Part 10

113K 6.1K 204
                                    

"...Saya sudah tidak bisa menjaganya lagi..." samar - sama aku mendengar ucapan Ibu "Tolong buat dia bahagia kembali, saya tidak lagi melarang, waktu saya di dunia ini sudah tidak lama lagi, jadi saya mohon kepada kamu, ingat atau tidak ingatnya dia, cintai dia kembali, Juan"

Aku mematung.

Siapa yang tidak ingat siapa?

Kenapa Ibu tau kalau dia adalah Juan?

Kenapa Ibu nyuruh dia untuk mencintai kembali?

Apa yang terjadi?

Apa yang enggak aku tahu?

"Kakak" Risa menangkapku saat aku baru saja ingin terjatuh.

Kepalaku pusing sekali.

"Kakak duduk dulu kak" Risa menggandengku duduk.

"Bunda kenapa?"

Aku memejamkan mataku, nafasku berat, untuk beberapa detik. Sampai akhirnya Juan keluar dari ruangan Ibu.

"Ada apa?" Tanyanya sambil berjalan kearahku.

Aku menggeleng "Enggak apa - apa"

Risa menatapku dengan khawatir "Kakak hampir jatuh tadi, Kakak kenapa? Pusing? Atau kenapa?"

"Daddy, Bunda sakit" ucap Lena.

Juan meletakan tangannya di dahiku "Hangat, Kita ke dokter"

Aku menggeleng "Saya ga apa - apa"

Juan duduk di sampingku.

"Kita mungkin perlu bicara"

Risa menatap kami "Aku sama Lena kedalem aja yah kak"

Aku mengangguk, diikuti Risa yang menggandeng Lena menuju kamar Ibu.

"Ibu tau kalau Bapak itu Juan" ucapku "Saya denger ucapan Ibu kalau Bapak harus mencintai seseorang lagi, dan Ibu manggil Bapak dengan sebutan Juan"

Juan menghela napas "Pertama stop panggil saya bapak, kedua iya Ibu kamu tau"

Aku menatapnya tak percaya "Ada apa sebenarnya? Apa yang saya gak tau disini?"

Juan menatapku nanar lalu mengalihkan pandangannya "Saya enggak bisa jelasin ke kamu, mungkin Ibu atau Risa bisa jelasin ini ke kamu"

"Kenapa? Kenapa kamu enggak bisa?" Ucapku yang tak lagi formal kepadanya. 

Dia sempat merubah rawut wajahnya, namun dia kembali menghela napas.

"Karena menceritakan itu, sama saja membuka plester di luka yang belum kering" katanya.

Kepalaku kembali pening.

"Mungkin kamu lebih baik istirahat, saya antar ke apartemen kamu"

--------

Aku duduk diam di sudut ranjangku. Berfikir apa yang sebenarnya terjadi. Mencoba menelaah dan mengingat - ngingat. Tapi hasilnya nihil. Aku tidak mendapat jawabannya.

Jadi, sebenarnya siapa Juan?

Suara ketukan pintu menyadarkan lamunanku yang tak berujung.

"Kak, ini Risa"

Aku membuka pintu "Iya.."

Risa masuk dengan membawa sekantung belajaan "kita masak yuk kak"

"Kamu ada - ada aja Ris, kenapa tiba - tiba minta masak bareng"

Risa menggeleng "Pengen aja, kan udah lama kita ga masak - masak"

Kami akhirnya menata barang belanjaan yang dibeli Risa.

Ex-  ComplexTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang