Ban belakang motor berdecit keras begitu rem yang di injak habis menghentikan motor di depan rumah di ujung gang. Cowok tinggi cekung tanpa helem, berkaos oblong dengan peci hitam di kepalanya. Di rapikannya dulu letak peci hitamnya dua kali lalu membuka kacamata hitam yang nangkring di atas hidungnya yang mancung bengkok. Tanpa kacamata, kini kelihatan dua mata besar belok di bawah naungan sepasang alis tebal macam celurit. Namanya Ronny. Ronny sentakkan gas motornya dua kali berturut-turut hingga menimbulkan gelegar kebisingan di ujung gang. Seorang Kakek tetangga yang lagi terkantuk-kantuk di bawah pohon sambil asyik menikmati rokoknya tersentak kaget. Darah tingginya langsung kumat. Si Kakek bangkit berdiri, julurkan kepalanya yang setengah botak di pagar rumahnya sembari menurunkan kacamatanya.
"Kagak heran, dia lagi..! Si mata jengkol!" ujar si Kakek dengan tampang di tekuk. "Hoiiii bangke hidup..! Jangan berisik di kampung orang! Sekali lagi lu genjot tuh gas, gue guyur embun embunan lu!!"
Ronny yang masih di atas motor nyengir. Sambil dua tangan di dapatkan dan di letakkan di atas kepala ia berkata.
"Maapin be, gak sengaja..!" cepat cepat di putarnya kunci kontak mematikan mesin motor. Lalu matanya yang belok memandang ke pintu pagar rumah di depannya. Disitu berdiri seorang anak seusianya mengenakan sarung dan kaos putih.
"Zam.. Brengsek lu. Jadi orang bener bener kelewatan.!"
Zamzam anak yang berdiri di pintu pagar tenang saja membetulkan letak pecinya yang bertengger di kepalanya.
"Busyettt lu Ron. Ngucap salam kagak langsung ngomel ngomel.! Turun dulu dari motor baru ngomel..!"
"Sialan lu..!" umpat Ronny sembari turun nyamperin Zamzam. "Dari pagi kamu di tungguin, nggak taunya masih nongkrong di rumah. Gila bener.!"
"Gila bener atau bener gila..?" ujar Zamzam sembari mengulum senyum.
"Zam, urusan jadi nggak karuan kalau kau nggak datang. Susunan acara, peralatan, teman teman yang mau tampil, semua gak bisa di atur..!" keluh Ronny.
"Kok aku yang di salahkan.? Dulu dulu aku sudah bilang, nggak mau ikut ikutan jadi panitia perpisahan. Lagian katanya semua sudah pada pintar. Ngapain nunggu aku si idiot.?"
Siapakah zamzam ini..?
Simak di part berikutnya ya...
KAMU SEDANG MEMBACA
LABIRIN
AdventureZamzam dan teman teman mendaki sebuah gunung. Ketika dalam perjalanan pulang hujan deras di sertai angin kencang membuat tanah di sekitarnya longsor. Membuat mereka menunda perjalanan pulang dan memutuskan untuk mencari tempat berlindung. Akhirnya m...
