Bab 6

178 8 0
                                    

Enam pasang mata di putar ke arah pintu warung. Disitu sudah berdiri Zahra mengenakan keneja panjang selutut dengan pashmina senada dengan celana yang di kenakannya.

Zamzam agak bingung, Aisyah tenang saja. Sambil tersenyum ia berkata.

"Aku pulang zam, nanti cerita yang banyak ya.."

Zamzam menjawab tidak, mengangguk juga tidak. Ia melirik ke arah Zahra sekilas. Saat itu Aisyah sudah beranjak ke pintu. Di ambang pintu dua cewek itu saling pandang. Zahra memasang sajah di tekuk. Aisyah malah menegur.

"Zahra, aku duluan ya.."

Zahra tidak menyahut. Ia tidak menoleh, namun matanya seperti mau di putar memperhatikan Aisyah. Ia melangkah memasuki warung, dan duduk di depan meja Zamzam.

"Ngapain tuh cewek datang ke sini?"

"Ngobrol."

"Ngobrol? Di warung segede gini berduaan? Pakai pegang pegang tangan segala"

"Dia yang megang, bukan aku!" jawab Zamzam. Sesaat ia masih bingung. Sambil menyandarkan tubuhnya ke kursi ia mulai bersikap tenang.

"Pasti dia penen ikutan"

"Ikutan apa?" tanya Zamzam.

"Alaa.. Belagak nanya lagi. Kamu pikir aku nggak tau kalau kalian mau naik gunung?"

"Kok tau?" tanya Zamzam. Zahra tidak menjawab malah nanya balik.

"Di kasih?" zahra menunjuk amplop di atas meja dengan dagunya.

"Kok kamu mendadak sibuk sih zah? Biasanya acuh aja sama aku, sama teman teman"

Zahra memanyunkan bibirnya. Dua matanya masih memandang amplop di atas meja.

"Apaan tuh.?"

"Amplop" jawab Zamzam.

"Ya amir.. Aku gak buta zam. Jelas itu amplop bukan pisang! Yang aku tanya isinya apa?"

"Tau.. Liat aja sendiri" ujar Zamzam mulai kesal.

Zamzam mengira zahra tidak akan mengambil amplop itu. Ternyata dugaannya salah. Tangan kanan Zahra bergerak mengabil amplop di atas meja, enak saja di sobeknya salah satu sisinya, dan mengintip isinya. Terlihat uang ratusan ribu jumlahnya sekitaran dua jutaan.

"Waaaw... Banyak amirr" seru Zahra.

Sementara di dapur ria mengomel.

"Si Zahra itu gak tau etiket! Amplop orang enak aja di buka!" gerutu ria.

"Lagian si Zamzam sok sabar! Jadinya si Zahra lancang! Songong." ujar rio kesal.

"Sekarang tanggal berapa ya?" zahra bertanya pada Zamzam.

"Tau.. Kenapa emang?" Zamzam tanya balik.

"Nggak.. Ku kura akhir bulan, kau baru nerima gaji dari cewek itu. Duit buat apaan?"

"Dia nyumbang buat teman teman"

"Nggak heran, anak horang kayahh. Duit segitu sih nggak ada artinya. Lalu imbalannya kamu dapat apa zam?" tanya Zahra sinis.

"Gak ada. Siapa juga yang minta imbalan"

"Cuma bisa pegang tangan doang?"

"Dia aja yang pegang aku.. Aku mah ogah" jasab Zamzam. Zahra tertawa.

"Uhhhh.. Ketawanya kayak kuntil anak kebelet beol" bisik vino di belakang dapur membuat teman temannya cepat menekap mulut menahan tawa.

"Pasti kamu ngajak dia ikut naik gunung"

LABIRINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang