Kamipun melanjutkan perjalanan kami. Disepanjang perjalanan tak satupun kulihat pemukiman warga. Semuanya hanya ada pohon-pohon besar. Aku masih bersyukur karena ayah bersamaku saat ini.
"Ayah, apa ayah tak capek menggendong Lala terus?"
"Tidak sayang. Ayah tak capek. Ayah senang sekali dapat menggendong Lala lagi."
"Yah, turunkan Lala saja ya. Lala sudah bisa jalan kok."
"Kenapa La? Nanti kaki Lala sakit."
"Lala senang kok bisa digendong ayah seperti yang dulu tapi sekarang Lala sudah gede. Ayah pasti berat waktu gendong Lala, bukan?"
"Ayo jujur, yah." Candaku.
"Ayah hanya ingin menjadi ayah yang dulu lagi. Dimana Lala kecil selalu meminta gendong sama ayah." Kenang ayah.
"Itu, kan dulu ayah. Sekarang berbeda. Bukannya nanti dirumah ayah bisa menggendong Lala lagi. Sekarang ayah sakit."
"Tidak bisa, sayang." Keluh ayah.
"Memangnya kenapa ayah?"
Ayah hanya terdiam.
"Ohya Lala lupa kalau ayah sudah tidak tinggal bersama bunda dan Lala."
"Tapi hati ayah dan rasa sayang ayah untukmu tak pernah berkurang. Ingatlah satu hal bahwa ayah akan selalu menjagamu." Kata ayah sambil menurunkanku dan aku berusaha berjalan walau tertatih.
"La, selama ayah tidak ada disampingmu. Jaga bunda baik-baik ya walau ada om Wirno tapi kamu juga harus hormat dengannya."
"Iya ayah Lala sudah tahu kok. Tapi ayah mengapa sih bunda dan ayah berpisah padahal ayah masih sayang dengan bunda."
"Kamu tahu sayang. Saat dua orang manusia selalu bertengkar dan tidak ada jalan keluarnya maka keputusan yang terbaik adalah berpisah."
"Apa ayah tidak membenci bunda?"
"Tidak ayah tidak pernah membenci bunda malah ayah sayang dengan bunda tapi sekarang seperti saudara saja."
"Ayah tahu tidak? Lala sayang sekali dengan ayah. Tidak ada yang bisa menggantikan ayah dihati Lala."
"Iya ayah tahu,sayang. Sampai kapanpun ayah tetap sayang dengan Lala. Putri kecil ayah." Kata ayah sebelum aku tertidur dipangkuan ayah.
Pkl : 02.00
Saat aku terbangun dari tidurku hari semakin gelap dan ayah tak ada disampingku. Aku takut sekali berada di kegelapan. Tak ada sinar dari lampu hanya cahaya redup dari bulan.
"Ayah..ayah...dimana? Jangan tinggalkan Lala" Teriakku sambil menangis.
"Ayah...ayah....." Panggilku lagi.
Aku mendengar suara ayah dari kejauhan.
"Ayah dimana?" Teriakku lagi.
"Sini sayang. Kamu jalan lurus saja. Jangan berbelok ya. Ayah menemukan pemukiman penduduk."
"Iya ayah. Tunggu Lala ya. Lala segera kesana, " Kataku sambil setengah berlari.
Memang benar kata ayah. Aku melihat rumah-rumah yang terang tapi kalau kesana aku harus turun dari bukit ini. Kulihat ayah sudah turun dari bukit ini. Ayah pasti meminta pertolongan ke penduduk.
"Ayah...Lala ikut turun ya. Tunggu Lala."
"Tidak usah sayang. Kamu tunggu saja disana. Ayah akan memanggil penduduk untuk menolongmu turun ya. Nanti ayah kembali lagi, " Kata ayah.
![](https://img.wattpad.com/cover/102594550-288-k592919.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Kumpulan Cerita Misteri Kehidupan ( Tersedia Di Gramedia Digital )
SonstigesPertama saya meminta maaf karena cerita ini akan saya hapus. Terima kasih karena kalian selalu memberi dukungannya kepada karya saya. Saya akan kembali dengan Season 2. Ada beberapa dari cerita ini akan di terbitkan. Sekali saya ucapkan terima kasih...