True Story

500 43 2
                                    

Hari yang melelahkan untuk mencari tempat tinggal bagi anak kuliah seperti aku ini. Sudah seharian aku hanya berputar-putar saja mencari kos yang cocok.

"Sial sudah hampir sore. Semua kos penuh." Aku mengumpat dalam hati.

Aku melanjutkan pencarian kos di Kota Malang. Beruntungnya aku di temani oleh temanku yang juga satu kampus denganku. Ketika kami melewati salah satu jalan di kawasan Tidar. Temanku melihat sekilas ada tulisan "Terima Kos Putri". Kami langsung turun dari sepeda motor dan bertanya apakah kami bisa mengambil salah satu kamar kosong dan kami menempati esok hari. Mungkin karena keberuntungan kami. Maka kamar di ujung dekat pintu masuk sudah sah menjadi milik kami. Wah senangnya aku.

"Akhirnya kita dapat kos ya, Sherly." Kataku senang.

Sherly mengiyakan saja.

"Kenapa? Kau tak senang?" Aku melihat Sherly melamun dan terdiam sejak kami keluar dari kos itu.

"Apa kau yakin akan mengambil kamar itu?" ucapnya ragu.

"Iya. Mau bagaimana lagi, Sher? Kita sudah tidak dapat kamar lagi yang kosong. Jawabku sambil menghentikan motor di tepi jalan.

"Baiklah. Entah kenapa ada sesuatu di sana."

"Kau jangan membuatku takut." Aku menjawabnya dengan nada takut.

"Aku tidak membuatmu takut, Mel."

"Ya sudahlah. Jika kita tak merasa nyaman. Bulan depan kita pindah." Aku menyakini diriku.

Aku segera melajukan motor pelan memikirkan perkataan Sherly.

☆☆☆☆☆

Besoknya aku dan Sherly segera pindah dari tempat kos kami yang lumayan jauh ke kos kami yang baru. Tidak banyak barang yang kami bawa. Hampir sore ketika kami sudah selesai menata barang kami. Kami sekamar berdua. Bukan karena penuh tetapi menghemat biaya kos. Dari 14 kamar hanya 5 saja yang terisi. Tujuh kamar di bawah dan tujuh kamar di atas. Kami memilih kamar yang ada di bawah.

"Mel, aku mandi dulu. Gerah nih."

"Kau ini. Udara dingin di Malang. Kau masih gerah." Candaku mendapati Sherly mandi keringat.

"Kau tidak tahu bagaimana rasanya menjadi orang gemuk." Gerutunya sambil melangkah pergi.

Saat sedang asyik menonton tv sambil menunggu Sherly selesai mandi. Aku melihat sekelebat bayangan melewati depan kamar kos. Awalnya aku pikir itu adalah Sherly yang selesai mandi tapi nyatanya bukan. Aku heran dan bercampur rasa takut. Tapi aku tak mau membuat temanku juga takut.

"Kau kenapa, Mel? Sherly bertanya padaku saat ia melihat wajahku yang pucat.

"Ah tidak apa-apa." Aku berucap bohong.

"Dia hanya berkenalan denganmu. Tak usah kau takut." Kata Sherly dengan tenangnya.

"Kau....kau juga melihatnya?" Tanyaku panik.

"Iya. Dia seorang wanita yang mencari anaknya." Sekali lagi ia santai saat mengucapkan kata itu.

"Kau...tak takut?" Aku bertanya sambil menahan rasa takutku.

"Tidak. Aku sudah biasa melihat mereka kok."

"Dasar anak aneh. Dia tidak takut tapi aku beda dengannya." Aku menggerutu di dalam hati.

○○○○○

Ternyata tidak sekali dua kali aku melihat sekelebat bayangan yang lewat di depan kamarku. Pertama jujur aku takut tapi perlahan-lahan rasa takut itu hilang. Entah kenapa.

Sudah hampir setengah tahun aku kos di kota ini bersama temanku yang indigo tentunya. Aku sudah terbiasa melihat sekelebat bayangan mereka walau tak sepenuhnya mereka menunjukkan wujud mereka. Hanya berupa bayangan tembus pandang dan merasakan kehadiran mereka saja.

Pernah aku mendengar suara rantai yang berjalan. Saat aku mendengarnya. Aku merasa rantai itu di ikat di pergelangan kaki.

"Sher, kau dengar suara rantai itu?" Tanyaku di malam hari saat kami sudah sampai kos.

"Iya Mel. Kamu jangan takut. Dia hanya ingin kita mengetahui keberadaannya. Kasihan sebelum kematiannya. Dia dirantai kakinya." Jelas Sherly tanpa rasa takut.

Aku terdiam bukan karena takut setelah mendengarnya. Tetapi suara rantai itu semakin nyata saat hujan turun deras. Ya tiap kali hujan. Suara rantai yang terbentur oleh gesekan lantai membuat terdengar sangat jelas.

"Dia seorang ibu yang sedang mencari anaknya. Tapi tak pernah ia temukan." Ungkap Sherly memberi penjelasan kepadaku.

Aku semakin penasaran dengan cerita yang di tuturkan Sherly.

"Suaminya menikah lagi sedangkan ia di kurung di kamar sampai akhir kematiannya."

Aku berdehem. "Apa dia di pisahkan dari anaknya?"

"Iya. Dia meminta kepadaku agar menemukan anaknya."

"Dan kau mengiyakan perkataannya?"

"Aku tidak tahu, Mel. Apakah aku bisa tidak."

"Jika kau bisa. Bantulah dia, Sher."

"Aku hanya bisa membantunya menyeberang agar dia tak gentayangan lagi di dunia. Masalah anaknya aku tak bisa berjanji."

Aku tersenyum mengiyakan.

○○○○○○

Sherly adalah temanku yang memiliki kemampuan melihat makhluk tak kasat mata. Dia bisa membantu arwah yang tersesat untuk menemukan jalannya.

Ia sudah memiliki ini sejak ia masih kecil. Awalnya keluarga tak bisa bahkan tak mempercayai setiap perkataannya. Ia sendiri dan merasa malu kepada dirinya sendiri yang memiliki kemampuan tersebut hingga ia menyadari bahwa kemampuan ini adalah sebuah anugerah dari Tuhan untuk membebaskan arwah yang tersesat.

Awalnya aku takut berteman dengannya akan tetapi entah kenapa akhirnya aku malah tertarik dengan kisah hidupnya. Ohya aku baru menyadari jika kita berteman dekat dengan seseorang yang indigo maka kita bisa merasakan kehadiran 'mereka'. Itulah yang aku rasakan sekarang. Aku hanya bisa merasakan kehadiran mereka yang tak tampak hingga sekarang.

●●●●●

Sedikit ya ceritanya?

Ini adalah kisah nyata yang benar-benar terjadi kepada saya. Jika kalian tinggal di kota Malang. Kalian pasti tahu letak daerah Tidar itu. Jika lewat Tidar dan ada nama jalan Lokon. Pasti kalian tahu. Itulah tempat tinggal saya dulu ketika saya berkuliah.

Kumpulan Cerita Misteri Kehidupan ( Tersedia Di Gramedia Digital )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang