Memori Yang Hilang Part 2

536 54 1
                                    


Karena warung sebelah rumah tutup akhirnya aku mencari didepan sekolahku dulu. Lagi-lagi semua orang melihatku aneh tapi aku hiraukan.

"Bu, nasi sotonya satu..."

"Makan sini atau bungkus, neng...?"

"Makan sini saja, bu sama teh hangat...."

Aku makan dengan lahap karena sejak pagi aku tak makan. Saat aku makan aku mendengar pembicaraan bapak-bapak mengenai ketua RT kami.

"Jang, kamu tahu pak RT kita. Pak Wijaya?" Ucap sang bapak.

"Iya memang mengapa?"

"Beliau selingkuh loh...?"

"Ah masa?"

Pak Wijaya? Bukannya RT desa ini pak Umar kok cepat sekali penggantiannya. Bukannya masa jabatannya masih lama?

"Berapa, Bu?" Tanyaku selesai makan.

"Sepuluh ribu,Neng..."

Aku merogoh uang dikantung celanaku dan memberi uang kepada penjualnya.

"Pak,bukannya RT desa ini Pak Umar...?" Tanyaku pada bapak disampingku sebelum pergi.

"Pak Umar? Ya bukan, Neng. Kan sudah diganti?" Jawabnya sambil menatapku aneh.

Ya ampun mengapa aku baru pergi tiga bulan semua sudah berubah. Harga seporsi soto yang tiga bulan lalu masih dua ribu sekarang malah naik drastis dan pak RT yang sudah diganti. Aku penasaraan dengan ini semua. Lebih baik aku tanya bunda saja....

"Bunda....ada dimana?" Teriakku dari luar.

Tapi tak ada sahutan.

"Bunda...dimana sih?"

Tetap tak ada sahutan.

Tok...tok.....

Ada ketukan dari luar dan aku segera membuka pintu ternyata Bu Wijah dan warga yang lain.

"Ada apa ya.... Ayah dan bunda saya tidak ada dirumah sekarang...?"

"Apakah anda anaknya pak Sungkono?" Tanya Pak RT.

"Iya Pak. Benar.....Ada apa ya, Pak?"

"Anda itu Ananda ya...?"

"Bukan saya bukan Ananda tapi Nessa...."

"Kami yakin anda itu Ananda...?"

"Pak saya itu Nessa bukan Ananda. Mungkin bapak dan ibu salah orang?"

"Tidak kami tidak mungkin salah orang....anda itu Nessa Ananda Sungkono kan..."

"Iya betul itu nama saya..."

"Ya ampun ternyata kamu masih hidup, Nak..?" Sahut Bu Wijah.

"Masih hidup? Maksud bapak ibu apa?"

"Kamu tidak ingat kejadian yang menimpa kamu, nak?" Tanya Pak RT.

"Kejadian apa ya....?"

"Nak, sepuluh tahun yang lalu kamu dinyatakan hilang dalam kecelakaan....."

"Kecelakaan? Sepuluh tahun yang lalu? Tunggu.....maksudnya apa? Saya tidak tahu...."

"Tunggu ayah dan bunda pulang saja. Biar bapak dan ibu bisa tahu bahwa saya baru pergi dari desa ini tiga bulan lalu?" Lanjutku kesal.

"Nak, mungkin kamu mendengar kecelakaan yang penabraknya baru tertangkap sekarang...........?" Kata Pak RT.

"Iya saya baru melihatnya kemarin lusa tapi apa hubungan dengan ini semua?"

"Penumpang yang tewas salah satunya adalah orangtuamu waktu mereka menjemputmu karena mereka mendengar ada tabrakan pesawat tapi mereka tewas ditengah perjalanan, " Jelas sang RT.

"Itu tak mungkin Pak...Tadi pagi mereka masih disini...lagipula orangtua saya tak mungkin naik bis menjemput saya?"

"Memang mereka tidak naik bis tapi mereka naik mobil. Dipersimpangan jalan ada bis yang mau belok sedangkan mobil yang dikendarai ayahmu didepan tapi tiba-tiba ada sebuah truk yang lewat ditengah jalan dan terjadilah kecelakaan itu. Semua penumpang bis itu terbalik dan mobil ayahmu jatuh kesungai..."

"Ah......itu tak mungkin. Kalian pasti bercanda," Kataku tak percaya.

"Itu benar, nak. Mereka pergi dengan tergesa-gesa mendengar pesawat yang kamu tumpangi mengalami kecelakaan sepuluh tahun yang lalu..."

"Itu tak mungkin. Aku tak percaya...ini semua bohong. Lebih baik kalian pergi..." Kataku sambil menutup pintu.

Aku segera berlari kekamarku dan menangis karena aku tak percaya ini semua. Bukannya aku baru pergi tiga bulan lalu? Aku sadar bahwa ada bukti yang membenarkan ini semua. Surat yang ditinggalkan bunda. Aku membacanya kembali tapi aku terkejut.

Untuk Nessa

22 Februari 2000

Sayang,kami pergi keacara pernikahan anak Pak Burhan teman ayah. Bi Inah pulang kampung. Kalau kamu lapar beli saja diluar. Bunda tidak masak. Mungkin baru besok bunda dan ayah pulang jadi kamu hati-hati ya dirumah.

Akupun segera berlari seperti kesetanan. Aku ingin membuktikan bahwa mereka salah. Aku akan bertanya setiap orang dijalan. Tahun berapakah sekarang? Dan mereka semua menjawab bahwa sekarang adalah tahun 2010. Aku menangis....kalau sekarang tahun 2010 kemana aku sepuluh tahun yang lalu? Tiba-tiba aku teringat aku pernah ada dirumah sakit aku segera berlari kesana.

"Suster...masih ingat dengan saya...?" Tanyaku saat sampai seperti orang kesetanan.

"Iya tentu semua orang disini mengenal anda?" Sahut suster Mary.

"Suster tolong katakan padaku...sekarang tahun berapa?"

"Mbak,sekarang tahun 2010."

"Itu tak mungkin...."

"Itu mungkin saja mbak karena mbak mengalami koma sepuluh tahun karena kecelakaan...."

"Koma? Jadi selama sepuluh tahun ini aku koma?"

"Iya mbak. Selama sepuluh tahun ini mbak ada dirumah sakit dan tidak ada satupun keluarga yang menjenguk..."

"Kalau saya mengalami koma mengapa nyawa saya masih dipertahankan..."Isakku.

"Mbak,tidak boleh berkata seperti itu. Kami tidak bisa melakukannya karena kondisi jantung mbak masih baik waktu itu jadi kami tidak bisa melakukan itu..." Kata suster Mary memeluk Nessa.

"Buat apa saya harus hidup kalau saya harus kehilangan kedua orangtua saya?" Aku menangis.

"Yang sabar ya mbak..." Sekali lagi suster Mary memeluk Nessa.

Tiba-tiba aku teringat dengan kejadian itu dan mimpi yang aku alami. Aku ingat bunda meneleponku untuk menunda kepulanganku ke Indonesia tapi aku membantahnya dan mengapa semua orang memandangku aneh. Aku jadi sadar mengapa ayah dan bunda yang aku temui hanya berdiam dan berwajah pucat juga dingin ternyata mereka sudah meninggal. Aku jatuh tersungkur dan menangis. Andai saja aku mendengar perkataan bunda. Aku menyesal.....

Kumpulan Cerita Misteri Kehidupan ( Tersedia Di Gramedia Digital )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang