada yang menyangka. Pandangan itu, ternyata menimbulkan cinta.
🍀🍀🍀
Pagi-pagi sekali, Nazily sudah siap di halaman rumah. Seragamnya memang tidak terlalu rapi. Tapi, dia tak peduli. Dia harus ke sekolah sekarang juga. Dia ada urusan penting. Dan ini lebih penting dari konser BTS yang akan dilaksanakan di Jakarta.
"Ily? Kok pagi-pagi udah di sini?"
Nazily kaget bukan kepalang. Motor Gede milik Devan tiba-tiba berhenti tepat di depannya.
"Astaga, Dev! Kira-kira kek, kalau mau ngagetin."
Devan cengengesan. "Ya lagian. Tumben amat jam setengah 7 udah stay di sini?"
Nazily berdecak. "Gue ada urusan penting soalnya." Nazily memasang wajah panik. "Kalau lo nggak ada kerjaan mending anterin gue aja," lanjutnya membuat Devan terbahak dengan keras.
"ILY! Gue ke sini kan emang mau jemputin lo. Lo lupa?"
"Eh iya yah. Au ah. Yaudah ayo jalan. Cepetan ya!" Nazily kemudian naik di jok belakang.
"Naik motor gede ribet banget astaga. Ini motor kecilin dulu, napa?"
Devan menggeleng tidak mengerti. "Ini motor, beb! bukan kamu. Kamu kan emang kecil."
Perkataan Devan barusan membuat Nazily geram. Tangannya pun melayang memukuli kepala Devan yang tertutup helm.
"Kamu kamu dengkulmu. Geli ew!"
Devan tertawa dengan sangat. Sungguh. Tiada bahagia yang pernah dirasa, selain bisa bersama Nazily. Seorang gadis yang berhasil membuatnya jatuh, dan enggan untuk berdiri.
*****
"Nyari apaan sih Ly? Panik banget dari tadi."
Devan sibuk berdiri sambil berpangku tangan di ambang pintu. Punggungnya yang lebar dia sandarkan di kusen. Kemudian, matanya lincah mengikuti pergerakan gadis di hadapannya. Gadis yang sedari tadi tidak pernah diam semenjak sampai di kelas.
"Lo liat kecoa ngga?" Nazily berteriak sambil terus menunduk di balik banyaknya bangku. Sementara, Devan geleng-geleng.
Sebenarnya, Nazily shubuh-shubuh tadi sudah mendapati pesan singkat dari cowok yang sudah dicap 'Codus' olehnya. Dan, pesan itu mengisyaratkan bahwa dirinya akan dikerjai di kelas. Dan lagi, teringat kejadian-kejadian yang biasa dilakukan tokoh badboy dalam novel-novel yang selalu dibacanya, badboy itu akan menaruh benda-benda aneh di bangku tokoh goodgirl yang dikerjainya. Argh. Nazily frustasi sendiri. Dia menyesalkan mengapa kemarin dirinya harus bertemu dan berkenalan dengan cowok sialan itu.
"Liat hewan yang rayap-rayap ngga?"
Lagi, Devan menggeleng.
"Liat sesuatu yang aneh ngga. Yang gerak-gerak. Yang kecil-kecil pokoknya aduh!"
Nazily histeris sendiri. Sekarang, gadis itu tengah duduk di kursi guru, kemudian menutup wajah dengan kedua tangan.
"Lo nyari apa? Ada barang yang hilang?"
Kini, balik Nazily yang menggeleng. "Bukan. Itu... Em. Lo coba liat laci bangku gue deh. Gue ngga yakin mendekat."
KAMU SEDANG MEMBACA
NAZILY
Fiksi Remaja"Hello. Gue Barbie. Nama panjang gue pucing pala barbie." Nazily menyahut sembarangan, hingga membuat 3 lelaki di hadapannya kembali terbahak. "Miring nih anak!" Galang menggeleng tak mengerti. "Biarin. Mau-mau gue dong," imbuh Nazily tak terima...