#8 Braden

257 17 1
                                        

"Ayah, ayahh"

Anak kecil itu terus menerus memanggilnya ayah, braden menatap anak kecil itu dengan bingung, tidak mengerti kenapa anak kecil itu memanggilnya ayah? Apa anak kecil ini  adalah anaknya? Tidak, itu tidak mungkin, ia selalu menggagalkan keturunannya hidup di dunia, sebelum keturunannya itu berada di dunia, ia sudah memastikan terlebih dahulu untuk melenyapkannya.

"Ayahh" kata anak kecil itu lagi, sebari berjalan menghampiri dirinya, rambut panjangnya tergerai dengan indah, matanya hijau, wajahnya mirip dengan wanitanya sekilas.

Anak perempuan kecil itu, menggandeng tangan braden, sedangkan braden hanya terdiam membisu, ia masih bingung, harus bersikap bagaimana.

"Ayahh..aku kangen" katanya, setelah itu tetesan air mata tlah jatuh dari pelupuk matanya, hati braden seakan sakit ketika melihat anak kecil itu telah meneteskan air matanya, ia berjongkok di hadapan anak kecil itu, mengusap air matanya.

"Ayah kamu dimana, sayang?" Tanya braden.

"Di depanku"

Braden terbangun dari tidurnya, nafasnya terengah - engah. Mimpi itu lagi -pikirnya. Braden sudah beberapa kali memimpikan anak kecil bermata hijau itu. Anak kecil yang sangat mirip dengan wanitanya -anna.

Ia bangkit dari tidurnya, menatap jam dinding yang sudah menunjukan angka 9. Rupanya ia sulit membiasakan waktu indonesia dengan italy. Saat ini, braden memang berada di indonesia, dan Jam 10 nanti, ia sudah ada janji dengan rex, dan ya. Ia akan menanyakan perihal keberadaan rex di venice dengan seorang wanita yang sangat mirip dengan anna. Wanitanya.

***
          Braden menunggu kedatangan rex  dengan tidak sabaran, ia sejak tadi, menatap jam tangannya, ini sudah telat 45 menit, namun rex tidak kunjung datang. Ada apa denganya? Tidak biasanya rex telat seperti ini, terlebih lagi ia dan rex sudah lama tidak berjumpa. Sahabatnya itu sejak 4 tahun yang lalu sudah berubah, sudah sibuk dan jarang meluangkan waktu bersama denganya, pikir braden.

Braden menatap ke arah sekitar, sudah lama ia tidak mengunjungi indonesia sejak kejadian 10 tahun yang lalu, dan sekarang negara ini sudah banyak berubah. Mengingat kejadian 10 tahun yang lalu, membuat braden menahan nafasnya, emosi telah merasuki perasaanya. Selalu saja seperti ini, ini lah yang membuatnya membeci negara ini, dan tidak ingin berkunjung ke sini lagi. Jika bukan karena anna, wanitanya. Ia tidak akan sudi berkunjung ke indonesia. Tempat yang banyak sekali kenangan buruk menimpanya dulu.

Tatapan braden teralihkan ketika mendengar panggilan seseorang yang ia kenali.

"Braden"

Braden menatap sosok pria berpakaian formal dihadapannya, sudah banyak berubah. Pikirnya.

"Rexx, apa kabar bro?" Ucap braden seraya memeluk rex ala pria.

Rex hanya tersenyum, lalu ia duduk di kursi tidak jauh dari braden, dan diikuti juga oleh braden.

"Aku senang, akhirnya kau mau ke indonesia" kata rex. Braden hanya tersenyum.

"Terpaksa, kau kan tau, aku sangat membenci negara ini" kata braden dengan senyum smirk -nya.

"Jadi ada apa, kau memintaku untuk menemuimu?dan hey, kenapa kau tau aku berada di indonesia?"

Braden tidak langsung menjawab pertanyaan rex, ia justru memanggil pelayan untuk mendekat ke arahnya.

Seorang pelayan pria berjalan mendekat ke arahnya. Dan ketika pelayan itu sudah berdiri tidak jauh dari mereka.

Braden langsung berkata "espresso coffeenya 2"

Mine #wattys2020Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang