suasana di sekelilingku sangatlah ramai, bukan ramai karena kekacauan sesuatu, tetapi malam ini adalah malam dimana kehidupanku akan berjalan dengan lembaran yang baru, ya sebentar lagi aku akan resmi menjadi seorang istri dari seseorang yang sudah selalu membantuku, setelah memikirkan ucapan rex, waktu itu, kira kira sebulan yang lalu, akhirnya aku menerima tawarannya untuk menikah dengannya, bukan, kami menikah bukan karena ada rasa cinta atau perasaan lebih satu sama lain, tetapi pernikahan ini hanyalah demi menyelamatkan kehidupan putriku-purry.
aku dan rex sama sama menyayangi purry, kami tidak ingin jika kehidupan purry nanti akan terancam jika sudah bertemu braden, lagian juga jika aku menikan dengan rex, maka aku tidak perlu mengasingkan diri dan bersembunyi dari braden.
saat ini, aku sedang duduk dengan perasaan gelisah dan cemas di bangku rias, kuas kuas kecil telah menyapu sebagian wajahku, berbagai alat make up telah terikir di wajahku, dan aku benar benar takjub memandang wajahku sendiri di bayangan cermin, bahkan aku tidak sama sekali mengenali bahwa yang berada di bayangan cermin itu adalah aku, malam ini wajahku, penampilanku di rias sedemikian mungkin, sehingga menghasilkan wajah dan penampilan seindah ini.
gaun putih dengan cantiknya telah melekat di tubuhku, malam ini entah karena tatanan riasnya atau gaun yang melekat di tubuhku membuatku benar benar seperti seorang ratu. aku benar benar berpenampilan sempurna.
wajahku mengulas sebuah senyuman ketika melihat putri kecilku telah datang menghapiriku, aku menatapnya dari bayangan cermin, lihatlah dia, malam ini ia benar benar sangat cantik, dan wajahnya terlihat sangat cerah. bahkan aku saja tidak pernah melihat wajahnya secerah itu
"bundaa" ucapnya sambil memeluk pinggangku dari belakang, aku tersenyum melihat tingkah lakunya, ahh putri kecilku ini sangat menggemaskan. tatapanku beralih menatap ke seseorang yang sudah di tugaskan untuk meriasku, aku menyuruhnya untuk meninggkan kami, karena aku butuh waktu berdua dengan putri manisku ini.
aku membalikkan tubuhku menjadi menghadapnya, ku pandang wajah kecil nan cerah miliknya..ah putriku yang cantik dia sangat menggemaskan.
tangan kecilnya berusahan mengusap wajahku, hingga wajahku merasakan bahwa tangan dinginnya telah menyentuh wajahku, aku tersenyum melihat ekspresi keseriusannya menatap tatanan riasanku.
"bunda benal benal cantik" ucapnya. aku tersenyum, lalu mencondongkan tubuhku ke arahnya, berniat untuk mencium pipi gembulnya.
cup
"kamu juga cantik" kataku setelah mengecup pipi sebelah kanannya, ia terkikik geli melihat perlakuanku.
"aku memang cantik api bunda ebih cantik" ucapnya. uhh rasanya aku sangat gemas kepadanya, hingga tanpa sadar tanganku sudah memegang dagu kecilnya.
"putri bunda juga cantik seperti Cinderella"
matanya langsung berbinar binar ketika aku mengucapkan perkataan itu, ya dia memang sangat menyukai Cinderella. hingga nuansa kamarnya saja bertema Cinderella.
"benalkah??pully secantik itu?" tanyanya dengan wajah polosnya. aku tersenyum lalu mengangguk.
"bunda kalau bunda menikah dengan paman lex, apa ayah tidak akan malah??" tanyanya, seketika membuat tubuhku terdiam, ahh lagi lagi aku memikirkan braden lagi jika putriku menyebutkan ayahnya.
"dengar purry, paman rex itu ayahmu sayang" ucapku. dia terlihat memikirkan sesuatu, entah apa yang ia sedang pikirkan. dan tak lama, ia hanya menganggukan kepalanya dengan ekspresi polosnya.
"dan purry tidak boleh memanggil paman rex, dengab sebutan paman, tetapi purry harus memanggilnya dengan sebutan ayah" ucapku. dia tersenyum dengan lebar lalu mengangguk.
sesaat kemudian, daun pintu kamar yang tidak jauh dariku, sudah terbuka sedikir lebar, tidak lama dari itu munculkan sosok yang mungkin akan menjadi ibuku sendiri, dia adalah orang tuanya rex, yang tidak lain akan menjadi orang tuaku juga.
wajahnya mengulas sebuah senyuman ketika melihat diriku, dia sama bahagianya dengan putriku ini ketika putriku datang menghampiriku.
"kau sudah siap, nak?" tanyanya. aku menghela nafas dengan panjang, lalu menganggukan kepalaku, dia tersenyum, lalu mengiring tubuhku untuk berjalan keluar kamar, dan langsung menghadiri acara pernikahanku, yang mana di laksanakannya di mansion ini juga, bahkan altar pernikahannya di senggarakan di dalam mansion.
ketika aku sudah berjalan di atas anak tangga satu persatu dengan langkah indahnya, bisa kulihat seluruh mata tertuju kepadaku, yang pastinya menatapku dengan tatapan terpesona.
manik mataku memandang seluruh penjuru mansion ini, ahh mansion ini benar benar sangat besar, bahkan di dalam mansion, bagian ruangan yang akan dijadikan altar pernikahan sudah sangat rapih, bahkan altarnya terlihat sangat indah. memastikan tak ada yang kurang di sana, kursi kursi di tata rapi, panggung altar yang bersih dan kokoh, dan bagian komposer musik yang akan bermain di tengah prosesi pernikahan.
setibanya di anak tangga yang terakhir, pria setengah baya sudah berjalan menghampiriku dan menyambut diriku, tangannya menyambutku dan meyuruhku untuk menerima uluran tangannya, jari jari panjangku sudah berada di telapak pria setengah baya itu, yang tidak lain adalah orang tuanya rex, kami bergandengan tangan untuk datang menghampiri seseorang. dia mengiring tubuhku berjalan mendekat ke arah seseorang.
mataku benar benar terpaku ketika melihat rex dengan gagahnya telah berdiri tidak jauh dariku, malam ini dia terlihat sangat menawan dengan tuksedo yang melekat di tubuhnya. rasanya jantungku berdegup kencang ketika melihat mata milik rex telah memandanginya dengan intents.
"kau ini bidadari atau anna??dimana calon istriku saat ini?" goda rex yang membuatku dan membuat para tamu yang sudah hadir tertawa.
dan rex, dia terlihat sangat bahagia, terlihat jelas di wajah menawannnya itu, tangan kanannya diulurkan ke arahku, berniat untuk menggandengku berjalan menuju altar, dan aku dengan senang hati menerima uluran itu. kami sama sama berjalan di atas red-carpet untuk menuju altar pernikahan.
sesampainya di sana, aku dan rex saling berhadapan, dan berpegangan tangan. mulailah prosesi pernikahan, dan dimulai oleh janji suci yang di ucapkan rex dengan senang hatinya. dia mengucapkannya dengan lantang dan jelas, sambil menatap diriku dengan tatapan sulit yang kuartikan.
setelah dia selesai mengucapkan janji suci, maka sekaranglah giliranku untuk mengucapkan janji suciku. semua orang menyaksikan kami dengan seksama, mata mereka tertuju kepada yang saat ini sedang mengucapkan janji suci, hingga akhirnya aku sudah mengakhiri ucapanku sendiri, betepatan dengan itu suara tepuk tangan langsung terdengar se mansion ini.
tatapanku beralih menatap sosok yang sudah sah menjadi suamiku, dia lah yang akan menjadi awal kehidupanku dengan lembaran yang baru. dan terlihat wajahnya makin menawan karena senyuman mempesonanya.
jantungku berdegup dengan kencang, ketika tangannya sudah menarik tengkuk leherku, hingga akhirnya bibir kami sama sama saling bersentuhan, dengan pelannya dia sudah menautkan bibirku, mencium bibirku dengan lembut dan pelan, hingga membuatku menikmati ciuman pertama ini.
selesai dia menciumku, soktak suara tepuk tangan telah bergema di dalam mansion ini, semuanya nampak sangat bahagia dan aku juga. walau pernikahan ini terbagun atas dasar tanpa cinta, tetapi aku berjanji akan membuat pernikan kami berjalan dengan manisnya, dan membuat diriku dan rex serta putri kecilku bahagia.
#
#
#
#
#
#tbc.

KAMU SEDANG MEMBACA
Mine #wattys2020
Romanceanna harus memilih hidup bersama anaknya atau pria yang ia cintai. ia tidak tahu apa penyebabnya jika pria yang ia cintai selalu saja ingin menggugurkan bayinya. padahal bayinya adalah darah daging dia sendiri. dengan terpaksa, anna memilih hidup be...