Sial. kenapa aku bisa menyebutkan nama braden di saat aku dan rex sedang bersama, dan lebih parahnya lagi, aku mendesah atas nama braden, yang jelas rex lah yang membuat tubuhku terangsang dan bergairah, jujur saja sentuhan sentuhan yang diberikan rex kepadaku dapat memabukkanku, aku seperti terbang atas sentuhan lembutnya dia, tetapi entah kenapa tubuhku ini lebih menyukai sentuhan yang selalu diberikan braden kepada ku, walau braden melakukannya sedikit lebih kasar, tetapi setuhannya lah yang bisa membuatku mengalami ejakulasi, yaitu basah di bagian kemaluanku.
rex bangun dari posisinya, dia duduk membelakangiku, dan saat itulah aku merasa bersalah padanya, aku pasti telah menyakiti perasaanya.
aku merangkak mendekati dirinya, tanganku telah melingkar di pinggangnya dari belakang punggunya, pipiku ku sandarkan ke punggungnya sesekali mengusap ngusapnya dengan wajahku.
"rex maafkan aku..aku benar benar tidak sadar" ucapku dan tidak ada balasan sedikitpun dari dirinya.
sekian lama akhirnya, ia membalikkan tubuhnya menjadi menghadapku, menatap mataku dengan tatapan lesu dan sendu, dan entah kenapa hatiku bergetar melihat ekspresinya sekarang.
dia memberikan senyuman kepadaku, terlihat jelas di wajahnya bahwa senyuman itu adalah senyuman paksaan, tanganku tanpa canggung memegang wajahnya, mengusapnya lembut sementara dia hanya menutup matanya menikmati sentuhan sentuhan dari jari lentikku.
"ayo kita tidur, ini sudah malam" ucapnya dengan nada sedikit keras, aku tersenggal, mataku menatap matanya dengan tatapan lekat lekat, aku yakin dia marah kepadaku, dan saat ini dia sedang menahan gairahnya sendiri terlihat jelas di wajahnya yang sudah merah padam.
aku menggelengkan kepalaku, tanganku langsung memeluknya dengan erat, dan yang kurasakan adalah tubuhnya saat ini sedang tegang, yaa mungkin saat ini ia sedang menahannya.
"kau bisa lanjutkan yang tadi, aku berjanji tidak akan melakukan kesalahan seperti tadi lagi" ucapku dengan pelan, dia terdiam, sebelum tangannnya telah mengusap rambutku dengan pelan.
"tidak. aku tidak mau melakukannya lagi" ucapnya, wajahku ku dangakkan untuk menatap wajahnya yang memang saat ini wajahnya berada di atasku.
"kenapa?"
"karena kamu hanya bisa melakukannya dengan braden, aku tidak mau memaksakan kehendakku sendiri anna" ucapnya. aku menggelengkan kepalaku lagi.
"siapa yang mengatakan hal itu rex?kau sudah menjadi suamiku rex, dan kau berhak atas semua yang aku punya, jadi sentuhlah aku dan lanjutkan yang tadi" ucapku sedikit merasa tidak tenang, bagaimana tidak tenang, ini adalah kali pertama aku yang meminta duluan di sentuh oleh pria, biasanya pria lah yang akan mengajakun permintannya, bahkan ia langsung melakukannya tanpa dapat sepertujuanku, yaa seperti yang di lakukan braden setiap hari.
rex menatapku dengan tatapan sendu, sedangkan aku menatapnya dengan tatapan sulit ku artikan, ya di satu sisi aku tidak ingin membiarkan tubuhku di sentuh oleh pria selain braden, tetapi di sisi lain rex adalah suamiku, teman masa hidupku dan dia berhak menyentuhku karena ini adalag haknya.
terlihat dalam sekejap dia sedang mengejamkan matanya, lalu jari jari panjangnya memegang tengkuk leherku, mengusapnya dengan pelan, lalu yg selanjutnya tejadi adalah bibirku merasakan ada sebuah kecupan singkat, yaa tidak salah lagi rex telah mengecupkan bibirku, bibirnya dan bibirku hanya bersentuhan tanpa ada pangutan atau hisapan yang biasanya braden lakukan, ahh braden lagi,, mengingat namanya aku menjadi merindukan lumatan dan hisapan kasarnya, kasar tapi sangat ku nikmati.
arghh berhentilah memikirkan braden lagi anna!
lamunanku buyar ketika mendengar suara langkah kaki dari seseorang, ketika wajahku sudah mendongak ke arah depan, ternyata rex sudah berada di dekat daun pintu dan berniat untuk membuka pintu itu.

KAMU SEDANG MEMBACA
Mine #wattys2020
Lãng mạnanna harus memilih hidup bersama anaknya atau pria yang ia cintai. ia tidak tahu apa penyebabnya jika pria yang ia cintai selalu saja ingin menggugurkan bayinya. padahal bayinya adalah darah daging dia sendiri. dengan terpaksa, anna memilih hidup be...